9. Ayah?

7 4 3
                                    

Hembusan angin sore kini terasa sangat nyaman, angin sepoi-sepoi yg menerpa kulit terasa sejuk di hari yg terbilang sangatlah panas ini. Kedua remaja itu berjalan berdampingan, pagar rumah di buka lebar oleh satpam sehingga memberi keduanya akses untuk masuk ke dalam pekarangan rumah tersebut.

Langkah keduanya terhenti tepat di depan pintu, tangan yg tadinya berniat ingin membuka pintu yg menjulang tinggi itu terhenti saat seseorang dari dalam lebih dulu membukanya. Terlihat tubuh tegap dgn balutan jas kantor melekat di badan kekar pria itu, tatap tajam nya mampu membuat siapapun menciut. Kedua remaja itu saling pandang dgn perasaan bingung.

"Ayah udah pulang? Bunda mana?"tanya gadis itu, jaket masih melekat di tubuh nya. Panas dari demam yg ia alami masih belum turun.

"Iya!... Kalian? Bukannya sedang study tour? Kenapa pulang?" tanya pria itu, dia Geondra ayah dari Tiffany, gadis yg terbalut dgn jaket kulit berwarna coklat itu.

"Study tour nya di batalkan om, ada kecelakaan dikit makanya dibatalkan! Pihak sekolah juga sudah menggantinya dgn cuti sekolah selama seminggu... Itu juga karena demi keselamatan kami para siswa, makanya lebih baik di liburkan!" jelas Alvan. Geondra mengangguk mengiyakan, diam-diam Tiffany menghela nafas. Sedari tadi gadis itu hanya menunduk.

"Baiklah! Kalau begitu lebih baik kamu pulang Alvan! Besok setelah saya kembali pergi, kamu baru datang ke sini.. Jagain Tiffany, om juga pulang hanya untuk mengambil berkas yg tertinggal!" ucap Geondra, sesekali tatapan nya menuju ke putrinya yg menunduk seraya mengelus lembut tubuhnya.

"Baik om... Kalau begitu Alvan pulang dulu! Gua balik dulu ya Tif!" ucapnya kemudian beralih ke Tiffany. Tiffany mengangguk sebagai jawaban.

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumussalam!" ucap keduanya kompak.

Setelah Alvan menghilang dari pandangan keduanya. Geondra beralih menatap sang putri dgn tatapan datar dan dingin seperti biasanya.

"Tifa ke kamar dulu ya, yah!" ucap Tiffany pelan namun masih bisa di dengar oleh sang ayah.

"Hm! Jangan kunci pintu kamar mu! Ayah ada sesuatu untuk mu!" setelah nya Geondra pergi dgn wajah datarnya. Tiffany hanya diam bergeming, keringat dingin kini membasahi pelipis nya, degup jantung nya berdetak jauh lebih cepat, apakah ayah nya akan menghukum nya?.

Disisi lain tak jauh dari rumah milik Tiffany Alvan berdiri bersandar di kursi kayu sembari menunggu sang abang datang menjemput nya. Pikiran bergelut dgn hatinya. Setelah melihat tatapan ayah Tiffany membuat dirinya merasa jika Tiffany sedang tidak baik-baik saja.

"Tif! Gua harap apa yg gua rasain ini hanya perasaan yg gak bisa jauh dari lo! Gua harap lo baik-baik aja! Semoga keputusan gua pulang gak salah!" batinnya. Bahkan tanpa dirinya sadari sang abg sudah tiba dgn mobil ferrari miliknya.

"Gak mau pulang?" suara bariton sang abang menyadarkan remaja itu. Tanpa sepatah kata pun remaja itu langsung membopong kedua tas nya dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil.

"Lo kenapa? Ada masalah?" Edgar melirik sekilas adik keduanya. Edgar Emiliano Veondra.

Hembusan nafas yg pertama kali Edgar dengar sebagai jawaban dari adiknya. "Gapapa!" ucapnya menatap ke arah jalan yg dilalui mobil abangnya.

"Yaelah! Cerita aja bocah!"

Ucapan tiba-tiba itu mengagetkan nya. Sejak kapan kakaknya ini ada di dalam mobil? Bukan nya gadis itu tengah menjalan kan tugas kuliah nya?.

"Astaga! Ngagetin aja lo kak! KKN lo udah kelar?" tanya Alvan di akhir ucapannya, tangannya masih setia mengelus dadanya.

"Iee, si ogep! Gua udah pulang tiga hari yg lalu! Lo aja yg gak tau! Makanya update cil!" ucap gadis itu dgn santainya dirinya malah memandangi kukunya yg baru saja selesai ia manicure, begitupun dgn kakinya yg selesai ia pedicure. Vlora Ciselle Veondra, atau kerap di sapa Vlora itu.

FILW KETOS!! {𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙳𝙸𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang