Brakk!
Kantor yang biasa rapi sekarang sudah tidak berbentuk, setelah mendapati kabar bahwa tempat yang dicurigai menjadi markas Omega Hunter kosong hanya tertinggal beberapa bukti beberapa kurangan yang tertinggal. Menhan tidak bisa lagi menahan amarahnya.
Berkas-berkas yang biasanya tertata rapi sekarang berhamburan, komputer laptop sudah tidak berbentuk di lantai. Tubuhnya gemetar karena amarahnya semakin membuncah.
"SIAL!" Teriak Menhan frustasi.
Klek (suara pintu terbuka)
Menhan menoleh ke arah pintu mendapati Martin yang sedang menatapnya iba, Menhan mengusap wajahnya untuk menghilangkan raut frustasinya lalu tersenyum ke arah Martin yang berjalan menghampiri nya.
Martin menarik tubuh Menhan ke arah sofa lalu menyuruh nya duduk, mengusap punggung Menhan untuk membuatnya lebih tenang. Martin menatap ke seluruh ruangan, tempat yang biasanya hangat kini hancur lebur. Seseorang yang membuat ruangan ini terasa hangat tengah menghilang.
"Aku buatin teh, ya" kata Martin meninggalkan ruangan.
Seperginya Martin, Ano memasuki ruangan dengan Rafael. Menhan menatap Ano meminta penjelasan tentang misi yang tengah di jalankan kepolisian.
"Tempat nya kosong, tapi kami berhasil menemukan beberapa sidik jari dan...kami menemukan ini." Ano memperlihatkan sebuah pelacak.
"Ini bukan punya Agil," ucap Menhan mengerutkan alisnya.
Ano berdecak mendengar ucapan Menhan, ia memperlihatkan ukiran nama kecil yang bertuliskan nama gin. Pelacak itu menunjukkan satu tempat sebelum sinyal nya menghilang, dekat dengan pelabuhan.
"Kita akan kirim orong untuk menyusup ke sana, kita harus hati-hati kali ini," ucap Menhan memijat pelipisnya.
"Hubungi Marcel, saya ingin bertemu dengan Rion sore nanti." Ano hanya mengangguk menelpon Marcel yang sedang ia tugas kan di TKP.
Mereka mulai tenggelam dengan pikiran masing-masing, sebelum Martin datang dengan menyajikan teh yang ia buat.
(Markas Omega Hunter)
Agil merasakan tubuhnya lemas, ia merasa tertekan setelah Gin di bawa. Ia merasa lebih tidak berguna, Agil melihat sekeliling melihat para omega lainnya yang tengah ketakutan atau tengah di lecehkan.
Suara teriakan terdengar nyaring dari salah satu omega yang ingin di bawa ke sebuah ruangan tertutup. Setelah Agil cari tau itu adalah ruangan untuk membedah kelenjar aroma para omega untuk di jual belikan.
"Bukan kah omega cantik ini terlalu tenang," ucap seseorang di depan kurungan Agil.
"Kau tau, temannya di ambil oleh tuan Arnold kemarin. Mungkin ia merasa seperti sampah karena tidak bisa menyelamatkan temannya yang malang." Saut yang lain.
Agil menatap tajam orang-orang di depannya.
"Kalian lah yang seperti sampah!" Tekan Agil, membuat orang yang tertawa di depan melotot ke arahnya.
"Sebaiknya mulut kecilmu, digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat!" Tekan orang itu mencengkram dagu Agil.
"Lebih baik kau hisap milik ku agar mulut kecil mu lebih berguna," ucap orang itu menyeringai. Agil yang mendengar itu mulai memberontak.
Orang itu mengeluarkan milik nya dan memaksa Agil membuka mulutnya. Agil merasa jijik saat penis orang itu mulai masuk ke mulutnya.
Orang itu mulai menggerakkan miliknya maju mundur membuat Agil tersedak sesaat. Sebelum...."AAKHH A-APA YANG KAU LAKUKAN LEPASS!" Teriak orang tersebut mulai mencoba melepaskan penisnya dalam mulut Agil.
"AAAHKK LEPASS, SESEORANG LEPASKAN BAJINGAN INI DARI PENIS KU AKHH!" Teriak nya lagi.
"Kaw ing-n belada di mul-t ku kan" ucap Agil menggigit penis pria itu membuat pria itu kesetanan.
Agil meludahkan daging yang sudah terpisah dari tubuh sang pemilik nya, Mulut nya bersimbah darah.
