.

1.5K 120 12
                                    

"kakak lagi bawa adek ya?" Agil menunduk melihat anak kecil dengan mata lebar menatap perutnya penasaran.

"Heem, dedeknya lagi istirahat disini." Jawab Agil seraya mengelus perutnya, mata anak itu berbinar ketika mendengarnya ikut mengelus perut agil.

"Adek namanya siapa, sama siapa kesini?" Tanya Agil, melihat sekeliling untuk mencari orang tua dari anak tersebut.

"Nama aku Cilla," jawab Cilla sambil tersenyum menunjukkan gigi kelincinya.

"Cilla ya, orang tua Cilla dimana kok sendirian." Tanya Agil, mengangkat Cilla untuk ia dudukan ke pangkuannya.

"Itu mami Cilla lagi beliin Cilla eskrim disana." Tunjuk Cilla pada seorang wanitayang sedang mengantri di depan kedai eskrim.

"Anak siapa ini," tanya Menhan yang baru sampai dengan membawa dua gulali di tangan nya. Agil menggeleng berdiri menggendong Cilla.

"Pak ini martabak telur nya, totalnya 45rb." Ucap pedagang tersebut memberikan pesanan pada Menhan.

"Ini pak, kembaliannya ambil aja." Ucap Menhan memberikan uang 50rb.

"Makasih ya pak."

"Sama-sama."

Menhan mengikuti Agil berjalan mendekati kedai eskrim yang sedang ramai.

"Permisi apakah ini anak kamu?" Agil menepuk pundak wanita tersebut, membuatnya tersentak dan langsung menoleh kearah Agil.

"Eh Cilla kamu kamu darimana aja!" Ucap wanita tersebut kaget ketika melihat sang anak di gendongan orang lain.

"Tadi Cilla main sama kakak ini, mamah main ponsel terus Cilla di anggurin." Ucap Cilla cemberut.

"Maaf ya pak ngerepotin, makasih udah jaga Cilla."

"Lain kali hati-hati," ucap Menhan memeluk pinggang Agil.

"Ini gulalinya," ucap Menhan memberikan gulali tersebut kepada Agil.

Agil tersenyum senang melihat gulali berbentuk karakter tersebut. Merasa di perhatikan Agil menoleh melihat Cilla yang menatap gulali di tangan dengan mata berbinar, Agil mencoba menyembunyikan gulali tersebut dari Cilla tapi yang ia dapatkan adalah eskpresi melas anak tersebut.

"Cilla mau?" Tanya Agil dan mendapati anggukan mantap dari Cilla. Agil menyerahkan gulali tersebut dengan mata berkaca-kaca, padahal ia ingin segera pulang dan memakannya.

Sedangkan Menhan yang melihat interaksi tersebut terkekeh geli dan pamit untuk pulang bersama Agil.

"Udah jangan nangis ayok beli lagi." Ucap Menhan menenangkan Agil yang mulai meneteskan air mata, setelah kehamilan Agil mencapai semester 3. Agil lebih emosional dan sensitif daripada biasanya dan moodnya sering berubah-ubah.

"Mau dua!" Minta Agil.

"Iya kita beli dua," ucap Menhan menggandeng tangan agil.

Sesudahnya mereka membeli gulali yang di mau Agil, menhan melajukan mobilnya menuju mansion miliknya. Setelah sampai di depan mansion miliknya, dua orang berbaju serba hitam membukakan pintu gerbang memperlihatkan bangunan mewah bernuansa putih dengan desain klasik.

Menhan melajukan mobilnya menuju garasi dan menoleh ke arah Agil yang ternyata sudah tertidur lelap. Menhan tersenyum tipis beranjak keluar dan menggendong Agil menuju kedalam mansion miliknya.

Para maid sudah berjajar rapi ingin menyambut sang tuan rumah, sebelum mereka bisa mengucapkan salam mereka mendekap mulut mereka rapat-rapat ketika melihat sang nyonya sedang terlelap di gendongan tuan mereka. Mereka hanya menunduk memberi hormat tanpa suara dan di balas anggukan kepala oleh Menhan.

Mayor's Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang