Bab 18 Tamu pagi! ++

7.7K 237 9
                                    

HANYA DIBACA UNTUK ORANG-ORANG YAMG SUDAH CUKUP UMUR YAAA! ⚠️

Hilya menggigit bibirnya, ia melirik pada Jennie yang masih sibuk membaca buku pelajarannya. Sebab, besok gadis itu akan ujian kenaikan kelas.

"Ibu kenapa?" Tanya Jennie yang sudah mengalihkan fokusnya dari buku.

"Papa kamu kok belum pulang juga ya?"

Sejak Maghrib tadi Banyu memang izin padanya untuk pergi ke pemancingan. Tapi sampai kini pria itu tak kunjung pulang. Apalagi kini sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Usai menyimpan kembali bukunya di tas, Jennie lantas mengecek ponsel. "Papa kalau ke pemancingan emang suka lama. Aku juga pernah dititipin sama tetangga karena Papa pulang lama."

Berusaha untuk mengusir rasa khawatirnya, Hilya kemudian menyeduh teh hangat untuk putrinya. "Minum teh dulu. Terus tidur, besok bangun pagi kan?"

"Ibu jangan lupa bangunin aku jam 5 pagi ya?"

"Iya. Kamu juga habis ini jangan main hp lagi."

Gadis itu lantas masuk ke kamarnya usai menyimpan gelas kotor dan mencucinya di dapur. Kemudian Hilya mengecek kembali ponselnya, sudah 1 jam pesan darinya tak kunjung dibaca oleh Banyu.

Akhirnya ia memutuskan untuk menunggu di kamar. Toh, pria itu juga membawa kunci rumah. Lama menonton video dua bocah lucu keturunan Indonesia Jepang yang sedang viral di dunia maya, akhirnya ia tak dapat menahan diri untuk segera tidur.

Sayup-sayup suara motor Banyu terdengar, tapi Hilya sengaja tidak membuka mata dan keluar dari kamar untuk menyambut pria itu.

Saat Banyu masuk kamar, ia langsung mengganti baju dan membersihkan diri ke kamar mandi. Pria itu mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu untuk tidur. Hingga kini cahaya hanya remang-remang.

"Maaf ya?" Bisik Banyu. Lantas mengecup pipi sang istri.

Paginya, seperti biasa Banyu bangun lebih pagi untuk shalat berjamaah di Masjid. Sedangkan Hilya melakukannya di rumah, membuat sarapan untuk sang putri dan membangun Jennie yang masih tertidur nyenyak.

"Katanya mau bangun pagi. Nanti kesiangan!"

"Bentar lagi, Bu."

"Gak! Kamu ditinggalin malah bablas sampai jam 7."

Dengan enggan, gadis itu beranjak dari kamar. Mengambil handuk dan pakaian ganti, lalu menuju kamar mandi.

Sembari menunggu putrinya mandi, Hilya menyiapkan cemilan yang akan dibawa Jennie ke sekolah dan menyimpannya di kotak bekal. Gadis itu tak ingin dibekali nasi, katanya pulang lebih awal karena ujian.

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Banyu langsung menuju dapur, ia mengusap kepala sang istri dan membantu Hilya menata sarapan pagi di meja.

"Maaf ya, Mas kemarin pulang lama."

"Ngapain emangnya?"

"Ngobrol sama bapak-bapak sampai lupa waktu. Hp Mas juga mati, makanya gak bisa hubungi kamu. Lain kali tidak akan begitu."

Sebenarnya Hilya ingin merajuk, tapi toh hal kecil yang tak perlu ia besar-besarkan. Pun sang suami telah meminta maaf padanya dan berjanji tak akan mengulangi. Apalagi pernikahan mereka baru beberapa hari, hal kecil yang tak perlu ia besar-besarkan.

Wanita itu mengangguk kecil. "Ya udah, ndang sarapan. Aku panggil Jennie dulu."

Tak perlu beranjak, sang putri telah menyusul dan langsung ikut duduk. Gadis itu sudah mandi, tapi belum berganti baju sekolah.

TERJERAT PESONA DUDA 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang