8. Nexus

225 40 11
                                    

| Seokjin's house | Seoul, South Korea |  02:00 PM

Hari ini adalah hari libur nasional dan. Setelah empat hari tinggal di rumah Seokjin, Jisoo akhirnya memiliki kesempatan untuk menjelajahi rumah Seokjin. Kakinya menyusuri setiap sudut yang belum sempat ia jelajahi. Rumah besar ini hanya diisi olehnya dan beberapa robot pembersih lantai yang mondar-mandir membersihkan lantai.

Jisoo jadi bertanya-tanya, apa yang disembunyikan Seokjin di rumah sebesar ini? Setiap ruangan dipasangi kunci pintar dan tidak ada satu pun pelayan yang diizinkan masuk sembarangan, bahkan untuk sekadar membersihkan.

Terutama pintu di ujung koridor ini.

Jisoo termangu di depan salah satu pintu dengan keamanan tertinggi di sini. Penasaran, apa yang ada di balik pintu ini? Dokumen rahasia? Peralatan canggih? Apapun itu, apakah wajar Seokjin mengamankannya dan memasang kunci biometrik?

Jisoo berjengit ketika sebuah sinar biru tiba-tiba menyinari wajahnya dari kunci otomatis, seakan membaca wajah dan mendeteksi matanya.

"Welcome, Mrs. Kim Jisoo." dan pintu terbuka.

Sepertinya Jisoo menemukan lagi salah satu karya modern dari otak Kim Seokjin, selain sensor langkah kaki, lemari pakaian pintar, robot pembersih lantai, dan barang-barang praktis lainnya. Jisoo sampai tidak kaget dengan modernitas rumah ini.

Jisoo melangkah masuk. Ruangan tersebut bernuansa putih dengan lampu yang sangat terang. Meskipun begitu, satu-satunya benda di ruangan seluas empat kali lipat kamar tidurnya itu hanyalah meja kaca berbentuk setengah lingkaran di tengah ruangan. Selain itu, tidak ada yang menarik dari ruangan tersebut.

Lalu, kenapa tempat ini dikunci?

Jisoo bersandar pada meja, matanya menelusuri ruangan, bertanya-tanya apakah ada yang terlewat olehnya. Hingga tangannya tanpa sadar bertumpu di meja kaca. Seketika meja tersebut bersinar, menyala menyesuaikan letak telapak tangannya hingga Jisoo terkejut. Lampu ruangan sontak redup, berlanjut dengan keluarnya layar hologram 3D melayang di setiap sudut ruangan, menampilkan berbagai macam data dan diagram yang tidak ia mengerti hingga ruangan segera penuh dengan cahaya layar.

"Selamat datang, Nyonya Kim."

Jisoo melongo.

"Sedang apa?"

"Huwaaa!" Jisoo menjerit. Suara berat menggema di ruangan dan menusuk gendang telinganya, membuat Jisoo terlonjak nyaris terjatuh.

"Seokjin!" seru Jisoo kesal. Tentu saja, pasalnya sedari tadi ruangan ini sepi tanpa ada tanda-tanda kehidupan kecuali dirinya, sampai pria dingin itu muncul di ambang pintu.

"Menemukan barang menarik?" tanya Seokjin, masih bersandar di pintu. Ia memakai kemeja hitam polos yang digulung sampai siku, sedangkan kedua tangannya terbenam di dalam saku celana abu-abu. Jisoo mengedipkan mata. Sempurna, seperti biasa.

"Apa ini?" tanya Jisoo, membuang pandangannya pada layar-layar yang bersinar di sekelilingnya, bukan ke pria yang terpahat sempurna yang berdiri di pintu.

"Ini adalah Nexus. Sebuah sistem informasi terpusat yang aku kembangkan," jawab Seokjin. "Nexus bisa mengakses dan menganalisis semua data yang pernah dimasukkan di internet, termasuk identitas seseorang, kewarganegaraan, data penting, bahkan identitas yang telah dihapus sebelumnya."

"Sombong sekali," cibir Jisoo, meskipun begitu ia merasa tertarik. "Apa kemampuan spesial lainnya?"

"Nexus dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, baik itu kamera keamanan, sensor rumah, maupun perangkat lain yang terhubung. Bahkan bisa memantau kondisi cuaca, keamanan lingkungan, dan memberi peringatan dini jika ada potensi bahaya," jelas Seokjin.

Heart Sighs in Love [JINSOO Ft. SURENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang