Waktu terus berjalan, Arriel mulai dapat merasakan energi yang mengalir pada tubuhnya. Energi tersebut mengalir mengikuti aliran darah Arriel, kehangatan dan juga rasa nyaman menyelimuti tubuhnya.
Angin di sekeliling Arriel menghembus dengan kencang, cahaya-cahaya dengan berbagai warna mengitari tubuh Arriel lalu masuk secara paksa pada tubuh Arriel. Arriel yang merasakan hal tersebut tentu saja tersentak dan membuka matanya dengan tiba-tiba sama halnya juga dengan tangan kanan yang secara spontan menyentuh dada kirinya. Detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, Arriel dapat merasakan bahwa organ dalam tubuhnya seperti di sengat listrik.
Karna tak kuat dengan hal tersebut, Arriel memuntahkan seteguk darah. Lalu setelahnya Arriel membersihkan sisah darah yang mungkin masih ter-sisah pada bibirnya dengan ujung lengan baju, disaat merasa bahwa jantungnya sudah kembali berdetak dengan normal.
Arriel menarik napasnya untuk menenangkan diri, lalu memperhatikan darah yang berada didepannya dengan pandangan rumit, Arriel mengalihkan pandangannya untuk mencari Kyne. Arriel juga ingin bertanya pada Kyne untuk tahap selanjutnya.
Turun dari batu besar yang ia duduki, Arriel melangkah untuk mendekati Kyne yang sedang tertidur dengan nyaman di rerumputan hijau. Arriel berjongkok untuk membuat tubuhnya lebih rendah, mengangkat tangannya untuk mengelus Kyne, rubah mungil berwarna putih ini lah yang menjadi teman pertama Arriel di dunia ini.
Mata rubah tersebut berkedip bertanda bahwa ia terbangun sebab ulah Arriel. Kyne mengedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya, lalu memperhatikan Tuannya yang saat ini sibuk mengelus tubuhnya.
[ Kau sudah selesai, Arriel? ]
" Ya, aku sudah selesai pada tahap pertama dan aku ingin bertanya padamu untuk tahap selanjutnya," ucap Arriel.
Kyne mengangguk paham lalu mengangkat tubuhnya, mengibas badannya sebentar untuk menyingkirkan daun-daun yang menempel pada tubuhnya.
[ Tahap selanjutnya, kau hanya perlu membayangkan bagaimana rupa dari kekuatanmu. Misalnya, jika kekuatanmu berelemen air, maka kau hanya perlu membayangkan air tersebut untuk membentuk kekuatanmu.
Kekuatan itu memiliki elemen dasar yang dimana nantinya akan kau pelajari, dari elemen tersebut kau dapat membuatnya sebagai kekuatanmu. Misalnya sebagai perisai pelindung atau bahkan senjata untuk bertarung ]
Arriel tak sekalipun menyela apa yang di ucapkan oleh Kyne, mendengar serius dan patuh seperti seorang murid pada gurunya.
" Jadi, aku hanya perlu membayangkan kekuatanku? " tanya Arriel.
[ Yaa ]
Arriel menganggukkan kepalanya mengerti, lalu mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak pada Kyne. Arriel tak mau Kyne terluka hanya karna ia tak dapat mengontrol kekuatannya nanti.
Setelah mendapatkan posisi yang pas, Arriel memfokuskan kembali pikirannya lalu mencoba membayangkan bagaimana bentuk kekuatannya. Memperhatikan Kyne yang di depannya, setelah itu memejamkan mata untuk membayangkan bahwa kekuatannya adalah air seperti saat Arriel berjumpa dengan Kyne pertama kali.
Arriel membayangkan bahwa tubuhnya di kelilingi oleh air, untuk menunjukkan pada Kyne bahwa dirinya bisa melewati tahap yang sekarang, tanpa tahu bahwa yang ia bayangkan berakibat fatal.
Bola-bola air mulai berdatangan mengelilingi Arriel, awalnya hanya sedikit yang datang tapi lama kelamaan bola-bola air tersebut semakin banyak dan membentuk pusaran air dengan Arriel yang berada di dalamnya. Kyne yang melihat hal tersebut tentu saja terkejut, Kyne tak menyangka bahwa Tuannya akan membahayakan dirinya sendiri.
Pusaran air itu semakin membesar, angin menghembus sangat kencang dengan pohon-pohon yang berada di sekitar bergoyang sebab dari pusaran air tersebut.
Kyne bergegas mengubah bentuknya menjadi bola air juga untuk mendekatkan dirinya pada Arriel, Kyne hanya ingin mengatakan bahwa Arriel harus dapat mengontrol dirinya agar kekuatan pada diri Arriel tak membahayakan Sang pengguna itu sendiri.
[ Arriel !!... Kontrol dirimu, Arriel !!! ]
Arriel tak mendengar apa yang Kyne ucapkan, dirinya seolah di kontrol oleh sesuatu yang tak kasat mata. Rambut Arriel perlahan-lahan berubah menjadi biru terang yang menyerupai warna air laut, begitupun dengan matanya yang ikut berubah warna. Pusaran air itu semakin membesar sehingga menumbangkan pohon-pohon sekitarnya.
[ Gawat... kekuatan itu mengontrol tubuh, Arriel ]
Kyne yang merasakan bahwa Tuannya tak lagi terkontrol langsung saja mengeluarkan cahaya putihnya, cahaya tersebut melesat dengan cepat memasuki tubuh Arriel.
" ARGHHHHH..... "
Arriel menjerit kesakitan, menarik rambutnya dengan wajah yang mendongak ke atas. Warna matanya yang berubah-ubah dengan cepat, dari yang warna lilac lalu menjadi biru dan terus-menerus berganti. Pusaran air tadinya besar berangsur-angsur mengecil lalu menghilang dengan munculnya Arriel yang terbaring lemah di tanah.
Kyne kembali merubah bentuknya menjadi semula, lalu melangkah dengan keempat kakinya untuk mendekati sang Tuan.
Dapat Kyne lihat bahwa Arriel saat ini sedang pingsan, Kyne tahu hal ini akan terjadi karna Tuannya saat ini bukan lah dari dunia ini. Jadi, wajar saja Arriel gagal saat mencoba pada tahap kedua.
Kyne memejamkan matanya lalu mengucapkan beberapa mantra untuk memindahkan tubuh Arriel pada Gua di sekitar sini sebagai tempat beristirahat.
>>>>
~ Vote dan Komen ya guyss ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hiro Prince
Fantasy: fantasi, aksi, brothership : not bl (-_-;)・・・ : jangan salpak yaa !! : tokoh utamanya cowok - 🌷 - Arriel lelah dengan semua siksaan yang selama ini ia dapatkan dari keluarga ayahnya, ia selalu mencoba yang terbaik agar terbebas dari h...