Chapter 5

15 2 0
                                    

",lo waktu itu kemana aja? Di telfon gak diangkat, di chat gak di bales. Gua kerumah juga gak ada orang ?".

Vi memandangnya agak takut, baru beberapa hari menghilang, ucapan lo ,gua udah balik lagi aja. ",kemarin mendadak ada urusan, makanya gak pamit pas di rumah sakit. Soal telfon dan chat, hp agak eror jadi gak bisa terima telfon sama chat", jelas Vi

Mata rafka menatap tajam ke arahnya, seakan masih menyelidiki sesuatu. Entah apa yang di dalam pikiran Rafka saat ini. Vi tidak mau tau, ia hanya ingin cepat-cepat mengganti topik obrolan ini.

",yang di maksud bisa bantu, apa itu maksudnya?",tanya Rafka sambil menaikan satu alisnya.

",maksudnya?",

",gua rasa lo paham, tanpa perlu gua jelasin",sahut Rafka

Vi mengigit bibirnya, apakah saat ini Rafka akan menganggapnya aneh? Atau bahkan memilih untuk langsung menjauhinya.

",lo indigo ? level berapa?",

Pertanyaan itu sedikit menyetantak Vi, bisa-bisanya laki-laki di hadapanya ini menganggap dirinya indigo, tapi apa mungkin Vi indigo? Memang si dirinya bisa melihat makhluk astral, menyembuhkan penyakit. Tapi apakah mungkin itu indigo? Vi sendiri kurang yakin jika dirinya indigo.

",mungkin",jawabnya singkat

",lo bisa ngeliat makhluk lain kan?",tanya Rafka lagi.

Vi menganggukan kepalanya lalu mengalihkan pandangan ke samping Rafka. Jarinya menunjuk ke atas. ",liat dia", ujar Vi

Dengan cepat Rafka menoleh ke arah yang Vi tunjuk, matanya mencoba mencari-cari apa yang di tunjuk oleh Vi. Namun sayang ia tidak bisa melihat apapun.

",ada apa?", tanya rafka ringan

",ada cewe, dia ngikutin lo, tapi dia takut ",

",takut ? sama siapa?",

",sama gua",jawab Vi

Rafka sedikit terkekeh. ",jadi ada untungnya gua deket sama lo? Si mba gak kasat mata ini jadi takut?",

Vi dengan cepat menggeleng, ",gak juga, dia hantu lemah kalo dia tatap mata gua, Dia binasa", jelasnya

Rafka memiringkan sedikit kepalanya, lalu melihat lekat-lekat ke arah Vi

",apa?",tanya Vi heran sambil memundurka sedikit wajahnya.

",gak ada yang spesial dari mata lo?",kata Rafka yang masih memandanginya.

Vi menatap pandangan Rafka, jantugnya berdebar sangat kencang ia berharap Rafka tidak mendengar ini. Rafka memang tidak bisa melihat apa yang spesial dari mata Vi. Karna sepertinya Vi bukan orang yang spesial untuknya.

",kalo lo jadi hantu mungkin tau ", kata Vi sambil mengalihkan pandanganya, ia lalu melirik kembali hantu wanita pucat tanpa bola mata, yang memiliki senyum lebar hampir merobek rahang. ", atau tanya sama si mba yang gak bisa lo liat itu."ujar Vi di ikuti senyuman jahil.

Rafka mendengus ",lo gak takut ? emang mereka gak jahat ?",

",jahat, kalo lagi jahat",

",yang di samping gua?", kata Rafka sambil menggoyangkan ibu jarinya ke arah samping.

", udah gua bilang dia lemah, kalo gua paksa dia buat natap mata gua juga ilang.", jelas Vi agak ketus. Tentu saja makhluk itu akan binasa walaupun hantu itu tidak punya mata, secara fisik bagi manusia mustahil jika bertatapan tapi tidak ada mata, manusia pasti berpikir jika yang tidak punya mata pasti tidak bisa melihat, namun berbeda dengan hantu, yang dilihat tidak punya mata sesungguhnya ia bisa jadi sedang memandangimu sekarang.

IN TIME :  HallucinationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang