Sooji ngambek

212 19 6
                                    


Pagi hari menjelang.
Di lantai atas ada 3 kamar. Pintu kamar Bona dan pintu kamar Sooji berhadapan. Saat mereka akan berangkat berkegiatan masing-masing, mereka berpapasan.

"Selamat pagi.." ucap Bona senyum sambil menutup pintunya.

"Pagi juga ka.." ucap Sooji sambil senyum lalu membungkuk memberi hormat pada Bona kemudian berjalan menuju lantai bawah mendahului Bona.

"Masih marah sama kaka kah dek?" Ucap Bona lirih. Ia terlihat sedih karena sikap adiknya yang begitu berbeda seperti biasanya.

Saat di meja makan, Sooji hanya diam yang biasanya sangat bawel.

"Kamu kenapa dek? Sakit?" Tanya papa.

"Engga pa.. nggapapa.." ucap Sooji lemas.

"Jujur deh dek, kamu kenapa? Mata kamu sembab, trus wajah kamu agak pucet gitu.." ucap mommy mengambilkan nasi untuk papa.

Bona yang berada di sebelahnya hanya diam dan menggenggam tangan Sooji, tetapi Sooji melepasnya.

"(Senyum, melepas genggaman tangan Bona) nggapapa mom.. semalem begadang, nanti ada ulangan matematika.. gausah khawatir, aku baik-baik aja.." ucap Sooji.

"Dek.." ucap Bona dengan suara bergetar sambil berusaha memegang tangan Sooji lagi.

Sooji dengan cepat langsung menghindar.
"Aku berangkat dulu pa, mom, kak.." ucap Sooji lalu beranjak dari kursi.

"Sarapan dulu nak.." ucap mommy.

"Nanti sarapan di kantin aja mom.. bye semua.." ucap Sooji lalu berjalan menuju garasi.

Papa dan mommy bingung dengan sikap Sooji. Bona menunduk, memijit pelipisnya yang tiba-tiba pusing.

"Sooji kenapa kak? Kok aneh gitu?" Tanya papa.

"Aku juga nggatau pa.." ucap Bona dengan suara bergetar dan meneteskan air mata.

Mommy yang menyadari keadaan Bona pun langsung bertanya.
"Kak, kamu kenapa nangis?" Tanya mommy.

"(Menghapus air matanya) enggapapa mom.. sedikit pusing.." ucap Bona.

"Istirahat aja ka, gausah kerja dulu.." ucap papa.

"Engga pa, aku udah banyak bolos kerja.. walopun hotelnya punya mommy sendiri, aku harus profesional.." ucap Bona sambil senyum.

Bona bohong. Ia sedih, sangat sedih melihat sikap adiknya padanya. Tidak biasanya Sooji bersikap seperti itu. Yang acuh dengan Bona.

Di mobil, Sooji hanya melamun. Ia minta tolong pada pak Adi minta diantar ke sekolah, karena Sooji merasa pusing dan sedang kacau, takut terjadi apa-apa jika ia mengendarai mobil sendiri.

Sesampainya di sekolah, ia langsung masuk ke kelas. Di kelas sudah ada Harin dan teman-teman Sooji yang lain. Bukan geng Bonaluv, tetapi teman yang lain. Sooji duduk di kursinya diikuti Harin yang duduk di sampingnya.

"Pagi sayangkuuu.." ucap Harin dengan ceria.
"Sayang, hari ini ulangan matematika.. aku udah belajar yang kamu ajarin kemarin.. semoga aku bisa ngerjain semua soalnya.. bisa dapet nilai delapan puluh biar dapet hadiah dari kamu.." tambahnya sambil senyum-senyum.

"(Senyum) amin.. semoga dapet nilai bagus yaaa sayangkuuu.." ucap Sooji sambil mengacak rambut Harin.

Teman-teman Sooji yang lain sudah mengetahui kalau Sooji dan Harin berpacaran. Jadi Sooji maupun Harin tidak canggung untuk mengumbar kemesraan di kelas atau di sekolah.

"(Mengangguk lucu seperti anak kecil) aku ngga sabar pengen dapet hadiah dari kamu.."

"Emang hadiahnya apa?" Tanya Sooji.

Son Family (18+)Where stories live. Discover now