Bunyi gesekan pedang saling beradu memecahkan kesunyian hutan. Seorang pemuda dan beberapa orang dengan jubah gelap terlihat saling beradu kekuatan.
Sinar biru dan merah juga terlihat menyelimuti pertarungan mereka, orang-orang yang berjubah mencoba mengepung pemuda itu dengan menyerangnya secara bersamaan.
Atmosfer sekitarnya di kelilingi oleh udara dingin dan panas, cahaya biru yang menandakan bahwa penggunaanya memiliki kekuatan elemen air sedangkan cahaya merah menandakan bahwa penggunaanya memiliki kekuatan elemen api.
Kedua elemen yang saling bertentangan apa bila di satukan, air dan api adalah elemen yang sangat jarang bisa bersatu tanpa adanya bentrokan.
Bau anyit tercium dengan jelas, darah berceceran dimana-mana.
Pemuda dengan surai kebiruan itu terlihat sudah mulai mencapai batasnya, nafasnya terengah-engah menandakan bahwa ia tak akan kuat lagi bertahan dalam pertarungan ini. Beberapa luka juga menghiasi kulitnya, hidungnya juga mulai mengeluarkan darah sebab serangan dari lawan.
Seorang pria dengan jubah gelapnya berdiri di depan pemuda tersebut, gumpalan jarinya mulai mengeluarkan api dengan sekala sedang.
"Terimalah kekalahanmu, Pangeran."
Ucap si pria lalu mulai melancarkan serangan.
Dentuman keras terdengar setelahnya.
>>>>>
Kuda yang membawa Arriel tiba-tiba saja berhenti secara mendadak. Dari balik kaca juga dapat Arriel lihat bahwa kedua prajurit yang mengawalnya mengambil posisi siaga seolah-olah ada serangan di depan sana.
Arriel mengalihkan pandangannya dari kedua prajurit tersebut untuk melihat pandangan di depan, dari sisi Arriel berada di dalam hutan sana seperti memancarkan sinar cahaya biru dan merah. Arriel juga dapat merasakan bahwa kedua cahaya itu adalah elemen air dan api yang saling berbenturan.
[ Sepertinya ada pertarungan di depan sana, Arriel. ]
Arriel menundukkan kepalanya untuk melihat kalung yang berada di lehernya, Kalung dengan liontin berbentuk kepala rubah kecil itu adalah Kyne.
"Haruskah kita tolong, Kyne? untuk melihat seberapa jauh kekuatanku juga, " Arriel berucap dengan merapihkan bajunya.
[ Boleh saja ]
Setelah merasa pakaiannya rapih, Arriel beranjak turun dari kereta kuda.
Prajurit yang melihat Arriel turun segera saja mencegahnya, "Pangeran, anda tidak sebaiknya turun. Lebih baik anda berada di dalam saja, " ucap Prajurit.
"Aku ingin melihat sesuatu di depan sana dan kalian berdua tidak boleh mengikutiku, " Arriel langsung saja berjalan ke arah yang menarik perhatiannya tanpa menunggu balasan dari prajurit pengawal.
Melangkah dengan pasti dan berusaha tidak menimbulkan suara, Arriel menutupi dirinya dengan pohon besar. Dari balik kain Arriel dapat melihat ada beberapa orang berjubah tengah berusaha mengepung seorang pemuda surai biru.
Arriel memperhatikan sekelilingnya, merasa bahwa tak ada seorang pun yang melihat dirinya, Arriel mengangkat dirinya dengan kekuatan elemen alam untuk naik ke atas pohon.
Pohon besar dengan daun-daunnya yang lebat itu dapat menutupi tubuh Arriel yang berada di atasnya. Arriel menggerakkan tangannya lalu mencoba untuk mengeluarkan busur dan anak panah.
Busur dengan anak panah yang ujungnya daun runcing itu adalah senjata yang Arriel dapatkan dari kekuatan elemen alam miliknya.
Arriel mengambil ancang-ancang untuk melancarkan anak panah, setelah merasa siap anak panah pun di luncurkan. Cahaya hijau mengikuti anak panah yang Arriel lancarkan.
Suara ledakan pun terdengar lalu kabut asap memenuhi sekitar.
Arriel dengan cepat meloncat turun dari dahan pohon, bergerak dengan cepat menuju pemuda yang terbaring dengan lemah di depan sana. Menggenggam tangan pemuda itu dengan erat lalu beranjak pergi dari sana sebelum kabut asap yang Arriel ciptakan menghilang.
Pemuda yang Arriel tolong juga sudah pingsan, jadi Arriel langsung saja membawanya ke kereta kuda miliknya.
Dari kejauhan dapat Arriel dengar beberapa orang berjubah itu mulai sadar bahwa pemuda yang mereka kepung sudah menghilang. Beberapa umpatan juga di lancarkan dari mereka.
>>>>
Prajurit yang melihat Arriel telah kembali pun langsung saja membuka pintu kereta, lalu mempersilahkan Arriel masuk dengan seorang pemuda yang sudah pingsan disebelahnya.
"Pangeran, anda membawa siapa? " prajurit itu bertanya karna dirinya tak mengenal pemuda yang telah Arriel tolong.
"Aku tidak tahu, jadi kita lanjutkan saja perjalanan agar cepat sampai ke Academy, " balas Arriel.
"Baiklah, Pangeran. "
Kedua prajurit itu pun kembali menaiki kuda mereka lalu memberitahu kusir untuk melanjutkan perjalanan.
Di dalam kereta Arriel sibuk membaluri pemuda surai biru itu dengan obat penyembuh. Obat yang Arriel buat sendiri dengan beberapa bahan yang langka dan obat ini dapat berfungsi baik sebagai obat penyembuhan.
Obat itu bertekstur cair dan berwarna biru gelap. Mengeluarkan bau sedikit menyengat.
Arriel sudah membaluri semua tubuh pemuda di depannya dengan obat penyembuh. Setelah merasa kegiatannya sudah selesai Arriel mengambil posisi nyaman untuk bersandar. Arriel bersandar dengan nyaman dan mulai memejamkan matanya untuk tidur, karna perjalanan masih panjang untuk menuju Academy.
Selang beberapa menit Arriel memejamkan matanya, pemuda yang pingsan tadi mulai membuka matanya. Manik berwarna biru itu mengerjab secara perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
Manik berwarna biru laut yang jernih itu memperhatikan sekitar, sampai pandangannya berhenti pada pemuda yang bersurai Lilac yang sedang tertidur.
Pemuda yang menutup matanya dengan kain, lalu memakai pakaian khas bangsawan dan rambutnya yang berwarna lilac dengan anting panjang di salah satu telinganya.
Dirinya berpikir tak pernah melihat pemuda surai lilac itu sebelumnya. Bahkan melihatnya saat perjamuan atau bahkan acara khusus saja tak pernah.
Pemuda surai biru itu mengalihkan pandangannya, dirinya merasa bahwa pemuda di depannya saat ini yang sudah menolong dirinya saat pertarungan tadi lalu sekarang dirinya berada di dalam kereta kuda milik pemuda surai lilac itu.
>>>>>
Tbc
~ Kalo ada typo tandain ya, supaya langsung di perbaiki (◍•ᴗ•◍)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hiro Prince
Fantasy: fantasi, aksi, brothership : not bl (-_-;)・・・ : jangan salpak yaa !! : tokoh utamanya cowok - 🌷 - Arriel lelah dengan semua siksaan yang selama ini ia dapatkan dari keluarga ayahnya, ia selalu mencoba yang terbaik agar terbebas dari h...