Bab 28

149 22 0
                                    

***

Ternyata keadaan para anggota baru Harrolph jauh dari kata baik-baik saja, apalagi untuk pulih dari uji coba racun yang dibuat membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar hampir seminggu. Selama itu juga, dengan sabar 1E dan 1S merawat Halilintar dan Taufan untuk pemulihannya. Walaupun masih dalam keadaan lemah dan linglung, kedua elemental itu masih bisa diajak bicara.

"A-Anu...s-sudah 1S...aku sudah...merasa kenyang..." Taufan menolak suapan bubur dari 1S, karena dirinya merasa sudah kenyang.

"Heee? Kau baru saja 2 suapan loh. Kau harus makan yang banyak, energi itu berasal dari makanan. Bagaimana mau sembuh kalau kau begini makannya? Ayo makan lagi."

Pada akhirnya, Taufan tidak menolak suapan demi suapan dari 1S. Ia bukannya merasa risih jika disuapkan oleh seorang gadis, tapi merasa pencernaannya kurang nyaman.

"Uhuk...uhuk..."

"Pelan-pelan mengunyahnya...ini minumlah. Pelan-pelan saja..."

Sama seperti Taufan, Halilintar juga merasa kenyang padahal baru 3 suapan, sampai-sampai dirinya tersedak, 1E langsung sigap memberinya air segelas.

"Maaf..."

"Hm? untuk?"

Halilintar menundukkan kepalanya, karena ingin menyampaikan sesuatu kepada 1E. Tapi lidahnya serasa kelu untuk berucap.

"Padahal...kami berdua yang mengalami kemalangan...tapi kau dan 1S...malah merepotkan diri untuk merawat kami...maaf..."

1E terdiam mendengar perkataan Halilintar, ia tidak menjawabnya dan hanya menghela nafas.

"Aku dan 1S sama sekali tidak kerepotan, memang kita berdua yang berinisiatif untuk merawat kalian sampai kalian sembuh. Yang terpenting sekarang, adalah kalian harus makan yang banyak dan banyak istirahat. Setelah kalian semua sudah dinyatakan benar-benar pulih, akan diadakan tes terakhir yaitu tes kecakapan akademik."

"Tes kecakapan akademik?" ucap Halilintar yang bingung dengan perkataan 1E.

"Ya. Tes ini seperti tes ujian yang menggunakan kertas pada umumnya yang dilakukan oleh manusia. Materinya adalah selama penjelasan oleh masing-masing divisi, dan itu semua akan keluar pada soal-soal tes itu. Jadi persiapkan diri saja."

"B-Berarti...tidak ada tes yang...seperti awal-awal waktu itu? Hanya menggunakan otak saja?"

"Tidak ada. Ya, hanya menggunakan pemikiran kalian saja."

Untuk kali ini, Halilintar menghela nafas lega. Ia sempat mengira kalau tes terakhir nantinya akan menggunakan tes fisik seperti di awal-awal sebelumnya.

"Haaaa? Yang benar saja Gempa! Aku sudah mampus begini...harus disuruh berpikir lagi?" Taufan mendengar pembicaraan Halilintar dan 1E, sampai matanya membelalak horor.

"Masih beruntung hanya tes biasa, bukan tes yang sebelum-sebelumnya yang sampai kau muntah darah begitu." Sindir 1E.

"Hiks...teganya kau kepada kakakmu ini..."

"Heiii sudah sudah! Ini kapan mau dihabiskan? Jangan plin plan kalau makan!"

***

Tiga hari kemudian, keadaan mereka semua sudah dinyatakan pulih sepenuhnya. Kini mereka bisa menghirup udara segar di pagi hari yang menenangkan. Tidak semuanya, ada beberapa yang lebih memilih untuk molor di dalam kamar atau rebahan di bawah pohon. Seperti yang dilakukan Halilintar dan Taufan sekarang, mereka sedang belajar ditemani oleh 1E yang kebetulan sedang cuti bekerja.

"Jadi intinya, dalam divisi Scanner ini kalian setidaknya harus bisa memecahkan kode-kode mendasar untuk bisa meretas bagian keamanan teknologi musuh. Jika nantinya kalian masuk ke dalam divisi apapun kecuali divisi Scanner, kalian harus memiliki kemampuan meretas." Jelas 1E.

Gempa, where are you? We really miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang