11. Pelukan

62 5 0
                                    

Jaehyun menggenggam tangan Rose, mengangkat tangan itu dan memberi kecupan ringan di punggung tangan Rose.

Rose tampak tersipu dengan perlakuan Jaehyun yang tiba-tiba seperti itu. Jaehyun mendekatkan diri nya dan menarik Rose dalam pelukannya. Rose hanya diam dan membalas pelukan itu.

Setidaknya itu adalah pelukan tanda kedua nya telah berdamai.

"Harum sekali." Jaehyun menggesekkan hidung nya di leher putih milik Rose, tak berhenti disitu Jaehyun juga mulai mengecup bagian belakang telinga Rose yang mana merupakan titik kelemahan bagi Rose.

Rose hanya mengikuti insting nya dan terus memeluk Jaehyun disaat Jaehyun mulai berusaha menaikkan gairah di antara mereka.

Nafas mereka perlahan mulai memburu, Rose mencengkeram kuat punggung Jaehyun ketika Jaehyun meninggalkan sebuah kissmark tepat dileher Rose.

"Bolehkan?."

Jaehyun meminta izin Rose sebelum melanjutkan aktivitas nya.

Rose yang mulai di kuasai nafsu perlahan mengangguk kecil dengan wajah yang merona karna malu.

Jaehyun mendorong tubuh Rose agar berbaring di tempat tidur, Jaehyun melepaskan beberapa kancing kemejanya dan Jaehyun menindih Rose.

Jaehyun mendekatkan wajahnya untuk mencium Rose.

Namun belum sempat Jaehyun mencium bibir Rose, suara ketukan pintu terdengar dan membuat Rose terkejut. Rose langsung mendorong Jaehyun dan berlari ke kamar mandi meninggalkan Jaehyun.

Jaehyun merasa kesal, Jaehyun bangun dan merapikan pakaiannya sebelum berjalan untuk membuka pintu.

"Ada apa?." Tanya Jaehyun dengan suara dingin yang bercampur emosi. Si pendengar langsung merasa merinding seolah telah melakukan kesalahan besar.

"Maaf Tuan, ada panggilan dari Investor Australia. Seperti mereka ingin memberitahu keputusan mereka."

Sebenarnya beberapa hari lalu, Jaehyun sedang mengalami beberapa masalah dalam pengerjaan proposal tender yang akan di lelang bulan depan.

Tiba-tiba saja , Investor Hongkong yang awal nya setuju untuk membantu Jaehyun berubah pikiran dan berdiri di pihak oposisi. Itu membuat Jaehyun merasa diri nya harus mencari jalan lain , dia tidak ingin kehilangan tender penting seperti ini.

"Tunggu 10 menit lagi, atur zoom meeting dengan mereka. Aku akan segera datang."

Johnny mengangguk dan langsung pergi menyiapkan semua yang Jaehyun perlukan di ruang kerja Jaehyun.

Jaehyun menutup pintu nya dan berjalan menuju pintu kamar mandi yang terkunci rapat.

"Aku punya beberapa pekerjaan saat ini. Aku mungkin akan terlambat untuk makan malam. Kamu makan malam saja tanpa ku."

"Kalau kamu butuh sesuatu cari aku di ruang kerja ku."

Jaehyun lalu pergi meninggalkan Rose yang masih berada di dalam kamar mandi.

Begitu tiba di ruang kerja, Jaehyun mulai berubah seperti layaknya boss besar yang perfeksionis. Semua ekspresi, suara dan gesture tubuh nya tampak begitu memukau hingga membuat si pendengar yang ada di ujung telpon itu merasa puas dengan apa yang Jaehyun jelaskan.

Setelah berdiskusi panjang, kedua nya akhirnya mencapai kesepakatan bersama. Jaehyun langsung meminta Johnny menyiapkan dokumen yang di perlukan dan mengirim nya via surel.

Tanpa disadari malam pun tiba, Jaehyun keluar dari ruang kerja nya. Dia berjalan ke ruang makan dengan harapan bisa menemui Rose yang sedang malam. Namun tidak ada siapa pun disana.

Just One Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang