Hal 76. Diary (End)

227 61 19
                                    

Buat kalian yang mau bikin gw tambah semangat nulis dan mau support gw kalian bisa nyawer gw di sini:
https://saweria.co/langlang27

Tolong disupport ya, terima kasih...

Selamat membaca...
--------------

Author POV

Seorang perempuan kini sedang gelisah dan juga gugup. Sejak tadi ekspresi wajahnya tidak bisa terlihat tenang. Keringatnya pun selalu muncul tak kunjung berhenti sejak tadi.

"Nah selesai! Buka mata kamu Fre!"

Ya, perempuan itu adalah Freya. Dia langsung membuka matanya dan langsung disajikan dengan pemandangan wajahnya yang tadi sedang dirias.

"Cantik kan?"

"Hmm...ga..gak tau Kak."

"Hah? Jadi kamu bilang make up Kakak jelek?"

"Bu..bukan gitu Kak Gita. Make up Kakak bagus sih tapi...akunya yang jelek."

"Gak usah sok insecure gitu deh! Kalo kamu jelek gak mungkin si tumbuhan itu suka sama kamu."

"Iih kok jadi bahas Kak Flora!"

"Hahaha, yaudah gimana kalau kita keluar aja. Biar yang lain ngeliat juga."

Freya menghela nafas dan hanya bisa menuruti ajakan kakaknya tersebut. Setelah menuruni tangga, semua mata langsung tertuju ke seorang Freya.

"Astaga! Ini anak mama?"

"Hmm...jelek ya ma?" Tanya Freya memastikan.

"Ngawur! Cantik gini dibilang jelek!" Ucap Shani yang geram dengan omongan anaknya itu.

"Untung tadi Kak Gita gak biarin si Nurdhana itu buat make up sendiri. Coba make up sendiri, pasti jadi klepon."

"Sembarangan ya kamu Tantri!" Freya yang tadinya mau marah, langsung mengurungkan niatnya. Karena ada anak kecil yang datang dan memeluk kakinya.

Gita langsung mengambil dan menggendong anak kecil tersebut.

"Tante Freya cantik gak Grace?" Tanya Gita.

"Ante Feya antik ma!"

Muka Freya langsung berubah merah. Bisa-bisanya dia salting dipuji oleh anak kecil.

Ada seorang lelaki yang sejak tadi melihat interaksi mereka.

"Waktu berlalu dengan cepat." Batinnya.

Flashback on...

Semua mata langsung tertuju kepada seorang lelaki yang mulai membuka matanya. Air mata pun tak bisa dibendung pada detik itu juga. Gita langsung memeluk lelaki yang sudah 5 hari tak sadarkan diri tersebut.

"Git lepasin Iky dulu yuk, dokter mau periksa dulu."

Ya, lelaki itu adalah Iky. Iky berhasil selamat dari masa kritisnya. Iky hampir saja kehilangan nyawanya apabila telat beberapa detik untuk ditangani.

Saat itu dirinya benar-benar sudah kehilangan darah cukup banyak. Untungnya ada seorang perempuan yang datang tepat waktu dan kebetulan memiliki golongan darah yang sama.

"Syukurlah, keadaan masnya sudah sedikit membaik. Tapi dia tetap harus masih dirawat di sini untuk beberapa hari, untuk memastikan luka jahitannya sudah benar-benar kering dulu."

"Alhamdulillah, terima kasih ya dok."

"Saya permisi dulu, kalau bisa pasien jangan dibombardir pertanyaan terlebih dahulu. Biarkan dirinya tenang dulu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anayerf Diary (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang