8. Salah duga ?

95 7 1
                                    

" Aduh laper banget gue. "

" Lo pikir lo doang ?! "

" Emang gue ada ngomong gitu ? Ngga kan. "

Keira memutar bola matanya malas mendengar ucapan itu, " Lo seolah-olah lo doang yang paling tersiksa pengen makan! "

"Itu sih lo aja yang sensian sama gue, aneh." Balas Jendra tak mau kalah.

" Emang !! lo tuh bikin gue pengen unyel-unyel tuh muka nyebelin." Decak Keira geram.

" Muka cakep gini, pengen di unyel-unyel. Buta lo ?!"

" Cakep ?! Ngeselin yang ada, pede lo ketinggian banget."

Alicia yang berjalan di tengah-tengah mereka hanya mampu menghela nafas dengan kelakuan yang diperbuat dua orang itu. Tangan nya mengusap pelan telinga nya yang terasa panas karena pekikan dan juga suara toa dari kedua sisi itu.

" Kalian berdua ! Diem, oke ?! " Sentak nya kesal.

Perutnya juga sedang lapar, jangan sampe dirinya melahap kedua manusia berisik itu. Lagipula aneh !! Mereka berdua selalu cek-cok dimana-mana, tapi kenapa tidak jodoh saja nantinya ? Sifat keduanya sama di kehidupan dulu maupun sekarang, hanya sifat Jendra yang menyimpang di akhir, membagongkan memang.

" Jodoh tau rasa !" Seru Alicia kesal.

" Whatt !!" Pekik keduanya yang berhasil menarik atensi orang-orang di koridor.

Alicia menunduk malu, dalam hati mengumpati suara keduanya yang sangat toa.

" Iya, jodoh ntar. Takdir gak ada yang tau." Ulang Alicia, dia melangkah cepat dari sana.

Meninggalkan kedua manusia itu yang masih syok dengan ucapan Alicia, keduanya saling tunjuk dengan tatapan melotot.

" Lo sama gue ?!" Tutur Keira dengan tatapan menghina.

" Ogah !!' Seru keduanya kompak, lalu mengalihkan tatapan nya ke arah lain.

" Dih, plagiat lo. Pengen aja sama ucapan nya sama gue !" Gerutu Jendra.

" Gak ada ya !! Lo kali yang mau sama kaya gue." Balas Keira tak mau kalah.

" Loh Licia !! " Pekik nya saat tak menemkan keberadaan gadis itu di samping nya.

" TUNGGUUU !" Pekik Keira tak tau malu.

" Sialan, gue malah di tinggalin." Dengus Jendra kesal. Menyusul kedua gadis itu dengan langkah lebar nya.

Mereka yang memang kenal dengan ketiga sekawan itu hanya menggeleng, sudah biasa.

" Ck, penuh lagi. Masa kita bawa ke kalas. Keburu pingsan yang ada." Dumel Keira kesal, masing-masing dari mereka sudah membawa makanan sendiri. Namun tempat duduk di dalam kantin yang luas itu sudah penuh.

Wajar saja, mereka datang terlambat. Lebih tepat nya keluar kelas terlambat.

" Gue tau." Ucap Alicia dengan sebuah senyum tipis yang tersungging di bibir.

Jika mencari yang mejanya benar-benar kosong tidak akan ada. Namun masih ada beberapa meja yang kursinya masih kosong.

"Apa-apa ?" Tanya Jendra cepat. Pemuda itu tak sabaran sekali, terlihat kelaparan nya.

" Ikut aja." Titah Alicia yang kini sudah melangkah menuju sebuah meja yang di isi oleh 4 pemuda dan 2 orang gadis. Disana masih ada sisa 4 kursi. Sangat cukup jika Alicia bergabung.

" Hai." Sapa Alicia ramah yang berhasil memancing atensi orang-orang yang ada di sana.

" 4 kursi itu maish kosong kan ? Kita mau ikut gabung, kebetulan meja lain udah penuh banget." Jelas nya melihat keterdiaman mereka.

Penyesalan & Kesempatan kedua ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang