Semua siswa-siswi kelas 11 kini tengah berkumpul di lapangan sekolah, semuanya tengah di absen, hal tersebut dilakukan hanya untuk mengetahui siapa saja yg benar-benar berangkat, takutnya jika sudah berada disana ada yg hilang dan justru malah tidak ada yg menyadari nya.
"Sinta!!"
"Hadir!! Pak!! Haha!!"
"Bazir!!"
"..."
Dan seterusnya Zion menyebut nama-nama siswa untuk mengecek siapa saja yg benar-benar ikut.
Sedangkan Tiffany, gadis itu tengah pergi bersama guru pembina OSIS yg akan mendampingi mereka nanti nya.
"Okay!! Karena semua nya sudah terkumpul, silakan bawa apapun yg kalian bawa ke dalam bus yg sudah di siapkan!! Ingat jangan sembarangan masuk!! Setiap kelas sudah di siapkan bus yg berbeda-beda!! Mohon teratur jangan cosplay jadi anak SD!! Okay!!" ucap Lela!!! Salah satu anggota OSIS bagian ketertiban!!
Semua siswa-siswi kini berhamburan menuju bus kelas masing-masing. Para OSIS pun ikut bubar, dan akan ikut masuk ke bus kelas mereka masing-masing. Yah anak OSIS mau bukan semuanya digabung, karena apa? Guru tidak akan membeda-bedakan murid nya. Lagian mereka sama-sama belajar dan membayar untuk sekolah di sekolah tersebut.
***
"Baik bu! Jadi yg akan ikut bukan ibu? Melainkan bu Zizy? Sama pak Seon?" tanya Tiffany memperjelas ucapan gurunya."Iya Tiffany, sebenarnya ibu yg mau mendampingi kalian, namun ada urusan mendadak yg harus ibu urus, jadi maaf ibu tidak bisa berpartisipasi dgn kegiatan kalian!!" ucap Gea selaku pembina OSIS.
"Iya bu! Gapapa, Tiffany juga ngerti kok!" ucap Tiffany memaklumi.
"Yasudah berangkat gih! Biar nanti gak kemalaman sampe nya!" ucap bu Gea. Tiffany mengangguk mengiyakan.
Dan terjadilah pamit-pamitan di dalam ruangan tersebut.
Setelah selesai dgn urusan nya Tiffany langsung menuju bus kelasnya, kasihan bukan teman-temannya yg sudah menunggu lama.
***
"Alvaro!! Ingat lusa acara pertunangan kita!! Jangan buat masalah, atau ibu kamu jadi taruhan!!" ucap gadis yg usia sama dgn remaja yg ia panggil Alvaro itu. Dia Neraca Pheayn Kevanza."Hm!"
Singkat jelas dan padat. Terpaksa tentu saja, dirinya terpaksa. Dirinya juga mempunyai gadis pujaan nya sendiri, tapi kenapa nasib nya harus seperti ini?
Mencintai gadis yg kasta nya berbeda dgn dirinya! Bahkan ayah dari gadis itu hanya menatap dirinya jijik. Dan sekarang dgn terpaksa dirinya hanya bisa menerima paksaan dari gadis di samping nya.
Jujur jika dirinya bisa memilih, lebih baik ia tidak pernah merasakan apa itu cinta, jika akhirnya hanya membuat dirinya terluka.
Cinta memang tidak selamanya bisa memiliki, tapi setidaknya izinkan dirinya merasakan bahagia nya dicintai, walaupun hanya sementara.
Namanya selalu ia lantunkan saat berdoa ke sang Maha Kuasa, tapi apa? Hasilnya nihil, mungkin memang dia bukan jodoh nya yg tercatat di Lauhul Mahfuz. Mungkin ada laki-laki lain yg lebih baik untuk gadis itu, lebih baik dari dirinya.
Senyum kecut ia layangkan, nasibnya benar-benar sial.
"Pas acara nanti! Kamu harus senyum! Aku gak mau orang-orang ngira kamu terpaksa!" ucap Neraca.
"Em!" tatapan Alvaro hanya fokus ke buku di depan. "Bukannya emang terpaksa ya?" batinnya tersenyum miris.
"Oke! Aku pergi dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FILW KETOS!! {𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙳𝙸𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸}
Aléatoire𝙷𝚊𝚕𝚘 𝚐𝚞𝚢𝚜 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞.... 𝙹𝚘𝚒𝚗 𝚔𝚞𝚢𝚢𝚢.... Hidup yang di penuhi teka-teki, terutama dalam keluarga nya. Tiffany, gadis yg selama dituntut menjadi nomor satu oleh orang tua-nya. Memiliki sahabat yang bagai...