Nigreluna di hadapan mata.
Para guardian sudah dapat menebak bila kerajaan diktator itu akan kembali menghadang mereka dengan ratusan prajurit di dermaga. Dan juga, Segel. Kekuatan aneh itu langsung melemahkan semua guardian meski masih berada dalam radius sekitar lima puluh meter dari dermaga kapal Nigreluna.
Segel membuat mereka merasa seperti aliran darah terhalang sesuatu, sehingga para guardian tak lagi merasakan energi mengalir dalam diri masing-masing. Semuanya menggeram marah, berang. Seluruh dendam dan benci berkumpul menjadi satu dalam hati.
Mulai dari sini, semua kepemimpinan diambil alih kembali oleh Hoetaek setelah sebelumnya sempat dipimpin oleh Jiwoong selama berada di Norglaraland, kemudian berganti pada Xiaoting, dan yang terakhir adalah Matthew.
Jika Nigreluna punya senapan dan meriam, maka guardian punya mantra. Hoetaek melebarkan senyum seraya mengangkat dagu angkuh dan mengomando, "SERANG!"
Gyuvin dan Yujin kembali tampil di garda terdepan, memecah serangan peluru dan meriam yang diluncurkan oleh Nigreluna untuk menyerang kapal mereka. "Avvolgare!" Usai keduanya meneriakkan mantra, angin ribut muncul memporak-porandakan dermaga. Para tentara yang disiagakan tak mampu bertahan, semuanya terlempar ke sembarang arah. Hanbin langsung menyambarnya menggunakan petir yang menyebabkan para tentara menggelepar dan tak bergerak lagi di atas pasir pantai yang putih.
"Spirito dell'acqua!" Taerae mengucap mantra. Tangan-tangan besar berbahan air muncul, mendorong kapal agar segera sampai di dermaga.
Tatkala kapal hendak mencapai dermaga, giliran Xiaoting berucap, "Arenas, suges eas!"
Pasir-pasir pantai bergerak sesuai perintah membentuk pusaran ke dalam tanah yang langsung menghisap para tentara dan menimbun mereka. Setelah dirasa aman, mereka melempar jangkar dan menambatkan kapal baru setelahnya turun. Namun sebelum itu, ada dentuman suara meriam dari kejauhan.
Bola-bola yang merah menyala terbang di langit, hendak menyerang kapal usai guardian menyerang tepi pantai. Tak tinggal diam, Taerae bergegas memunculkan ombak besar yang melahap bola-bola api tersebut sampai padam. Setelah itu, Ricky membekukannya. Bola-bola api yang telah menjadi es tersebut kemudian jatuh ke lautan lepas.
Semua guardian menuruni kapal. Kemudian melompat dan berhasil mendarat dengan sempurna di atas pasir putih yang ada pada sepanjang bibir pantai Nigreluna.
Suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Sepertinya, pihak istana Nigreluna kembali menyiagakan prajurit untuk melawan.
"Wah, ada banyak prajurit yang datang kemari! Bagaimana kita harus menyerang mereka?" tanya Yujin.
"Gunwook, buat gempa!" perintah Hoetaek.
Yang diperintah sendiri lekas-lekas berjongkok seraya menempelkan tangan ke atas tanah. Kemudian berkata, "Queickylot!"
Tanah di sekitar mereka bergetar hebat, para prajurit yang semula berniat menembakkan peluru melalui senapan mereka kehilangan keseimbangan, jatuh bergelimpangan saling menimpa satu sama lain.
"Elettrico!" Hanbin berteriak, dan sedetik kemudian semua prajurit di sana tersengat aliran listrik yang berasal dari petir.
Dan lagi-lagi, untuk kesekian kalinya Xiaoting menimbun mereka menggunakan pasir pantai. Para guardian lantas melanjutkan perjalanan dengan santai seakan tak pernah terjadi sesuatu di sana.
***
Sementara itu, di istana Nigreluna...
"T-t-tuan, sepertinya mereka bertambah kuat. Mereka masih bisa menggunakan elemen padahal saya yakin sekali Segel milik Anda telah melemahkan mereka ---
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GUARDIANS : ROAD TO UTOPIA [ZB1]
FantasiaBelum pernah ada sejarahnya seorang guardian yang dibawa ke kerajaan utama Nigreluna kembali dalam keadaan selamat dan pulang ke pulau Eltriluxly. Namun, suatu ketika, kejadian aneh dan ajaib terjadi. Sesosok guardian tiba-tiba saja kembali ke Eltr...