"AKKHHH PENISSKUU, SIALAN KAU OMEGA BRENGSEK AKHH!" Orang-orang yang berada di sana mulai membantu orang tersebut membawanya ke ruang perawatan.
Agil tersenyum bangga pada dirinya sendiri, ia harus menceritakan kejadian ini pada Airuma dan Gin jika mereka selamat.
Ia memperlihatkan orang-orang yang menatapnya ngeri, sebelum ia melihat sebotol air mineral yang di lempar ke arahnya, mulai berkumur untuk menghilangkan bekas darah yang tertinggal di mulutnya.
Setelah mengeluarkan tenaga extra untuk memotong penis pria tadi, Agil mencoba merilekskan tubuh nya.
Seharusnya ia saat ini tengah berada di pelukan Menhan menerima feromon untuk buah hati mereka, perutnya mulai terasa keram.
Saat omega hamil, sang alpha harus selalu menyelimuti tubuh omega dengan feromon agar kandungan omega tetap stabil dan mempermudah omega menjalani masa-masa kehamilannya.
Agil menghela nafas mengusap perutnya.
(rumah tol kiri)
Pintu terbanting terbuka, terlihat seseorang bersurai biru memasuki rumah dengan menyeret kopernya terburu-buru.
"Sou...."
Bug!
Suara pukulan terdengar nyaring, saat souta memukul pipi Rion.
"Maksud lu apa hah! Gin hamil anak Lo dan sekarang Gin di culik. jangan bercanda lu anjing!" Bentak souta.
Sebelum nya ia dikabari bahwa Caine sedang mengandung anak rion, lalu ia di kabari lagi bahwa Gin di culik dengan keadaan sedang mengandung anak rion juga.
"Sou, tenang Sou!" Riji dan Mako mencoba menahan souta yang ingin kembali menerjang ke arah Rion.
"Babi-babi!" Maki souta membanting barang yang ada di dekatnya.
Caine menghampiri Rion yang masih terdiam kaku di tempat, mengusap punggungnya.
"Gapapa, souta masih butuh waktu." Ucap Caine menenangkan.
Rion hanya mengangguk, menghampiri souta yang pergi ke balkon.
"Sorry sou,"
Souta hanya mengangguk, percuma sebenarnya ia marah-marah semuanya sudah terjadi.
"Udah ada petunjuk?" Tanya souta ketus.
"Kita mau ke city hall," souta mengangguk mengikuti Rion keruang tamu untuk memberitahu yang lain.
Riji, Makoto, key, dan souta yang akan menemani Rion menemui Menhan di city hall.
Sesampainya mereka di city hall, mereka langsung menuju ruang rapat.
Mereka mulai berdiskusi tentang rencana penyusupan yang akan mereka lakukan malam ini.
"Saya ingin mengajukan dua anggota saya sebagai perwakilan dari kami, mereka adalah mata-mata yang handal." Kata Rion menunjuk Souta dan Makoto.
"Kalo begitu perkenalan kan yang akan memimpin tim kalian, Zilla Zakaria." Ucap Menhan memperkenalkan Zilla.
"Kita akan langsung menyergap mereka, saat sudah mengamakan para korban,"
Setelah berdiskusi panjang, Rion meminta undur diri terlebih dahulu di ikuti oleh yang lain meninggal ruang rapat.
"Kami akan memberitahu mereka bahwa darah berwarna merah." Gumam Rion yang bisa di dengar oleh yang lain, mereka menatap satu sama lain lalu menyeringai. Mereka akan berpesta darah malam ini.
'Rion Kenzo masuk radio semua persiapkan mainan kalian kita akan beraksi malam ini.'
'pih, Mia di kabari Kevin katanya mereka berhentiin kargo dari arah pelabuhan. Pas mereka cek dalem nya isinya botol-botol yang persis kayak foto yang kita kasih.'
'suruh mereka anter ke rumah.'
"Jadi bener di pelabuhan," Rion menghela nafas, perasaan nya tidak enak.
"Hubungi cn sama bo suruh mereka siap-siap, persenjataan peluru kita yang tanggung. Pakek duitnya pak Menhan sih tapi." Kekeh Rion. Meninggalkan gedung city hall.
Makin gak jelas🤦, ngomong ngomong kalo ada typo mohon maaf ya🙏
See you.
🏃♀️💨
KAMU SEDANG MEMBACA
Mayor's Boyfriend
FanfictionJust Menhan x agil. Warning!! Bxb area. 18+ Omegaverse. Dosa tanggung masing-masing🙏.