Chapter 16

5 0 0
                                    

Rafka menarik cepat lengan Vi dan menangkap tubuh Vi yang hampir terjatuh dari tangga. terlihat di telapak tangan Vi bekas infusan masih terpasang.

     ",kamu mau kemana? ",ujar Rafka pada Vi yang berada dalam dekapanya, 

Vi mendongakan kepalanya tatapanya nanar, tapi aimata jelas mengembang di matanya. yang dimana Rafka membaca isi pikiranya bahwa perempuan di hadapanya merasa bersalah atas situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Rafka sangat ingin sekali berbicara semua akan baik - baik saja, semua terkendali. dan apa yang di takutkan Vi itu tidak terjadi.

     Namun sayang.. semuanya benar terjadi, saat hari dimana Vi sekarat dalam peluknya. Rafka di hampiri Rigo, Rafka menatap Rigo penuh harap. disana terlihat Rigo sama sekali tidak seperti ancaman bagi Rafka, tangan Rigo lalu mengulurkan selembar kertas. benar kertas yang berisi akusisi perusahaan keluarga Rafka, Rafka mendekap tubuh Vi lalu memberikan sebuah ciuman pada bibir Vi. apapun yang bisa menyelamatkan Vi Rafka akan lakukan saat ini.

         ",maaf",Kata Vi

lamunan Rafka buyar saat Vi mengutarakan kata tersebut, diikuti dengan isak tangis yang sudah tidak bisa dibendung lagi oleh Vi.  ",aku hancurin semua, aku bikin keluarga kamu hancur, Bunda pergi selamanya juga gara-gara aku.",

       ",terus kamu mau pergi? gitu aja setela semuanya ?", ujar Rafka

Vi menggelengkan kepalanya, ",Buat apa kamu juga harus nyelametin aku kemarin? ",

       ",kamu mau aku tinggalin gitu aja? berdarah.. darah ?kamu pikir aku setega itu Vi?",jawab Rafka dengan nada agak meninggi.

        ",aku hidup juga sekarang gunanya apa Raf? keluarga kamu gak akan balik lagi utuh kayak dulu, aku bilang tinggalin aku.. aku udah bi__",

Rafka menarik Vi kedalam pelukanya, sebelum Vi menyelesaikan perkataanya. Rafka memeluk erat - erat Vi yang menangis didalam peluknya. ",cukup kamu jangan pergi setelah aku kehilangan banyak hal", kata Rafka.

tangis Vi makin menjadi saat mendengar perkataan Rafka, bagaimana bisa Rafka sebodoh itu menukar nyawa Vi yang ia anggap tak berhaga seperti sekarang dengan perusahaan milik keluarganya. bagaimana Vi harus hidup saat ini ? beasiswa yang ia kejar gagal, ia yatim piatu, pasti saat ini keluarga Rafka pun membenci dirinya. karena penyebab semua ini adalah Vi.

      Rafka melepaskan peluknya, dan menghapus air mata yang mengalir di pipi Vi.  ",kamu juga gak bisa pulang dan tinggal dirumah kamu sekarang, udah gak aman. aku takut Lora makin sesuka hati karena pasti dia tau kamu tinggal disana. ", jelas Rafka

      ",kamu tinggal sama aku ya?", Bujuk Rafka.

Vi terlihat agak terkejut dengan permintaan Rafka, bukan kah tinggal bersamanya malah akan menjadikan Rafka makin sial. karena dekat dengan dirinya. tapi jika Vi pergi menghilang apa pantas? Vi sudah membuat Rafka banyak kehilangan hal berharga.. apakah Vi setidak tahu diri itu, jika Vi memutuskan untuk melenyapkan dirinya? dan lalu membiarkan Rafka berjuang dari awal sendiri.

      ",Disana ada Ingka, ada satu kamar lagi meskipun kecil tapi lebih baik kalo aku tau keadaan kamu tiap hari, daripada aku harus nerka - nerka kamu baik - baik aja atau enggak",Tambah Rafka lagi yang masih mencoba membujuk Rafka.

Vi menganggukan kepalanya ",aku akan bantu bayar sewanya atau maintenance ya ? aku bisa ambil banyak part time dan kerja tetap",

Rafka tersenyum tipis ",aku udah beli apart itu lama kok, lagian keluarga aku juga masih bisa hidup dari beberapa persen bunga investasi orang tua aku dan aku. kamu jangan terlalu ngerasa bersalah, Ayah dan Ingka itu juga khawatir banget sama kamu, apalagi mereka tau kamu luka sampai separah itu mereka udah tau semuanya dari cerita - cerita aku", jelas Rafka.

IN TIME :  HallucinationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang