"Tifa! Lo nanti pulang naik apa?" tanya Liyora ke sahabatnya, keduanya kini tengah berada di ruang OSIS. Hanya berdua karena yg lain sudah pada keluar setelah rapat tadi.
"Naik bus kayaknya!" ucapnya masih fokus dgn kertas-kertas di tangan nya.
"Loh? Supir lo kemana? Tumben gak jemput?"
"Gak tau!" ucap Tiffany. "Yora! Ini lo urus ya! Nanti kalau udah lengkap langsung kirim ke gua aja!" lanjutnya sambil menyerahkan beberapa lembar kertas, dgn nama-nama murid kelas 11 di sana.
"Mau di apain nih?"
"Tanya ke mereka siapa aja yg mau ikut! Siapa tahu juga ada yg dilarang!" ucap Tiffany.
"Oke.. Biar gua aja yg urus!" setelah nya Liyora langsung melenggang pergi, pasalnya kelas 11 bukan hanya 1 kelas saja melainkan di bagi menjadi 5,jadi kerja nya gak mungkin bisa cepat selesai.
Tiffany hanya melihat kepergian sahabatnya dgn tatapan datar, pikiran nya masih tertuju ke sosok yg akan menemani nya di rumah. Tak ingin bergelut dengan pikiran yg tidak terlalu penting menurut nya, dirinya melangkah meninggalkan ruang OSIS tersebut. Tujuan nya cuman satu yaitu kelasnya, namun jujur saja dirinya tidak betah berada di sana, apalagi harus duduk berdampingan dgn sosok yg sangat diri nya benci.
***
"Bareng gua aja!" ajak Alvan dgn gadis yg rambutnya terurai rapi itu."Gak!" tolak nya tanpa berbalik menatap lawan bicara nya. Saat kaki nya ingin melanjutkan langkah nya. Ucapan Alvan berhasil menghentikan langkah nya.
"Bareng gua!! Bokap lo yg nyuruh!!"
"Ck..." dgn terpaksa Tiffany naik di jok belakang motor milik Alvan.
Setelah nya Alvan langsung melajukan motor sport hitam milik nya.
"Pegangan!" ucap Alvan sedikit berteriak agar Tiffany mendengar nya. Namun yg ditanya hanya diam, lebih tepatnya Tiffany malas menggubris ucapan laki-laki di depannya.
Karena merasa di abaikan Alvan kembali melajukan motornya, tidak ngebut, karena dirinya takut jika anak orang kenapa-napa, yg ada mama nya bisa menjadikan nya sate manusia.
15 menit perjalanan keduanya sampai di kediaman ALEXANDER . Tiffany masuk lebih dulu, tanpa menunggu laki-laki yg baru melepaskan helm miliknya.
Ceklek...
Langkah nya terhenti kala melihat orang tua Alvan yg tengah duduk berbincang dgn orang tuanya. Seketika dirinya langsung sadar mengapa dirinya harus pulang bareng laki-laki itu.
Dengan senyum terpaksa dirinya melangkah masuk. "Sini Tifa!" ucap Fanyra menepuk sofa kosong di samping nya.
Tiffany menurut. Alvan yg baru masuk juga ikut menuju ke sofa di mana orang tua nya duduk manis.
"Bund? Om Vano sama tante Vani kenapa ke sini?" bisik nya ke Fanyra. Fanyra hanya mengisyaratkan nya untuk diam.
Tiffany kembali menurut. Namun otak nya masih saja trus berputar memikirkan maksud kedatangan sahabat orang tua nya.
"Jadi begini! Tiffany, yg akan menemani kamu selama ayah sama bunda pergi, Alvan ya!" ucap Geondra.
Hal itu berhasil membuat Tiffany membelakkan matanya kaget. Apa-apaan ini? Mengapa harus cwok itu yg menemani nya.
"Ayah! Tifa gak mau!" tolak nya.
"kenapa gak mau?" tanya Geondra sambil menaikkan satu alisnya.
"Ayah, masa Tifa harus tinggal berdua sama dia? Ayah Tifa sama dia gak ada hubungan darah sama sekali! Gak boleh yah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FILW KETOS!! {𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙳𝙸𝚁𝙴𝚅𝙸𝚂𝙸}
Casuale𝙷𝚊𝚕𝚘 𝚐𝚞𝚢𝚜 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚛𝚞.... 𝙹𝚘𝚒𝚗 𝚔𝚞𝚢𝚢𝚢.... Hidup yang di penuhi teka-teki, terutama dalam keluarga nya. Tiffany, gadis yg selama dituntut menjadi nomor satu oleh orang tua-nya. Memiliki sahabat yang bagai...