Fix it or regret it

1.3K 159 44
                                    

Annyeong ..
Makasih yang uda vote ..
Yang baca tapi gak ngevote semoga harimu senin terus .. :)

______

.

Jam istirahat

"Jane, kau berhutang penjelasan padaku". Kata Rosé begitu keduanya duduk.

Jane mengerutkan kening seolah tidak mengerti dengan apa yang Rosé bicarakan.

"Haisssss, sekarang jelaskan padaku, atas dasar apa kau melakukan hal konyol demi orang lain?". Rosé menjelaskan dengan nada kesal tetapi Jane justru menertawakannya.

"Hey, aku sedang tidak bercanda, oke". Rosé semakin kesal.

Jane mengangguk-anggukan kepala dan memberi isyarat agar Rosé menunggu dia mengambil alat tulisnya.

Rosé yang kesal mendadak tersenyum ketika melihat Jane memakai binder tersebut di lehernya layaknya sebuah kalung. Jane yang menangkap senyum Rosé yang tak biasa itu reflek memincingkan mata dengan maksud bertanya tetapi Rosé masih tenggelam di dalam lamunannya sehingga dia tidak bereaksi dan hanya terus tersenyum memandangi teman sebangkunya itu.

Jane kemudian melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Rosé hingga akhirnya dia kembali dari lamunannya dan buru-buru menyembunyikan pipinya yang memerah itu.

"Eum, oke, sekarang jelaskan padaku". Ucap Rosé mendadak gugup.

"Aku bahkan tidak mengerti dengan ucapanmu Rosé". Tulis Jane dan tertawa setelahnya.

"Haisssss, apa maksudmu tidak mengerti?". Rosé kembali kesal setelah membaca tulisan Jane tersebut.

"Kau bilang aku berhutang penjelasan padamu, penjelasan yang mana yang kau maksud?". Jane kembali menuliskan sesuatu dan Rosé membacanya bahkan sebelum Jane selesai menulis.

"Katakan padaku Jane, kenapa kau rela dihukum hanya demi anak bodoh itu?". Rosé mengutarakan kekesalannya.

"Maksudmu Lisa?". Tulis Jane singkat.

"Siapa lagi? Hanya kalian berdua tersangkanya". Jawab Rosé ketus.

Lagi-lagi Jane menanggapinya dengan tawa kecil yang itu membuat Rosé semakin meradang.

"Oke, biar ku jelaskan kronologinya, bersabarlah sedikit, kau terlihat menyeramkan hari ini". Jane tidak dapat menahan tawanya sepanjang dia menulis.

"Kau menyebalkan, itu sebabnya". Sanggah Rosé masih dengan nada kesal.

Jane lalu mendorong bahu Rosé menghadap ke arah lain agar Rosé tidak membaca pesannya sebelum dia selesai menulis. Rosé hanya menurut karena dia masih penasaran.

"Semalam aku bertemu dengan Lisa, dia terjebak hujan di jalan, aku tidak tega membiarkan dia kedinginan menunggu hujan reda, jadi aku memberinya tumpangan. Tapi karena aku tidak tahu alamat rumahnya, dan dia ketiduran sepanjang jalan, aku terpaksa membawa dia ke mansion-ku. Dia baru pulang pagi tadi, itu sebabnya dia tidak sempat mengerjakan tugas. Aku melakukan itu karena sedikit banyak itu adalah salahku".

Jane menepuk pundak Rosé begitu selesai menulis. Rosé pun mulai membaca tulisan tersebut.

"Kau bahkan mengajak dia menginap di mansion-mu Jane?". Tanya Rosé dengan nada datar dan wajah yang masam.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang