Sebulan berlalu setelah pulau Eltriluxly mengalami Badai Segel Elemen. Kehidupan sehari-hari para warga berjalan seperti biasa. Ada yang pergi ke ladang, akademi, ataupun bekerja menjaga perbatasan laut. Dari jendela rumahnya, Hoetaek dapat melihat pengajar akademi pelatihan membawa seluruh muridnya untuk duel di pinggir pantai. Pengajar akademi pelatihan pun datang dalam formasi lengkap. Termasuk Zhang Hao yang mengajar kelas ramuan.
Pandangan Hoetaek kemudian beralih pada sosok pemuda di samping Gunwook, yaitu Sung Yujin. Walaupun banyak pertanyaan mengganjal di hatinya soal apa makna di balik kedatangan Yujin, namun, sepertinya kecurigaan Hoetaek tak terbukti. Lantaran sudah sebulan berlalu dan pulau Eltriluxly kelihatan aman-aman saja.
Dari kediaman Hoetaek, kita berpindah ke pinggir pantai. Para siswa akademi pelatihan duduk beralaskan pasir putih, sementara pengajar seluruhnya berdiri.
"Selamat siang, para peserta duel akademi pelatihan. Langsung saja, saya akan membacakan susunan acara hari ini." Sung Hanbin selaku sekretaris akademi pelatihan membuka acara. "Yang pertama, duel dilakukan oleh dua orang melawan dua orang lain. Itu artinya, kalian harus memilih satu teman untuk membentuk sebuah tim."
Mendengar itu, sontak saja Gunwook merapat, memegangi lengan sang kakak. Tapi, balasan Gyuvin berhasil membuatnya sakit hati. Katanya, "Kau bersama Yujin sana. Pokoknya, aku satu tim dengan Rui."
Gunwook mendengus sebal. Selalu saja Pangeran Rui, batinnya. Tapi, sebenarnya, banyak alasan mengapa Gyuvin sedekat itu dengan Ricky. Selain karena faktor usia mereka yang sepantaran, serta asal kerajaan yang sama, Ricky itu sudah dianggap seperti anak sendiri oleh orangtua bersaudara Park. Pun, Ricky tak keberatan memiliki sahabat seceria Gyuvin. Kedekatan keduanya itulah yang terkadang memancing kecemburuan Gunwook. Gunwook menganggap Ricky merebut kakaknya.
"Perubahan elemen tanah apa yang Kakak kuasai?" tanya Yujin.
"Terraemotus? Sisanya tidak bisa karena pinggir pantai isinya cuma pasir," ungkapnya jujur. "Kalau mau membuat Boue* juga sulit, soalnya kau bukan elementer air."
Benar juga. Yujin manggut-manggut. Kemudian menjentikkan jari. "Begini saja, biar aku yang melakukan semua perubahan elemennya. Kakak tinggal menambahkan sedikit gempa agar lawan kita tak bisa berkutik." Senyum lebar terpatri pada bibirnya. "Aku bisa membuat Validis Ventis dan Thornadoser*."
"Wah! Thornadoser?!" Gunwook membulatkan mata. Menolak percaya. "Bisa-bisa lawan kita langsung terbang nanti. Thornadoser itu terlalu menakutkan, bung!"
Yujin mengerlingnya. "Kalau kita bisa menang dengan itu, kenapa tidak?"
Padahal, hadiahnya cuma sebotol ramuan yang cantik warnanya --- berwarna biru gelap, dan ada titik-titik selayak bintang di sana, namanya Langit Malam. Hasil kreasi Zhang Hao yang cukup menguras pikiran selama seminggu penuh.
Oh!
Dan sebenarnya ada dua lagi, yaitu ramuan Biru Maruna milik Ji Yunseo --- warna ramuannya biru laut kehijauan, dan ada buih-buih serta sebuah cangkang kerang di dalamnya. Kemudian, ramuan terakhir adalah kepunyaan Zhang Hao, yang bernama Eltriluxly --- ada pasir pantai yang di atasnya terdapat cairan sewarna daun mangrove bercampur dengan cairan putih yang membentuk efek kabut.
Mereka harus memperebutkan ketiga ramuan tersebut. Lantas, siapakah yang akan menang?
***
Entah suatu kebetulan atau memang disengaja, Gunwook-Yujin melawan kelompok Ricky-Gyuvin. Wah, kalau sampai salah memberikan serangan dan mengenai Ricky, bisa-bisa mereka dihukum!
"Sudah siap?" ejek Gyuvin.
Gunwook menahan-nahan ingin melempar segenggam pasir pantai pada kakaknya itu. Sangat menyebalkan! Gyuvin pasti beranggapan bahwa keduanya tak akan berani menyerang jika ada Ricky. Tapi, siapa takut!
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GUARDIANS : ROAD TO UTOPIA [ZB1]
FantasiBelum pernah ada sejarahnya seorang guardian yang dibawa ke kerajaan utama Nigreluna kembali dalam keadaan selamat dan pulang ke pulau Eltriluxly. Namun, suatu ketika, kejadian aneh dan ajaib terjadi. Sesosok guardian tiba-tiba saja kembali ke Eltr...