Sudah seminggu sejak Alicia bangun di mansion dengan pengulangan waktu yang terjadi. Harusnya gadis itu kembali ke apartment. Tujuan nya di mansion hanya mengecek keadaan di sana.
Namun keadaan berbeda sekarang, dia bertekada untuk mengubah hidup nya, untuk mendapatkan akhir yang lebih baik.
" Kakak akan kembali tinggal di mansion kan? "
Ternyata tidak susah untuk kembali menjalin hubungan baik dengan Erlangga, setelah dengan gencar Alicia memberikan perhatian kepada pemuda itu hingga akhirnya sifat cuek dan ketus nya mencair.
" Nggak, kan libur. "
Meskipun bukan itu alasan utamanya. Kenapa dia lebih memilih di apartemen karena lebih dekat dengan kantor. Yang tidak Erlangga tahu, Alicia sudah di tuntut untuk terjun ke dunia bisnis. Terutama mengurus bisnis milik kedua orangtua Erlangga sebelum nanti pemuda itu yang mengurus jika memang pemuda itu sudah layak.
" Brarti kalo udah masuk sekolah bakal pindah lagi ke apart? " Ada nada tak Terima dari ucapan pemuda itu.
" Liat nanti, kaka pikir-pikir lagi. " Geleng Alicia yang memang belum bisa memutuskan.
" Udah ayo, keburu siang. " Seru gadis itu menutup obrolan tentang dirinya tinggal.
Hari ini mereka ada rencana untuk pergi keluar, permintaan Alicia sebenarnya. Ingin membuat hubungan mereka semakin akrab.
Alicia masuk ke dalam mobil, mengambil duduk di balik kursi kemudi. Sedangkan Erlangga duduk di samping nya.
" Kasih tau Vier kalo kita otw ke rumah dia. " Ucap Alicia.
Rumah mereka masih satu perumahan, namun berbeda komplek. Alicia yang lebih tua dari mereka akan menjadi sopir untuk keduanya. Meskipun mereka juga sudah bisa membawa mobil, namun kali ini biarkan dia yang memanjakan dua pemuda itu.
" Udah. "
Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di sebuah rumah tak kalah mewah dengan yang Alicia tinggali.
Perempuan itu membunyikan klakson dan gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka.
Tepat setelah mobil berhenti di pekarangan rumah, seorang pemuda dengan pakaian casual nya keluar.
" Pagi Vier, masuk. " Sapa Alicia setelah membuka kaca mobil.
" Pagi Ka Cia. "
Meskipun datar, namun bibir itu menyunggikan senyum tipis. Alicia tidak mempermasalahkan.
" Kaka rencananya mau ke mall. Soalnya bingung kalo ke tempat lain, kalian ada saran? " Tanya Alicia membuka suara.
Jika tidak dirinya siapa lagi yang akan buka suara, keduanya hanya diam menikmati suasana hening.
" Pantai? "
" Bukit? "
Erlangga menoleh, menatap sengit ke arah Xavier. Menolak usulan pemuda itu, menurut nya usulan dia lebih baik. Tatapan Xavier tak kalah sengit menatap pemuda itu.
Alicia terkekeh senang, meskipun jawaban mereka berbeda. Namun dia senang dengan respon aktif mereka. Menandakan jika mereka juga antusias dengan ajakan nya untuk keluar.
" Oke, brarti gak ada yang setuju ke mall. Lagian bosen juga sih. " Kekeh perempuan itu.
" Nah sekarang pilihan nya pantai atau bukit? " Tanya perempuan itu memastikan. Ingin tau bagaimana mereka membuat pilihan.
" Bukit kak, adem. " Ucap Xavier cepat sebelum Erlangga buka suara.
" Boleh juga. " Angguk Alicia, " Gimana menurut kamu? " Tanyanya meminta pendapat Erlangga.
![](https://img.wattpad.com/cover/373627123-288-k682769.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan & Kesempatan kedua ( On Going)
Teen Fiction" Aku tidak akan pernah melepaskan kamu, berlarilah sejauh yang kamu bisa, Alicia. " " Aku menyesal menikah dengan mu! " - " Kak Cia, aku mencintaimu. " - Alicia merasa hidupnya berada di lingkaran gila. Dia seharusnya mati dan kembali ke dunia a...