Bona dan Sooji duduk di sofa, mereka sedang memainkan ponselnya masing-masing. Sooji bermain game, sedangkan Bona sedang berbalas pesan dengan calon suaminya.
"Ka.." ucap Sooji setelah memenangkan gamenya.
"Hmm.." Bona berdehem.
"Kaka lagi nggaenak badan kah? Ngga biasanya kaka diem gini?" Tanya Sooji.
"(Menaruh ponselnya di meja) engga.. kaka nggapapa, cuman pusing sedikit.. masa iya kaka teriak-teriak sih? Kasian adek dong, kan lagi tidur.." ucap Bona lembut.
"Bobo yuk ka, aku ngantuk banget nih.. baru jam sembilan tapi udah ngantuk banget.." ucap Sooji sambil mengucek matanya.
"Bobo aja kalo ngantuk.. mau bobo di situ apa di sini?" Ucap Bona sambil menunjuk kasur khusus untuk penunggu pasien.
"Bobo sama kaka aja, kaka mau bobo dimana?" Tanya Sooji.
"Gabisa bareng dong dek, itukan single bed, kecil banget kasurnya, ngga muat buat berdua, trus ini di sofa.. sini deh bobo di sini pake bantal paha kaka, kalo kamu udah tidur kaka pindah ke kasur situ.." ucap Bona.
"Boleh? (Bona mengangguk) yaudah deh.. udah lama juga aku ngga bobo di paha kaka ehehe.." ucap Sooji lalu merebahkan badannya di sofa yang berbantalkan paha Bona. Bona senyum dan mengusap lembut kening Sooji agar segera tertidur.
Lima menit kemudian, Sooji tertidur pulas karena memang sudah sangat mengantuk, Bona dengan perlahan menaruh kepala Sooji di bantal lalu ia memasang selimut untuk menutupi badan Sooji sampai leher. Bona berjalan menuju ranjang Yurim. Ia duduk di kursi samping ranjang karena ia belum ngantuk walaupun ia merasa lelah.
"(Senyum) lucu juga dia kalo lagi tidur begini.." ucap Bona menatap wajah pucat Yurim.
Bona hanya memandang wajah cantik kedua adiknya yang sedang tidur. Ia tersenyum dan meneteskan air mata karna akan meninggalkan adik-adiknya untuk menikah.
"Plis Bona, jangan nangis, nanti lo tambah pusing.. ssssh.." ucap Bona yang sudah berada di toilet. Ia berjalan menuju toilet saat ia menangis. Ia tak ingin adik-adiknya melihatnya saat sedang menangis.
"Sssh.. kenapa sih gue akhir-akhir ini sakit-sakitan muluk? Yang pusing, mual, muntah.. padahal medical check up juga baik-baik aja.. apa terlalu setres ya gara-gara mikirin tentang pernikahan?" Tambahnya sambil memijit pelipisnya.Kemudian Bona keluar dari toilet, terlihat Yurim sudah duduk di pinggir ranjang.
"Astaga.. kaget gue.." ucap Bona saat melihat adik bungsunya dengan rambut panjang yang acak-acakan.
"Kenapa dek?" Tambahnya sambil berjalan menuju ranjang."Pengen pipis.." ucap Yurim.
"Yuk.. sini kaka bantu.." ucap Bona sambil membantu Yurim turun dari ranjang dan membawakan infusnya berjalan menuju toilet.
Setelah selesai Yurim kembali ke ranjang.
"Dah, bobo lagi gih.." ucap Bona mengusap lembut kepala Yurim.
"Kaka habis nangis ya?" Tanya Yurim menatap mata sang kakak yang sembab.
"Engga, habis cuci muka kaka tadi tuh.." ucap Bona senyum.
"(Mengangguk) ka Sooji bobo udah daritadi ka?" Tanya Yurim.
"Udah daritadi, kasian dia, keknya kecapean deh.. kamu ikutan bobo gih.. udah malem banget ini.. jam duabelas loh.."
"Kaka sendiri ngga bobo?"
"Belum ngantuk.. gih, bobo sayang, biar cepet sembuh.." ucap Bona lembut.
Yurim mengangguk, tak lama kemudian ia tertidur dengan usapan tangan kakaknya.
YOU ARE READING
Son Family (18+)
FanfictionKeluarga yang menormalisasi sex before marriage yang penting bisa jaga diri.. Lanjutan cerita di tiktok..