Chapter 15

3 0 0
                                    

Vi membuka lakban yang menutup mulutnya, pergelangan tanganya mengalami luka - luka akibat ikat kuat dari tali- tali yang mengikat tanganya. Nal membantunya berdiri dengan memegang lengan dan bagian belakang pinggang Vi. Vi sedikit mengernyit saat tangan Nal menyentuh bagian belakang pinggangnya. ",are u okay ? atau ada luka ? ", kata Nal yang menangkap ekspresi Vi sedikit meringis kesakitan.

   Vi menggelengkan kepalanya, ", it's okay Nal ", sejujurnya memang ada luka lebam di bagian belakang pinggang Vi, namun ia merasa masih bisa menahan rasa sakit itu. mungkin itu karena pukulan dari orang suruhan Lora kemarin. karna Vi sangat memberontak saat sadar dan ternyata dirinya sedang di sekap. Nal merangkul Vi sambil membantunya berjalan, tubuh Vi terasa sangat kecil saat didalam rangkulaan Nal, dari sudut pandang Vi terlihat rahang tegas Nal terasa sangat kaku.  Nal mempunyai rahang tegas, dengan mata yang sipit khas orang asia, kulitnya bersih. tapi wajahnya tetap terlihat seperti laki - laki yang garang. mungkin karena Nal mempunyai alis yang sangat tebal dan hampir menyambung di antara keduanya. wajahnya Nal saat ini tampak sedikit cemas, namun nada bicaranya masih tetap tenang. bahkan saat menemukan Vi yang sedang di sekap pun. Nal tetap tenang dengan segala gerakanya, ia bahkan menyuruh Vi untuk bersikap tenang, atau bahkan seperti tidak melihat Nal. agar para penjaga itu tidak mengetahui Nal menyelinap. walaupun pada akhirnya kedua orang tersebut di habisi oleh Nal.

      tidak... sebenarnya tidak semuanya, ada satu orang kabur entah kemana. ia tidak sanggup melawan Nal. Nal sempat mengunci kedua tangan orang itu dan hampir mematahkan lehernya, jika Vi tidak mencoba teriak dalam mulut yang di lakban. itu membuat Nal sadar, tujuanya bukan untuk membunuh orang, tapi untuk menyelamatkan Vi. Nal juga sempat bilang bahwa tidak hanya dirinya, namun ada adik Rafka dan ayahnya yang di sekap diruangan lain.  

         ",kamu bantu aku sebentar untuk bantu ngelepasin mereka, nanti baru kita ke Rafka. Lora sedang ada disana, dan kemungkinan besar orang yang tadi berjaga di ruangan tempat kamu disekap sedang menuju ke Lora juga. ", ujar Nal sambil melihat situasi. ",Nal sebaiknya kalo kita udah berhasil bebasin Ingka dan Ayahnya Rafka, kamu ajak mereka  untuk lebih dulu pergi atau ketempat lebih aman jauh dari Lora",

Nal lalu menghentikan langkahnya dan menatap lekat-lakat Vi yang berada dalam rangkulanya. ",aku gak mau kamu kenapa - kenapa lagi", kata Nal. Vi menggelengkan kepalanya ", aku gak akan kenapa - kenapa Nal, ini bukan cuma soal aku. tapi tentang Rafka dan keluarganya juga ", Bujuk Vi dengan tatapan memohon pada Nal. disana terlihat Naal sedikit menghela nafas sambil memejamkan matanya, ia lalu menyandarkan tubuh Vi ke dinding, kedua tanganya memegang bahu Vi. ",aku akan usahaain cepet balik, dan nyusul kamu ya", kata Nal yang akhirnya mengiyakan ide gila dari Vi.

sejujurnya Nal sangat ragu mengiyakan ide dari Vi, bukanya Nal meragukan Rafka untuk menjaga Vi, Nal yakin sekali Rafka bisa mengatasi semuanya sendiri, namun apa yang dikatakan Vi ada benarnya. jika tidak cepat dikeluarkan dari sini keluarga Rafka  justru semakin akan mengancam Rafka. kenapa si? nenek sihir Lora ini bisa - bisanya dia lolos dari hukum. bahkan bisa balas dendam seenaknya, ini sebenernya yang terlalu kuat Lora? sampai - sampai ia kebal hukum? atau hukum di negaranya yang lemah sih ? padahal Nal dan Rafka sudah tau sepicik apa perempuan itu, tapi kenapa Rafka dan Nal bisa seceroboh ini ? bisa lupa untuk juga menjaga diri dan keluarga agar tidak terjebak pada permainan licik Lora. Vi dan Nal akhirnya berpisah Vi mengambil jalan lurus menyusuri lorong. sedangkan Nal ke arah sebaliknya, dan sudah menyelinap masuk ke ruangan ketempat keluarga Rafka di sekap.

 dengan jalan yang agak tertatih Vi melihat sekeliling, situasinya sangat sepi dan agak mencekam, jujur perasaanya sangat takut. namun pikiranya hanya tertuju untuk satu orang Rafka, ia harus segera menyelamatkan laki - laki itu. telinganya sedikit mendengar suara, suara yang ia kenali. tentu saja suara dari Rafka, dengan cepat mengumpulkan sekuat tenaga Vi mulai mendekat keruangan tersebut, ia menempelkan telinganya pada dinding mencoba mencuri sedikit pembicaraan dari dalam ruangan tersebut, terdengar suara Rafka samar yang kadang mengerang ke sakitan, tapi terdengar juga beberapa suara seperti seseorang sedang memukul sesuatu? atau memukul orang lain? ah sial sama sekali tidak ada jendela sedikit pun untuk melihat ke arah dalam ruangan tersebut. namun Vi agak terkejut saat mendengar gagang pintu bergerak merenggang, pintu di ruangan tersebut terbuka. lalu Lora yang di ikuti dengan laki - laki berbadan tegap dengan rahang tegas, serta otot yang sangat terlihat kuat. jantung Vi agak mencelos, saat laki - laki melihat sekitar seperti menyadari ada orang lain di dekat ruangan itu, namun ternyata laki - laki itu hanya menyuruh Lora untuk menuju ke arah lain, Lora menyebut laki - laki itu dengan nama Rigo .  Terlihat jelas bahwa Rigo adalah bos dari semua orang suruhan Lora, Rigo berbisik pada Lora bahwa sepertinya Nal berhasil membawa keluar ayah dan adik Rafka dari tempat ini,  Lora sangat gelisah saat Rigo membicarakan hal tersebut. mereka lalu dengan terburu - buru menuju arah luar dari rumah ini, sepertinya kali ini tugas Nal agak berat, belum lagi Vi dan Nal sama sekali belum merencanakan bagaimana setelah Rafka dan dirinya berhasil lari dari sini, ia belum tahu sama sekali harus menunggu dimana. rencana ini semua di lakukan dengan secara spontan, tapi Vi percaya bahwa  Nal pasti akan kembali menolongnya dan Rafka seperti pembicaraanya sesaat lalu. 

IN TIME :  HallucinationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang