Part 13 After break

3.5K 207 13
                                    

"Clara yang baru lulus aja udah dilamar pacarnya. Kamu kapan? Kata Layla kemarin udah ada," ucap Bulik Devi.

Mungkin perkataan seperti itu terdengar biasa, tapi bagi Hilya yang baru saja putus dari Banyu, rasanya cukup menyiksa.

Ia hanya tersenyum tipis. "Nanti juga bakal ada waktunya Bulik."

"Tapi jangan kelamaan. Bukannya apa, tapi loh kita ini perempuan Ya. Ndak elok dan kalau nikahnya kelamaan. Bukan cuma karena pandangan orang, tapi buat hamil juga nanti pasti bakal susah. Ndak semua pasangan yang baru nikah itu bakal diberi momongan, kalau sampai nunggu 10 tahun kemudian? Ya, apa ndak keburu tua."

Lagi, Hilya hanya tersenyum tipis. Sebenarnya kumpul keluarga adalah sesuatu yang ia hindari. Sebab pembicaraan mengenai pernikahan seringkali disasarkan padanya. Ya, mungkin karena hanya ia satu-satunya orang di keluarganya yang belum menikah.

Salma menepuk bahu putri bungsunya dengan lembut. "Nanti kalau udah nemu jodohnya baru dibicarain lagi. Lagian ndak semua orang juga bakal dapat jodoh diusia yang muda. Semua tergantung Tuhan. Kalau belum ketemu sekarang, masa mesti dipaksa?"

Pembelaan dari sang ibu membuat Hilya tersenyum puas. Ia lantas melipir dari perkumpulan ibu-ibu yang berada di rumah tengah. Menuju ke teras dan duduk di sana sembari menikmati kue naga sari. Melihat para ponakannya yang lucu sembari memandang bintang dimalam hari.

"Bulik Yaya! Dapat permen," ujar bocah berambut cepat. Ia berlari kecil mendekati Hilya sembari membawa permen digenggamnya.

"Buat Bulik?"

"He'em. Dari Paklik katanya."

Hilya mengerutkan keningnya, tapi ia mengambil alih permen berbungkus merah tersebut. Ia balikkan bungkusnya, terdapat tulisan I Miss you dan I love you. Satu permen lagi bertuliskan You are beautiful. "Buat Bulik beneran?"

"Iya. Aku mau main lagi."

"Makasih Ajan!"

"Oke."

Usai bocah itu pergi, Hilya kembali memperhatikan permen digenggamannya. Tak mungkin ponakannya dengan sembarangan menyebut kata Paklik. Lantas, dari siapa permen tersebut?

"Mbak Yaya dicari sama Mbak Clara."

"Loh, iya tah?"

"Minta dampingi, bentar lagi acaranya mau dimulai."

Memang biasanya acara pertunangan dimulai siang, tapi karena satu dan lain hal maka pertunangan sepupu Hilya diadakan pada malam hari.

Hilya segera bergegas menuju kamar sepupunya. Ia langsung disambut Clara dengan senyuman.

"Mbak Yaya kok pucat sih?"

"Aku males banget buat make up. Ini juga ambil baju diburu-buru sama Ibuk." Wanita itu kembali melihat pantulan tubuhnya di kaca kamar, ia meringis melihat dress merah panjang yang ia pakai. Lebih mirip gamis, ditambah dengan pasmina silk yang hanya disampirkan seadanya. "Masa mesti aku Ra?"

 "Masa mesti aku Ra?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TERJERAT PESONA DUDA 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang