Alicia menunduk merasakan sesak di perutnya, sebuah tangan melingkar disana. Dia mendongak dan tersenyum melihat Erlangga yang masih terpejam tenang.
Wajah yang selalu datar itu tampak polos dan damai. Seolah nyamuk pun tidak berani untuk mendekat.
Deringan telpon kembali terdengar. Benda itulah yang membuatnya membuka mata.
" Ck, gak tau waktu. "
Segera dia mengambil telpon yang terus berbunyi sebelum membangunkan Erlangga.
Nama paman Joe tersemat di sana. Dengan pelan dia melepas tangan Erlangga dan melangkah ke balkon, tidak mau membuat obrolan nya terganggu
" Ada apa? " Suara serak khas bangun tidur Alicia menyapa.
Sebenarnya sudah sangat cerah, tapi ini weekend!!
" Maaf nona menghubungi anda. Saya ingin menyampaikan mengenai pembelian mobil yang di inginkan tuan Erlangga. "
" Hnm, kau sudah bertemu orang nya? "
" Sudah nona, semua nya sudah aman. Tinggal pembayaran. "
" Oke, suruh dia datang ke mansion. saya yang akan urus sisanya. "
Erlangga mengerjap merasakan kekosongan di samping nya, guling nyaman yang semalam dia peluk juga tidak ada.
" Lagi-lagi ngilang" Kesal nya.
Baru akan bangun, namun netranya menangkap Alicia di kaca luar balkon yang tengah sibuk dengan ponsel nya.
" Minta untuk datang segera, saya akan keluar hari ini. "
" Baik nona. "
Alicia mematikan sepihak panggilan itu dan kembali ke dalam kamar.
" Udah bangun ? " Kekeh nya melihat Erlangga yang berbaring malas di tepi tempat tidur dan menatap pergerakan nya. Dia mengusap pelan rambut acak-acakan yang membuatnya semakin berantakan.
" Kaka pergi lagi hari ini ? " Tebak Erlangga, netranya memicing kesal.
" Ngga, hari ini di rumah. Kenapa hnm? "
" Kirain pergi lagi. " Dumel nya.
" Cuci muka, kita sarapan ke bawah. Oma opa pasti udah nunggu. " Titah nya.
Alicia menyimpan ponsel nya dan masuk ke kamar mandi. Tidak berselang lama dia sudah kembali dengan wajah yang sudah fresh.
Tidak ada Erlangga di kamar itu, dia kembali mengambil ponsel dan segera turun ke bawah.
" Selamat pagi. " Sapanya. Mengambil duduk di samping kiri opanya dan berhadapan dengan oma.
" Hari ini kamu mau kemana, Cia? "
Alicia menelan air di mulutnya mendengar pertanyaan yang keluar dari omanya. Jika wanita tua itu bertanya, tidak ada tuh pikiran positif.
Entahlah, sudah terancang seperti itu meskipun hanya basa-basi.
"Eum gak kemana-mana. Masih ada file yang harus di periksa. " Gumam nya mengedik.
Bohong sebenarnya, sudah selesai. Dia hanya ingin bersantai. Sekalipun hanya tidur. Itu sangat berharga untuknya.
" Banyak? Jika tidak ikutlah dengan oma opa. "
" Kemana? "
" Bertemu dengan teman-teman kami, kamu bisa bertemu dengan cucu-cucu teman oma opa. Mereka selalu ada. Siapa tau ada yang membuatmu nyaman. " Kali ini Opa yang buka suara dengan senyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penyesalan & Kesempatan kedua ( On Going)
Teen Fiction" Aku tidak akan pernah melepaskan kamu, berlarilah sejauh yang kamu bisa, Alicia. " " Aku menyesal menikah dengan mu! " - " Kak Cia, aku mencintaimu. " - Alicia merasa hidupnya berada di lingkaran gila. Dia seharusnya mati dan kembali ke dunia a...