After a long time

1K 132 66
                                    

Annyeong ..

_____


.

Brakkkkk

Seorang pria mendobrak pintu kamar Rosé dengan kepala yang sudah mendidih.

"Di mana putriku?!!". Teriak pria itu setelah pintu terbuka tetapi Rosé tidak ada di dalamnya.

"Untuk apa kau mencari putriku?!". Balas Min Young tidak kalah emosi karena pria yang tak lain adalah mantan suaminya itu datang tanpa permisi dan mengobrak-abrik rumahnya untuk mencari keberadaan Rosé.

"Kau tidak berhak atas dia!!". Sambung Min Young tanpa takut sedikitpun.

Mendengar kalimat tersebut, Ji Sung pun semakin naik darah. Dia kemudian mencengkram rahang Min Young dan sedikit mengangkatnya hingga perempuan yang baru saja pulang bekerja itu mendongak ke atas.

"Apa kau bilang? Aku tidak berhak atas dia? Hey, dia putriku". Ucap Ji Sung menggertakkan giginya.

"Tidak, dia bukan putrimu, dia putriku!!". Min Young masih berusaha menentang meskipun kini dia berada di bawah ancamannya.

"Eomma".

Rosé baru saja tiba di rumah dan mendapati ruang tamu dalam keadaan berantakan.

Sejenak Rosé berpikir seraya menebar pandangannya ke seluruh sudut ruangan.

"Eomma". Rosé mendadak panik setelah otaknya berfungsi. Dia pun berlari ke dalam karena takut sesuatu yang buruk telah terjadi pada ibunya.

"Eom_". Ucapan Rosé terhenti tatkala pandangannya bertemu dengan sosok yang beberapa jam yang lalu sempat ia rindukan.

"Appa". Ucap Rosé dengan bibir yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca.

Seketika Ji Sung melepas cengkramannya dan beralih menghampiri Rosé.

"Rosé, putriku". Kata Ji Sung sesampainya di hadapan Rosé tetapi Rosé justru perlahan mundur, menghindari pria berjas hitam itu tanpa memalingkan pandangannya.

"Nak, kau apa kabar?". Tanya Ji Sung dengan nada yang mendadak lembut dan sendu.

Ji Sung hendak meraih tubuh Rosé tetapi Rosé dengan cepat menggelengkan kepalanya dan mulai terisak. Sementara Min Young masih mematung di tempatnya. Membiarkan Rosé bereaksi sesuai kata hatinya.

"Appa rindu nak, kemarilah". Ji Sung kembali mengulur tangannya. Berharap Rosé akan menjatuhkan diri ke pelukannya.

Alih-alih menanggapi uluran tangan Ji Sung, Rosé justru berlari ke arah Min Young dan memeluknya erat-erat. Tangisnya pecah.

Di satu sisi Rosé sangat ingin memeluk ayahnya yang sudah lebih dari 5 tahun tidak ia jumpai, tetapi di sisi lain, Rosé menghargai perasaan ibunya.

Dengan lemah, Ji Sung berbalik badan dan mendapati Rosé menangis memeluk erat ibunya. Min Young ikut menangis karena dengan ikatan batinnya, dia tahu bahwa sebenarnya Rosé sangat ingin memeluk ayahnya.

Rosé menatap dalam Min Young seakan meminta izin untuk memeluk ayahnya dan Min Young menanggapinya dengan anggukan kepala. Sementara Ji Sung masih berdiri di tempatnya, menunggu reaksi Rosé.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang