.

1.1K 136 28
                                    

Menhan mengetuk meja kantor nya frustasi, setelah masalah yang satu teratasi sekarang masalah yang ia tinggalkan menjadi menumpuk di mulai dari berkas-berkas dari perusahaannya dan dari pemerintahan. Membuat Menhan harus kerja lembur di kantornya meninggalkan sang istri di rumah.

(Setelah Agil diperbolehkan pulang dari rumah sakit, mereka memutuskan menikah secara politik dengan membuat surat pernikahan dan bertukar cincin di aula city hall dan disaksikan hanya oleh petinggi pemerintah.)

Suara pintu terbuka membuat fokus Menhan beralih pada pintu dan melihat Agil yang sedang mengintip ke dalam ruangan. Menhan langsung beranjak dari tempat duduknya menghampiri Agil yang sudah masuk keruangan nya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Menhan.

"Emangnya aku gak boleh disini." Balas Agil cemberut.

"Bukan gitu, kamu kan harus banyak-banyak istirahat. Ingat kata dokter," ucap Menhan menjawil hidung mancung Agil, membuat nya terkekeh gemas dengan reaksi Agil yang menatapnya dengan wajah memerah.

"Aku kangen, kamu dua hari gak pulang ninggalin aku sendiri di rumah!" Ucap Agil kesal.

"Maaf ya kerjaan aku lagi banyak, kamu kesini sama siapa?" Tanya Menhan merangkul pinggang Agil.

"Bareng Airuma, tadi anaknya mampir ke rumah jadi sekalian nebeng." Jawab Agil.

"Good boy," balas Menhan mengecupi wajah Agil gemas, pasalnya Menhan melarang Agil mengendarai kendaraan sendiri selama Agil sedang mengandung

"Kamu udah makan siang belum? Aku bawain makanan ayok makan bareng." Ucap Agil mengangkat box makan yang ia bawa.

"Kebetulan aku juga belum makan siang," ucap Menhan, mengangkat tubuh Agil menuju sofa ruangannya dan mendudukkannya di pangkuannya.

"Kok duduk nya begini," ucap Agil.

"Gapapa aku kangen," balas Menhan merangkul pinggang Agil membuatnya merapat ke tubuhnya.

Agil memilih menghiraukan Menhan dan mulai membuka makanan yang ada di pangkuannya. Menhan memperhatikan wadah yang berbau harum sedari tadi membuat perutnya keroncong dan bisa di dengar oleh Agil.

"Pffff-hahaha aduh-aduh kasian banget suami aku, udah kayak gak pernah di kasih makan." Ucap Agil menangkup wajah Menhan membawanya menatap dirinya. Tawa Agil semakin kencang melihat ekspresi melas Menhan yang menatap kearahnya.

"Suapin," ucap Menhan manja.

Agil terkekeh dengan sifat Menhan yang jarang ia tunjukkan, membuat Agil luluh dengan cepat.

"Buka mulut nya pesawat datanggg aaaaa~" ucap Agil mulai menyuapi Menhan.

Makan siang mereka di selingi dengan obrolan dan candaan yang Agil lontarkan membuat Menhan merasa lebih rileks.

"Enak gak?" Tanya Agil menyuap kan suapan terakhir.

Menhan mengangguk.

"Gak ada yang bisa ngalahin masakan kamu," jawab Menhan bangga.

Agil mengangguk bangga sebelum ia salah fokus pada berkas yang menumpuk di atas meja Menhan. Menhan memfokuskan semuanya pada pencarian saat dia hilang dan membuat nya tidak mampu menyentuh berkas-berkas yang seharusnya ia kerjakan menumpuk, rasa bersalah mulai menggerayangi hati Agil.

Menhan yang melihat Agil melamun menatap mejanya menghela nafas, ia tahu apa yang ada dalam pikiran Agil saat ini.

"Hei, it's okay." Ucap Menhan mengambil box makan yang di pegang Agil menjauhkan nya dari jangkauan Agil.

Setelahnya Menhan merangkul tubuh Agil membawa dalam pelukannya, membuat Agil menyembunyikan wajahnya pada leher Menhan.

"Udah jangan dipikir kasian kamu sama si dedek, udah ya." Ucap Menhan mengusap punggung Agil.

Mayor's Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang