.

1.4K 139 24
                                    

"semuanya sudah siap." Ano berjalan mendekati Menhan dengan anak buahnya yang sedang membawa kotak kayu besar.

Menhan berbalik, menghampiri kotak kayu yang sedang berusaha di buka. Menhan dapat melihat ratusan dinamit yang telah ia pesan, mengambil satu untuk melihat kualitas nya.

"Kalian boleh pergi," perintah Ano pada bawahannya.

Mereka segera memberi hormat sebelum meninggalkan lokasi.

"Gimana kabar tim yang sedang menyusup?"

"Mereka berhasil menyusup ke dalam, hanya tinggal menunggu kabar penyelamatan."

Menhan menghela nafas, setiap detik yang ia lalu i, pikirannya selalu memasukkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi pada sang kekasih.
(Gak tau aja, si Agil abis nyunat burung orang)

"Positif thinking sedikit lah!" Menhan merasakan kepalanya di lempari kaleng minuman dari belakang, saat ia menoleh terlihat Rafael, Martin, dan jaka yang tengah membawa minuman kaleng.

"Gak usah lempar-lempar," ucap Menhan menatap malas Rafael.

"Tu muka udah kayak kain lap tau gak, kusut." Ucap Rafael setelah sampai didekat Ano.

"Jahat banget tuh mulut, pantes belum dapet-dapet pasangan." Ucap Ano, menerima minuman yang di beri Jaka.

"Kayak lu udah punya aja." Balas Rafael menatap Ano sengit.

"Siapa bilang?"  Ucap Ano menggenggam tangan Martin yang berada di sebelahnya. Sebelum tangannya di tepis oleh Jaka.

"Jangan kou pegang-pegang mamiku!" Sentak Jaka memeluk maminya dengan posesif.

"Mami lu buat gue aja ya." Ucap Ano menarik tubuh Martin mendekat ke arahnya.

"Dih, gue lebih ikhlas mami gue sama anak mekanik daripada sama lu!" Jawab Jaka ngegas, menarik kembali Martin ke pelukannya.

"Mending sama gue kaya,"

"Kagak!"

Martin yang menjadi bahan tarik-menarik keduanya mulai merasa kesal, ia memukul kepala keduanya membuat mereka mengaduh bersamaan.

"Duh tin kepala gue!"

"Aduh!"

"Kalian ini udah gede Lo masih aja ribut," ucap Martin mulai berjalan pergi di ikuti Jaka yang berusaha membujuk Martin agar tidak marah lagi padanya.

Jaka yang melihat maminya marah padanya memberikan jari tengah pada Ano yang juga membalasnya.

"Bocah anjing," gumam Ano menatap sinis Jaka dari kejauhan.

"Gue balik tugas dulu kelihatannya mau di mulai," ucap Ano meninggalkan lokasi bersama Rafael, meninggalkan Menhan yang sedang termenung menatap langit.

(Markas Omega hunter)

"Hmmp hiks angg!" Agil mencoba memberontak dari dekapan para alpha di depannya.

Mereka membuang celana Agil entah kemana, menyisakan kemeja dengan dua kancing teratasnya hilang membuat dada dan bahunya terekspos.

Salah satu alpha mendekatkan wajahnya pada leher Agil, mulai menghisap dan menggigit leher mulus Agil membuat tanda-tanda kemerahan di sepanjang leher sampai bahu.

Yang lainnya yang melihat itu tidak mau kalah, mulai mengelus pinggang singga pinggul Agil dan meremasnya membuat Agil melenguh kecil.

"Apakah ini omega yang kemarin memotong salah satu penis rekan kita!" Ejek salah satu alpha, mulai ikut mendekati Agil berjongkok di antara kaki Agil yang mulai lemas.

Mayor's Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang