1. Annoying Kidnapping

471 70 16
                                    

| SNU | Seoul, South Korea |12:30 PM

Jisoo merasa makan siangnya tidak tenang. Rasanya ia ingin sekali menghentikan celotehan Jennie yang tiada henti. Gadis di depannya ini seperti tidak pernah kehabisan energi, tawanya menggelegar sejak kelas mata kuliah Statistical Methods selesai.

"Mengapa kau tidak bisa menghentikan kebiasaan burukmu itu? Hanya satu setengah jam, Jisoo! Berhentilah memainkan ponselmu!" Jennie berbicara sambil tertawa keras. Sulit baginya untuk berhenti. Karena Jisoo tertangkap sedang menggunakan ponsel saat pelajaran, dosen Han yang terkenal galak mengusirnya dari kelas.

Jisoo memandang Jennie dengan kesal, "Oh, ya? Kau hanya beruntung dosen galak itu tidak memergokimu membaca komik di kelas."

Jennie tertawa melihat mata sinis Jisoo. "Jisoo, kau tahu kan kelebihanku itu keberuntungan?" balasnya sambil tertawa. "Makanya, hentikan kebiasaan jelekmu itu. Aku penasaran, apa yang akan terjadi jika kau tidak bermain ponsel di kelas?"

Jisoo hanya memutar bola matanya, sudah malas menanggapi ucapan Jennie. Jika gadis bermata kucing itu bukan sahabatnya, ia sudah melempar mulut berisiknya dengan meatball. Lebih baik ia habiskan makan siangnya.

"Oh, lihat! Kim Industries mengeluarkan produk baru lagi!"

Saat Jisoo menoleh, Jennie sudah asyik dengan handphonenya. Gadis itu langsung memamerkan layar yang menampilkan website Kim Industries. Jisoo bisa melihat gambar kacamata canggih di sana. Bukan kacamata biasa jika dilihat dari keterangannya.

"Kacamata ini bisa menampilkan notifikasi dari ponsel, memotret, merekam video, dan bahkan memberikan petunjuk arah dengan teknologi augmented reality. Jika berlangganan premium aplikasinya, kita juga bisa mendapatkan laporan kesehatan mata dan analisis lingkungan," jelas Jennie, masih terkagum-kagum sendiri.

"Tidak heran Kim Group bisa sekaya ini."

"Sepertinya begitu," sahut Jisoo, tidak terlalu tertarik. Tanpa perlu Jennie beritahu, Jisoo sudah tahu kegunaan kacamata itu. Bahkan ia sudah memilikinya.

Bukan bermaksud untuk sombong. Hanya saja kacamata canggih itu memang dikirim oleh Kim Industries untuknya—bahkan keluarganya, secara cuma-cuma. Tunggu dulu. Bukan hanya kacamata, setiap produk baru dari perusahaan itu, keluarganya akan mendapatkan hasil produksi pertama.

Dua hari yang lalu mereka mengirimkan pembersih udara pintar yang bisa dikendalikan lewat smartphone. Jisoo cukup senang dengan penemuan ini, karena udara di rumahnya sering terasa pengap.

Empat hari yang lalu mereka memasangkan sistem keamanan rumah yang terintegrasi dengan kamera pengawas dan alarm. Sistem tersebut dapat diakses dan dikendalikan melalui aplikasi di ponsel mereka.

Masih banyak alat canggih yang dikirimkan Kim Industries ke rumah Jisoo, dan ia tidak akan pernah mau menghabiskan waktu hanya untuk menyebutkan barang tersebut satu per satu.

Terima kasih kepada Kim Nam Gil, Perdana Menteri Korea Selatan yang bersahabat baik dengan President Director Kim Group.

"Apakah keluargamu sudah mendapatkan barang dari Kim Industries yang satu ini? Kau sudah mendapatkannya? Aku penasaran..." Jennie termenung sejenak ketika melihat mata Jisoo lebih seksama, yang diikuti senyuman kalem Jisoo. "Sialan kau, Kim Jisoo! Kau sedang memakainya!"

Jisoo terkekeh melihat Jennie kesal. Ia mengeluarkan ponsel dan memamerkan wajah aib Jennie yang tadi menertawakannya. Wajah tawa yang lepas kendali Jennie memang terlihat sangat aneh. "Mulai sekarang berhati-hatilah, aku bisa mendapatkan aibmu kapan saja."

"Awas kau, Jisoo!"

Seluruh kelas mata kuliahnya hari ini akhirnya selesai, dan kini Jisoo sedang sibuk melepas kacamata canggihnya di toilet wanita. Kacamata itu membuatnya agak letih dengan notifikasi yang terus muncul. Dan sebenarnya Jisoo tidak terlalu suka memakai gadget di wajahnya, rasanya terlalu mengganggu.

Heart Sighs in Love [JINSOO Ft. SURENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang