.

1.2K 110 26
                                    

Rafael jengkel setengah mati pada Ano yang hampir membongkar rahasianya, satu pertanyaan yang selalu terlintas dipikiran Rafael adalah bagaimana Ano bisa tau kalau ia memiliki perasaan pada petinggi EMS tersebut.

"Ano sialan," gerutu Rafael.

"Pak Rafael kenapa?" Tanya Agil mendekati Rafael yang tengah cemberut di sofa.

"Gapapa kok cumak lagi kesel aja," jawab Rafael.

"Gil,"

"Iya kenapa?"

"Gimana rasanya hamil?" Tanya Rafael penasaran ketika melihat perut agil yang terlihat mulai membesar.

Agil menatap bingung Rafael yang terus menatapi perutnya dan memberikan pertanyaan aneh tersebut.

"Capek sih pak, emang kenapa pak Rafael mau juga? emang calonnya udah ada." Tanya Agil membuat Rafael mengelus dada mencoba untuk tidak emosi.

"Sorry ya dek, saya masih mau menikmati era singgel saya." Ucap Rafael dengan senyum yang seperti di paksakan.

"Lagian gue single and rich, gue bisa ngelakuin apapun sendiri." Ucap Rafael bergaya memakai kacamata hitamnya.

"Iyain aja gil, daripada anaknya tantrum." Saut Ano yang baru saja datang di ikuti Menhan yang turun dari mobil.

"Tin, tolong di repair sekalian di cuci." Ucap Menhan berjalan menghampiri Martin yang tengah berbicara dengan Jaka.

"Oh iya bentar ya." Ucap Martin.

"Biar anak-anak aja mah, mamah duduk aja sana aku ambilin eskrim, siang-siang begini enak nya makan eskrim." Ucap Jaka mengarahkan Martin untuk duduk di sofa sebelah Rafael yang sedang saling ejek dengan Ano.

"Sialan lu, tin liat Ano ngebully aku lagi." Adu Rafael memeluk perut Martin.

"Eh punya gue!" Ucap Ano berdiri ingin melepas pelukan keduanya sebelum ia di paksa duduk oleh Menhan yang mendengar keributan tersebut.

"Lu sesekali ngalah kek," ucap Menhan menahan bahu Ano untuk kembali duduk sedangkan Ano hanya mendengus melihat Rafael yang menjulur lidah mengejeknya.

"Ini mah eskrim nya." Ucap Jaka memberikan satu wadah besar kepada Martin, Rafael dan Agil. Dan memberikan porsi sedang kepada Menhan dan Ano.

"Makasih, anak-anak udah dibagi in?" Tanya Martin melihat pegawai nya yang tengah memakan esktrim ada juga yang masih memperbaiki mobil pelanggan.

"Udah kok mah."

"Good." Ucap Martin mengelus kepala Jaka.

"Yang, makan eskrim nya jangan banyak-banyak gak baik buat dedek." Peringat Menhan kepada Agil yang mulai memakan eskrim nya, tapi ada yang terasa kurang menurut agil.

"Iya, ngomong-ngomong pak Martin punya saos sambal gak disini?" Tanya Agil membuat yang lain menatapnya bingung.

"Gak ada, buat apa gil?"

"Mau eskrim dikasih saos sambal," ucap Agil cemberut.

"Yang bener aja jir," heran Rafael.

Sedangkan Menhan memijat pelipisnya, muncul lah keinginan Agil yang tidak masuk akal.

"Emang enak mah eskrim di campur sambal?" Tanya Jaka kebingungan campur jijik.

"Gak tau juga," jawab Martin menggelengkan kepalanya.

"Ya udah aku beliin dulu ya." ucap Menhan mengelus surai Agil lembut.

"No ikut gue," ajak Menhan.

"Kemana?"

Mayor's Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang