| Main Hall, Kim Grand Center | Seoul, South Korea | 08:00 PM
Hari ini adalah perayaan ulang tahun ke-81 Kim Group. Semua eksekutif dari berbagai divisi, seperti Kim Industrie, Kim Elite Investigation, Kim Finance, Kim Family Foundation, Kim Department, Kim Hospital, dan lainnya, berkumpul di Kim Grand Center. Perayaan ini begitu besar hingga terasa seperti hari libur nasional, dengan semua kantor perusahaan Kim yang tutup untuk merayakannya. Bahkan Presiden dan Wakil Presiden Korea Selatan hadir, meski hanya menyempatkan singgah karena setelahnya harus mengurus tugas negara.
Di tengah keramaian itu... Suho, direktur Kim Elite Investigation, hanya bisa memandangi Irene dari kejauhan. Dia sesekali menyesap winenya, mencoba meredakan gejolak yang berkecamuk dalam hatinya. Irene, yang setia berdiri di sisi ibu angkatnya, tampak menghindari tatapannya. Suho tahu alasannya. Tiga hari lalu, mereka telah bertemu dan berbicara empat mata. Percakapan yang begitu berat, penuh emosi, dan berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan.
Irene, dengan luka yang masih menganga di hatinya, mengungkapkan bahwa ia tidak bisa menjalin hubungan dengan seseorang yang dianggapnya bertanggung jawab atas kematian keluarganya. Kata-katanya penuh dengan kepedihan, dan Suho merasakan setiap kalimatnya seperti pisau yang menusuk jantungnya. Dia tahu bahwa dia tidak punya hak untuk mengejar Irene lagi. Cukup untuk memerhatikannya dari jauh, itu sudah cukup untuk Suho.
Myung Soo, yang melihat kekalutan di wajah Suho, berjalan mendekatinya. "Suho," sapanya pelan, "Kau sudah menatap adik angkatku itu sejak tadi."
Suho hanya mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan emosinya yang mulai mengalir. "Aku tidak tahu bagaimana harus menghadapinya lagi," ucapnya pelan, nyaris berbisik.
Myung Soo menepuk bahu Suho dengan lembut. "Kita semua punya beban. Tapi kau harus menerima kenyataan ini. Irene juga perlu waktu untuk menyembuhkan luka-lukanya."
Suho menghela napas panjang, matanya tetap tertuju pada Irene yang masih berdiri di samping ibu angkatnya. "Aku takut. Takut kalau dia akan tambah membenciku."
Myung Soo mengangguk, memahami perasaan sahabatnya yang merupakan salah satu eksekutif perusahaan keluarganya itu. "Kau sudah melakukan yang terbaik yang kau bisa. Kadang, yang bisa kita lakukan hanyalah memberikan waktu dan ruang."
Suho menyesap minumannya sekali lagi, mencoba menenangkan dirinya. "Kau benar, aku tidak punya alasan lagi untuk menjelaskan atau meminta maaf. Aku sudah menghancurkan hidupnya."
Suho harus menerima kenyataan bahwa ia hanya bisa memandangi Irene dari kejauhan. Myung Soo berdiri di sampingnya, memberikan dukungan yang dibutuhkan. Ia tahu, meskipun Suho tidak bisa memperbaiki masa lalu, ia tetap bisa memastikan bahwa Irene akan baik-baik saja, meskipun hanya dari jauh. Itu sudah cukup baginya.
Sementara di sisi lain, Seokjin berdiri menatap kerumunan orang-orang penting di tempat tersebut. Ia menghela nafasnya, tahu bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin perusahaan ini. Orang tuanya sangat berhati-hati untuk tidak menyerahkan perusahaan kepada kakak-kakaknya yang tidak tertarik dengan bisnis. Kebetulan, Seokjin sangat menyukai dunia bisnis. Selain itu, ia juga menyukai bidang mekanik. Namun tetap saja, membayangkan dirinya memimpin perusahaan yang tersebar di seluruh dunia seperti menjadi presiden di sepuluh negara sekaligus. Ratusan ribu orang menggantungkan hidup mereka padanya. Itu berarti, Seokjin tidak boleh mengecewakan siapapun.
Seokjin pernah bertanya pada ayahnya, apa yang membuat ayahnya bisa bertahan. Jawaban yang ia dapatkan adalah, "Karena ayah punya ibumu."
Seokjin jadi penasaran, seberapa besar pengaruh seorang wanita dalam hidup pria sukses? Ngomong-ngomong, hari ini Seokjin seharusnya bertemu dengan gadis itu. Gadis yang katanya layak ia lindungi seumur hidupnya. Seokjin ingin tahu seberapa besar ancaman yang dihadapi gadis itu sehingga ayahnya, Perdana Menteri Korea Selatan, meminta bantuan keluarga Kim untuk melindunginya, padahal ayahnya bisa memerintahkan seluruh aparat keamanan untuk menjaga gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Sighs in Love [JINSOO Ft. SURENE]
RomanceTerikat oleh perjodohan, dua hati yang tak pernah meminta kini saling jatuh cinta di tengah takdir yang tak berpihak. Setiap pagi, ia terbangun dalam dekapan pria yang menjadi pusat dunianya, hanya untuk menyadari bahwa demi keselamatan orang yang...