***
Dua hari setelah kepergian 1E dan 1S dari Pulau Rintis, kini harus dihadapkan kembali oleh kenyataan yang begitu memilukan. Yaitu kepergian Halilintar dan Taufan untuk pergi ke akademi militer, tempat dimana mereka akan menimba ilmu militer disana. Memang mereka tidak akan menimba ilmu disana tapi mereka menyamarkan diri agar siapapun tidak tahu bahwa mereka sudah menjadi anggota Harrolph.
Sekarang, hari dimana masih pagi benar. Namun di suatu rumah sederhana, keadaan disibukkan dengan persiapan kepergian dua saudara mereka yang akan merantau jauh. Salah satu...ah tidak. Empat orang yang berwajah sama itu terlihat sangat sedih, masih sangat tidak disangka. Sudah ditinggal selama-lamanya oleh saudara kesayangan, kini mereka juga akan ditinggalkan untuk merantau jauh demi cita-cita.
"Kak...tak bisakah Kak Hali mengajakku?" pinta Duri memohon.
"Kak Hali...Kak Taufan...kenapa kalian berdua sangat tega meninggalkan kami? Kak Gempa sudah meninggalkan kita...sekarang giliran kalian berdua yang malah...meninggalkan kami..." lirih Blaze.
"Aku...benci mengakui ini. Kak Hali dan Kak Taufan memang kakak terbaik setelah Kak Gempa...tapi kenapa...kenapa kalian tidak meminta persetujuan kami...kalau kalian pergi...secepat ini?" ucap Solar.
Halilintar dan Taufan saling memandang satu sama lain, kedua pandangan mereka tak bisa dibohongi kalau mereka sangat keberatan untuk meninggalkan saudara mereka, tapi keadaan begitu terpaksa.
"Maafkan aku...kita berdua, memang ingin memberitahukan hal ini pada kalian...tapi rasanya lidah kelu ingin berucap ini..." jawab Halilintar.
"Aku tahu, kalian pasti marah kan? Jangan khawatir, di sela-sela kita berlatih dan belajar...kami akan menghubungi kalian. kami janji." Tambah Taufan.
"Iya, kamu memang marah kak. Kita keluarga, sesulit itukah kalian bercerita hal ini kepada kami?" ucap Ice yang semakin terisak.
"Hei..." Taufan mendekati Ice yang sudah mulai menangis tersedu-sedu, ia menepuk kedua pundak Ice bermaksud menghiburnya.
"Kami bukannya pergi selama-lamanya...ada kalanya kami akan kembali ke sini kok. Jangan menganggap kami akan pergi selama-lamanya seperti itu...kami pergi menuntut ilmu untuk meraih cita-cita sebagai anggota militer yang berjasa untuk negara. Aku dan Hali pasti akan kembali, ingat janji itu ya."
Halilintar memilih untuk tidak ikut menimpal balik perkataan Taufan, ia memilih untuk mengangguk lembut sembari tersenyum kecil ke arah empat saudaranya.
"Ochobot." Panggil Halilintar kepada power sphera kuning itu.
"Jaga Tok Aba ya, jaga mereka berempat juga. Kalau mereka begadang atau bagaimana, timpuk saja dengan panci pemberian Gempa itu. Aku tahu, mereka pasti langsung insaf detik itu juga."
"Heeee, sempat-sempatnya dirimu. Tanpa kau minta aku pasti akan bersikap tegas juga sepertimu dan Gempa. Karena kalian juga saudaraku." Balas Ochobot.
Halilintar langsung menarik robot bulat itu ke dalam pelukannya, ia pasti akan merindukan sahabat yang sudah dianggapnya seperti keluarga.
"Jaga dirimu Ochobot..."
"Kau juga Hali..."
.
Sekarang, mereka berada di stasiun Pulau Rintis. Mengantar kepergian Halilintar dan Taufan. Bahkan Fang, Gopal, Yaya dan Ying juga ikut mengantar kepergian mereka.
"Tok Aba, Hali dan Taufan pergi dulu ya. Jaga kesehatan dan banyak-banyak istirahat juga." Pamit Hali sembari bersalaman kepada kakeknya.
"Iya, kalian berdua hati-hati ya. Kabari jika sudah sampai, jangan tinggalkan makannya dan jangan lupa istirahat kalau lelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gempa, where are you? We really miss you
Science FictionHanya karena kesalah pahaman antara keluarga dan sahabat, membuat Boboiboy Gempa harus menanggung seluruh kebencian yang ditujukan kepadanya. Imbasnya pula, nyawanya melayang oleh sekelompok musuh misterius. Mereka tidak tahu, salah satu keluarga da...