Hal 64. Kebenaran

343 73 3
                                    

Buat kalian yang mau bikin gw tambah semangat nulis dan mau support gw kalian bisa nyawer gw di sini:
https://saweria.co/langlang27

Cepat lambatnya update, ditentukan dari support kalian ges! Terima kasih!

Selamat membaca...
-----------------

Flora POV

Hari ini aku berencana mengundang para teman ku untuk ke rumah. Ya, itu memang keputusan ku. Menurutku ini momen yang pas, karena akhirnya Kak Nari bisa melihatku manggung di panggung yang sama dengan grup idolanya.

Sebenarnya keputusan ini terlalu berjudi. Kalau hasilnya tak sesuai, rencana dan pertemanan ku bisa selesai sampai di sini. Tapi untungnya kedua teman ku yang mengetahui kondisi Kak Nari, mensupport ku.

Suara ketukan pintu terdengar, itu pasti mereka. Ketika membuka, benar saja dugaanku. Aku segera mempersilahkan masuk mereka semua. Freya dan Aldo berpura-pura seperti baru pertama kali datang ke sini.

"Rumah lu gede juga Flo." Celetuk Olsah sambil melihat seisi rumah Flora.

"Gedean juga punya Aldo Ols, ampe studio musik aja ada!" Jawab ku.

"Jadi rencananya kapan resmiin stadion bola di rumah lu Do?" Tanya Onel yang langsung disambut tawa kami.

Aku segera ke dapur mengambil makanan dan juga minuman untuk mereka.

"Gw heran, rumah bagus gini kenapa lu sembunyiin sih Flo? Padahal buat nongki enak kan." Ucap Lilo yang heran.

"Karena itulah kalian gw undang ke sini. Gw mau kasih tau alasan selama ini gw gak mau kalian dateng ke sini."

Seketika mata mereka langsung melihat ke arahku. Mereka terlihat bingung.

"Kalian tunggu sini ya. Gw ke atas dulu, nanti gw balik lagi."

Aku langsung menuju lantai atas. Lebih tepatnya kamar Kak Nari.

(Kamu yakin? Kakak takut. Kalau kakak nanti bikin masalah, gimana?)

"Aku yakin. Kak Nari gak akan buat masalah kok. Sekarang mending Kak Nari yakinin dalam hati, kalau temen-temen aku bakal nerima Kak Nari."

(Tapi Flo...kakak takut...kakak takut kejadian itu keulang lagi.)

"Itu beda. Ini Flora yang mau. Kak Nari mau punya banyak temen kan?"

Dia menganggukan kepala.

"Nanti kalo Kak Nari cerita, bakal lebih banyak lagi yang merhatiin kakak. Bakal banyak yang sayang sama kakak."

Tiba-tiba dia menangis. Aku tau kalau ini berat untuknya. Ada trauma tersendiri saat 'dirinya' diketahui. Aku segera memeluk dan mengusap puncak kepalanya.

"Kakak gak usah khawatir. Aku gak akan kayak mama kok. Lagipula kalau emang gagal, aku yakin Aldo sama Freya masih temenan sama kita. Sekarang kita coba aja ya."

Aku melepas pelukan ku dan menggenggam kedua tangannya.

"Inget, kami bakl satu panggung sama JKT48. Grup kesukaan kakak. Impian kakak mau liat kami satu panggung sama mereka kan?"

Dia kembali menganggukan kepala.

"Berarti Kak Nari harus kenalan sama temen-temen aku. Mau ya?"

Akhirnya dia mau. Aku segera mengambil tisu dan menyeka air matanya. Ketika sudah siap, aku jalan menuruni anak tangga bersamanya.

Mereka secara serempak menyapa Kak Nari. Bahkan lucunya mereka semua langsung berbaris dan bersalaman dengan Kak Nari.

Mereka memang tau kalau aku punya kakak. Yang mereka belum tau adalah kondisi Kak Nari.

Anayerf Diary (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang