15

126 19 3
                                    

Jisung, mark dan adik" nya kini sedang makan malam di taman, taman yang kebetulan ramai, sengaja mereka memilih tempat di taman karena adik - adik nya bisa bermain juga, dan makanan disini juga banyak pilihan...

Jeno awal nya akan pergi, tapi mark mengajak nya untuk gabung, karena mau bagaimana pun jeno juga sudah sangat baik dan sudah di anggap adik juga oleh mark...

" Ini punya aku, kenapa si kamu rebut terus punya aku... " Ucap seorang anak yabg berantem dengan teman nya...

Mreka terus berdebat sampai anak itu menangis...

Lalu reza menghampiri anak itu,( ingat kan kalian reza di chap 12 yang berantem di sekolah sama teman nya )

" Kau kenapa, sini aku bantu... " Ucap reza mengulur kan tangan nya...

Anak itu mendongak melihat siapa yang di dekat nya, dia kaget karena melihat reza anak yang dia sering jahili kini ada di depan dia dan malah sedang menangis, alhasil dia sedikit marah karena berpikir reza akan mengejek nya, tapi reza tidak seperti itu, dia malah tersenyum dan membantu nya, bahkan reza juga membersihkan pakaian nya...

" Kau pasti bakal mengejek ku kan karena aku menangis seperti ini... " Ucap anak itu yang bernama restu

" Tidak, untuk apa aku mengejek mu, kak'mark sama kak' jisung selalu bilang, kita tidak boleh membalas sesuatu yang tidak baik dengan perbuatan tidak baik lagi, itu berarti kita sama saja tidak baik... " Jawab reza

Restu masih diam, dia seperti tidak enak, karena sudah sering jahili reza dan menghina nya, sampai datang haechan menghampiri restu...

" Restu, kau kemana saja, kenapa si kau ini nakal sekali, lihat putra dia aja tidak nakal seperti kamu... " Ucap haechan kesal kepada adik nya...

Reza hanya menatap haechan yang memarahi nya, dan restu juga hanya menunduk...

" Kakak, ma'af tapi restu tidak salah, tadi restu di dorong oleh dia, dan menumpahkan ice cream nya... Saya sendiri yang melihat... " Ucap reza kepada haechan dengan sopan...

Haechan hanya melihat reza dengan penuh tanya, dia tahu jika restu itu nakal tapi dia juga tahu tidak mungkin jika restu mengotori diri dia sendiri...

" Apa benar yang di katakan dia restu? " Tanya haechan kepada restu...
Restu hanya mengangguk dan membuat haechan langsung duduk membersihkan pakaian nya, serta memberi pengertian kepada putra dan restu agar tidak seperti itu...

Sementara reza dia pamit dan kembali ke jisung dan mark untuk makan...

Pagi hari :

Suasana kantor saat ini sangat tegang, karena winter yang tiba - tiba datang ke meja jisung dan menampar jisung begitu saja...

" Dengar ya jisung, park jisung apa kau ini tidak tahu diri, kenapa kamu begitu percaya diri sampai menggoda bos mu hah, apa kau inu jalang... " Teriak winter yang lagi - lagi menampar jisung...

Semua karyawan langsung melihat, tapi tidak berani memisahkan, karena bagaimana pun winter adalah orang yang saat ini penting untuk perusahaan, jadi mereka hanya diam...

" Apa yang kamu maksud winter, saya tidak melakukan apa - apa... " Jawab jisung dengan sedikit menahan tangis...

" Apa yang kamu lakukan, kau masih tidak sadar dengan apa yang kamu lakukan, dasar jalang... " Winter kembali membentak dan akan menampar jisung kembali tapi saat dia akan menampar jisung, lengan winter di tahan oleh jeno dan haechan langsung memeluk jisung...

" Ma'af jika saya lancang, tapi anda seharus nya tidal melimpah kan apapun emosi anda kepada jisung, dia hanya pekerja bukan seperti apa yang anda bilang... " Jawab jeno langsung melepaskan lengan winter begitu saja...

Winter yang dapat perlawanan dari jeno hanya melihat nya tajam dan juga melihat jisung juga dengan tatapan tajam, setelah itu winter pergi, saat dia pergi dia berpapasan dengan jaemin, jaemin melihat semua bahkan mendengar semua...

Jaemin langsung meminta winter untuk pergi bersama dia dan menjelaskan semua apa yang winter lakukan di kantor nya...

Sementara jisung dia sedang di tenangkan oleh haechan dan jeno, terlihat sekali bekas tamparan itu sampai membuat pipi jisung merah dan sedikit mengeluarkan darah di bagian ujung bibir jisung, karena terkena cincin atau entah apa di tangan winter...

Di tempat lain :
Jaemin sudah sangat marah dengan winter bahkan dia memutuskan untuk menghentikan kontrak kerja sama dengan winter...

" Maksud kamu apa jaemin, kamu tidak bisa seenak nya seperti itu... " Teriak winter

" Apa hak kamu untuk berbuat seperti itu kepada jisung... " Tanya jaemin lebih emosi

" Kenapa, apa kamu lupa apa yang kamu ucapkan semalam... " Jawab winter

Flashback on :

Jadi saat jaemin melihat jisung pergi dengan jeno, jaemin sangat emosi entah kenapa rasa marah nya dia tidak bisa di bendung, sampai dia memutuskan untuk ke club, tapi ternyata disana tiba - tiba datang winter, jaemin awal nya tidak perduli dengan winter, tapi winter selalu menggoda nya, sampai jaemin mabuk, beruntung dia tidak melakukan hal apapun, jaemin hanya selalu berucap bahwa dia sangat sayang kepada jisung, dia terus membicarakan jisung, itu yang membuat winter marah...

Maka dari itu winter langsung menemui jisung untuk memberi pelajaran kepada jisung...

Flashback off :

" Dengar winter, apapun yang kau dengar itu memang benar ada nya, jadi jangan pernah beranggapan aku akan menyukai mu, jadi jaga sikap kamu... " Ucap jaemin lalu pergi...

Sekarang jaemin sudah sampai di kantor, dia langsung melihat jisung yang tengah sibuk...
Dia meminta jisung untuk mengantarkan berkas ke ruangan nya...

" Permisi pak, ini berkas yang harus bapak periksa kembali, dan untuk agenda hari ini, bapak hanya ada meeting dengan satu client pas jam makan siang... " Jelas jisung dengan terperinci...

Jaemin hanya mengangguk sampai dia melihat ke pipi jisung yang merah dan ada bekas darah di ujung bibir jisung...

" Apa se kencang itu winter menampar jisung, hingga membekas... " Batin jaemin...

Setelah selesai menjelaskan jisung pun pamit dari ruangan jaemin dan langsung ke tempat nya kembali...

" Hah... Mreka berantem... Terus jisung nya terluka... " Tanya renjun kepada jaemin saat jaemin yang pergi ke ruangan renjun...

Renjun memang tidka tahu, tapi dia hanya mendengar sekilas bahwa jeno tadi berdebat dengan seseorang demi menyelamatkan karyawan yang di tindas...

Seperti yang di ketahui renjun dengan jeno belakangan tidak akur, bahkan jeno terus saja menghindari nya...

Jaemin dan renjun terus bertukar pikiran, apa yang harus dia lakukan,bagaimana jika jisung nya menyerah dan ingin keluar, karena sikap dia...

Karena jaemin sangat sadar jika selama ini jisung lah yang selalu menanggung dari apa saja yang jaemin lakukan...

Dia mengingat semua nya, bagaimana jisung di rendahkan, di siram dan di tampar oleh setiap wanita yang menyukai jaemin hanya karena dia bekerja bersama jaemin...
Jisung tidak pernah mengeluh kepada jaemin tentang perlakuan itu, dan benar kata renjun, sudah saat nya jaemin memberikan perlindungan kepada jisung, karena jisung sudah memberikan yang terbaik kepada jaemin dan perusahaan...

Tentang diaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang