.

2.1K 146 19
                                    

Paginya~

"Shttt anying pinggang gue," Agil meringis merasakan pinggangnya terasa mau patah.

Agil merasakan tubuh nya tidak lengket seperti kemarin, dia juga sudah berpakaian walaupun hanya memakai kemeja kebesaran punya Menhan dan seprainya sudah di ganti. Tapi perut nya masih terasa penuh.

Klek (suara pintu terbuka)

"Udah bangun kamu." tanya menhan, menghampiri Agil, lalu duduk di tepi kasur untuk merokok.

Menhan yang tidak mendapatkan jawaban dari Agil menoleh, mendapati Agil yang menenggelamkan wajahnya di bantal dengan memeluk perutnya. Menhan yang melihat itu bergerak mengambil bantal yang menutupi wajah cantik itu, dan melihat Agil sedang menangis.

"Hei, kenapa nangis hmm," tanya menhan.

"Hiks penuh, perut aku sakitt hiks" rengek Agil sambil mengelus perutnya yang masih mengembung.

Menhan yang mendengar itu mematikan rokoknya yang masih setengah, lalu bergerak merangkul tubuh Agil. Tangan nya bergerak untuk mengelus perut agil.

Menhan mendekatkan wajah nya untuk mengecupi wajah Agil mulai dari kening, mata, pipi, hidung, dan bibir bengkak Agil. Agil yang mendapatkan perlakuan manis seperti itu bergerak mengalungkan tangannya pada leher kekasihnya kayanya ini, menenggelamkan wajahnya nya ke ceruk leher Menhan.

"Masih sakit?" Tanya menhan.

"Masih, kamu keluar banyak banget di dalem kayak keran bocor"jawab Agil.

"Hahh, lagian kamu itu ada-ada aja. Kamu itu deputi loh di kepolisian, kok malah ikut ngerampok bank." Ucap Menhan.

"Maaf, gak lagi deh. Itu aku di ajak echi."jawab Agil

"Yang bener" tanya Menhan memastikan.

"Iyaaa"

"......."

"Pak,"

"Hmm"

"Kalo ada yang beneran tumbuh di perut aku gimana?" tanya Agil.

"Saya bakal tanggung jawab, saya malah senang kalo itu beneran terjadi" ucap Menhan, mengelus perut agil.

"Kalo itu terjadi, rahim kamu akan menumbuhkan bunga terindah dalam hidup kita. Permata terindah milik kita.." lanjut menhan.

Agil terkekeh mendengar jawaban Menhan. Tangan nya bergerak menggenggam tangan Menhan yang sedang mengelus perutnya dan di balas genggaman lebih erat serta elusan lembut.

"Kamu di panggil bunda sementara aku ayah, aku bakal bikin rumah di Deket pantai biar kita bisa lihat sunset tiap sore sambil ceritain keseharian kita. Aku bakal sisain waktuku buat kalian.." ucap menhan semangat dia Belem pernah segembira ini membiarkan masa depan dengan seseorang, tapi dengan Agil dia bahagia.

Mata mereka bertemu memandang satu sama lain dengan hangat. Menhan bergerak menyatukan kening mereka, saling melempar senyum. Seakan keributan kemarin bukanlah apa-apa.

"Kalo gitu jangan lelah untuk masa depan kita." ucap Agil.

"Aku gak lelah kalo sama kamu," balas menhan.

Agil tertawa mendengar balasan menhan.

"Aku mau rumah kita nanti di tol kiri Deket rumah papi, sama hmmm" Agil membuat pose berpikir, untuk memikirkan ingin rumah masa depan seperti apa.

"Mau kolam renang outdoor ngadep ke pantai kayak nya bagus" usul Agil.

"Kita bakal bikin seperti impian kamu" ucap Menhan.

"Ptfff..."

Agil tidak bisa membendung tawa nya rasa sakit nya hilang enteng kemana yang dia rasakan saat ini hanya bahagia. Sedangkan menhan yang melihat Agil tertawa ikut tertawa, entahlah rasanya bahagia ketika melihat orang yang kita cintai bahagia.

"I love you" 'A'

"I love you more" 'M'

Drtt drtt drtt

Menhan berdecak sebal ketika mendengar ponselnya berbunyi, melihat siapa yang menghubunginya.

"Halo, iya saya sendiri"

"......."

"Iya saya di kantor sekarang"

"......."

"Oh iya, setengah jam lagi saya nyampe."

"Siapa" tanya Agil.

"Pak Ano, suruh ke kanpol katanya" jawab menhan.

Agil hanya menganggukkan kepalanya, beranjak dari berbaringnya melihat Menhan mulai bersiap-siap untuk pergi.

"Kamu siap-siap dulu sana, saya antar pulang." ucap Menhan.

"Gini aja, antar ke rumah papi aja ya. di rumah sepi males aku," gerutu Agil.

"Celana kamu pendek banget Lo itu, kayak gak pakek celana malahan." Jawab Menhan, memperhatikan pakaian Agil yang ia pakaikan pagi tadi.

"Gapapa udah biasa jugak" ucap agil.

"Hahh, yaudah saya siap siap dulu"

(Skip rumah tol kiri)

Menhan menghentikan mobilnya di depan rumah bernuansa hitam putih dengan pagar hitam. Langsung turun dari mobil untuk membukakan pintu mobil untuk agil.

"Makasih"

"My pleasure" jawab Menhan.

"Udah kamu berangkat sana, udah di tungguin pasti." ucap Agil.

"Kalo gitu aku pamit dulu, salam buat yang lain." pamit Menhan lalu mengecup singkat kening Agil.

Agil hanya mengangguk serta tersenyum manis ke arah Menhan yang berjalan ke arah mobilnya.
Melambaikan tangan ketika Menhan mulai melajukan mobilnya meninggalkan kediaman tnf, lalu berjalan masuk ke arah rumah.





Ngomong-ngomong Kantor Menhan itu ada kamar pribadinya ya.
Ilustrasi kasar nya👇

Ilustrasi kasar nya👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


See you guys~
🏃‍♀️💨

Mayor's Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang