5. Sudden Proposal

271 44 9
                                    

| Kim Family Residence | Seoul, South Korea | 09:00 AM

"Arsenik?"

"Benar," kata Sehun sambil menyerahkan map tebal berisi hasil otopsi tubuh pemilik Kim Group. "Tidak ada bau, tidak berwarna, dan tidak menguap. Sangat sulit dideteksi. Kalau saja tim kami tidak menemukan gelas wine yang diminum oleh Direktur Kim, kami pasti kesulitan menemukan racun itu."

Seokjin memperhatikan ibunya, Son Ye Jin, yang duduk di ujung sofa. Ia jelas menolak memeriksa map yang diberikan Sehun. Bahunya bergetar hebat. Selama ini ia mengira Kim Hyun Bin mengalami serangan jantung.

Myung Soo membawa Nyonya Ye Jin bersandar di pundaknya, sementara Taeyeon menggenggam tangan ibunya dengan erat, berusaha menenangkan meskipun tangannya sendiri berkeringat karena berita mengejutkan itu.

Tidak ada seorang pun dari mereka yang menyangka, bahkan dalam praduga terliar mereka, bahwa Kim Hyun Bin sebenarnya dibunuh.

Irene mengambil map dari tangan Sehun dan membukanya. Ia menelan ludah dengan susah payah melihat foto mayat ayah angkatnya. Sudah hampir empat tahun ia bersama keluarga Kim, kehilangan pria paruh baya yang merawatnya selama ini seperti kehilangan keluarga sekali lagi.

"Racun ini menghancurkan setiap bagian dari sistem pencernaan yang dilewatinya. Gejalanya meliputi muntah, kram perut, diare, dan sesak napas. Dengan 208 mg arsenik di tubuhnya, saya heran bagaimana Direktur Kim bisa bertahan selama lima menit saat berpidato."

Semua yang berada di ruangan merasa ngeri. Kim Hyun Bin menelan racun berdosis tinggi dan masih bisa berdiri?

"Lalu, bagaimana bisa?" Seokjin menggantungkan pertanyaannya, menatap tajam ke arah Direktur Kim Elite Investigation (KEI). Pria yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara. "Kami menemukan tabung lipstik kosong yang telah diperiksa oleh forensik dan digunakan sebagai wadah arsenik."

Mata Suho menggelap, kematian CEO Kim adalah kegagalan terbesar dalam hidupnya. "Tabung itu bersih, tidak ada sidik jari atau jejak pemiliknya. Yang kita tahu, kemungkinan besar pelakunya seorang wanita."

Seokjin terdiam beberapa saat. Tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan pelan, jelas sedang berpikir keras. Tidak ada satu pun yang berani mengusik Seokjin apalagi dengan kilatan murka di matanya.

"Pelakunya," Seokjin menatap tajam Suho. "Shinhwa?"

"Organisasi itu?" Nyonya Ye Jin merasa dadanya sesak. Ia mengenal mafia itu dengan baik. Mafia yang hampir menghancurkan keluarganya 15 tahun yang lalu. "Tidak mungkin... seharusnya mereka sudah..."

Suho meraih ponselnya dan membuka data Shinhwa. Lima belas tahun lalu ayahnya, Kim Sam Bum, menjabat sebagai direktur KEI. Suho tahu betapa keras perjuangan Kim dan ayahnya dalam memberantas Shinhwa yang tiba-tiba menguasai Kim Group dan memperalat perusahaan untuk mengacaukan politik pemerintahan, menjadi kambing hitam hingga mendapat tuntutan kriminalitas. Departemen Kepolisian Korea Selatan hingga FBI pun turut membantu.

"Berdasarkan data polisi, pemimpin Shinhwa meninggal dalam penjara terkena serangan jantung delapan tahun lalu." Suho membacakan laporan yang dikirim langsung dari Kepolisian Korea Selatan. Sejak KEI dan Kepolisian Korea bekerja sama menghancurkan Shinhwa, kedua departemen ini saling bertukar informasi.

"Bagaimana dengan pengikutnya? Keluarganya?" tanya Seokjin lagi.

Suho mengetuk layar ponselnya dan tampilan hologram langsung memenuhi ruangan. Ia menggeser ratusan folder data yang terlihat dan memilih salah satu yang berisi data pribadi Pemimpin Shinhwa.

"Oh Ji Ho, dia sebatang kara. Keluarganya habis dalam sebuah kebakaran. Ia hidup 12 tahun di panti asuhan. Setelah itu menikah, dan tak sampai lima tahun istrinya meninggal karena kanker payudara. Tidak ada informasi bahwa mereka sempat memiliki anak."

Heart Sighs in Love [JINSOO Ft. SURENE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang