On fire

1.2K 146 16
                                    

Annyeong ..

Vote-nya mana sayang?
Ahh, pinter ..

Cie yang nunggu kelanjutan adegan cup cup kemarin cie ..

Orang Jenlisa mo lanjut ngerjain PR koq wleeee ..

Lagian, apa sih yang kelen harapkan dari author yang masih sangat polos ini, huh .. 🥱

______

.

"Rosé, Rosé, makan dulu nak, kau belum makan sama sekali dari kemarin". Dengan suara yang bergetar Min Young menahan tangan Rosé yang hendak menaiki sepedanya.

Rosé tidak menjawab, hanya perlahan melepaskan genggaman Min Young dan pergi begitu saja.

"Rosé, kau jangan seperti itu nak". Tangis Min Young pecah tetapi Rosé tidak menghentikan sepedanya, dia tetap mengayuhnya.

Ya, sejak pertengkaran pagi itu, Rosé sama sekali tidak keluar kamar. Mengabaikan Min Young yang menangisinya dari balik pintu.

Rupanya Rosé benar-benar kecewa dengan Min Young yang tidak percaya bahwa dirinya sudah berubah. Dan luka itu bukan karena dia berkelahi, melainkan dia menjadi korban kebrutalan Somi, yang mana secara tidak langsung memang Lisa penyebabnya.

Semula Rosé berniat menyembunyikan masalah ini dari Min Young, tetapi emosinya meluap begitu saja ketika melihat keberadaan Lisa di dalam rumahnya. Lebih-lebih Min Young justru memuji Lisa, dan sebaliknya menuduh dirinya melakukan playing victim untuk menutupi kesalahannya. Jelas hal itu membuat Rosé menjadi semakin emosional.

Agaknya wajar jika Min Young bereaksi demikian, karena sejak kecil Rosé memang seringkali menjadi biangkerok atau pembuat keonaran, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah. Sehingga tidak jarang Min Young mendapat teguran dari guru maupun tetangga yang anaknya menjadi korban kenakalan Rosé.

Satu hal yang tidak Min Young ketahui adalah bahwa Rosé benar-benar sudah berubah. Dia sudah tidak pernah membolos, memalak, dan lain sebagainya. Rosé bahkan sudah berhasil lepas dari minuman beralkohol yang dulu menjadi kegemarannya. Tentu saja, Min Young adalah alasan terbesar Rosé memperbaiki diri meskipun itu sangat sulit baginya.

Min Young telah menjadi single parent sejak Rosé duduk di bangku sekolah dasar. Dia bercerai dengan suaminya karena kasus KDRT yang dia terima selama hampir 10 tahun. Dan dampak dari perceraian itu adalah kenakalan Rosé yang tidak dapat ia hindari. Waktunya habis untuk bekerja sehingga Rosé menjadi kurang kasih sayang juga kurang pengarahan.

"Maafkan aku nak". Min Young terduduk, menangisi kepergian Rosé.

Setelah semalaman berpikir, Min Young akhirnya menyadari adanya perbedaan sikap Rosé ketika dia memarahinya.

Jika dulu Rosé terkesan acuh bahkan tidak mau menyesali perbuatannya, kali ini Rosé menunjukan sikap yang seolah dia tersinggung dengan ucapan Min Young.

Kini Min Young percaya bahwa Rosé benar-benar sudah berubah.

.

.

.

.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang