5. penonton

138 12 0
                                    

Prang

" Lo tuh kegatelan banget sih?! "

" Udah di tolak Xavier, masih aja deket-deket. "

" Sadar dong! Lo tuh gak pantes! "

Tidak terima di perlakukan seperti itu, gadis itu balas menatap perempuan di hadapan nya tak kalah berani. " Kamu juga gak di terima Xavier, ko deket-deket. Sekarang siapa yang harus sadar diri? "

Suasana di kantin itu tampak semakin memanas setelah ucapan tersebut terlontar. Berbeda dengan orang yang tengah mereka rebutan, terlihat datar dan tak terganggu dengan keributan itu.

" Berani lo sama gue?! "

" Kenapa harus takut? Aku sama kamu itu sama. "

" Gue? Sama lo sama?! Najis. Ogah gue di samain sama manusia munafik kaya lo. " Decih nya. Tak sampai disana, netranya menatap rendah perempuan di hadapan nya.

" Di sekolah kaya orang bener, gak tau aja pas di luar. "

" Clara. Gak baik nuduh orang sembarang. " Serunya tak Terima. Meskipun begitu suara nya terdengar lemah lembut.

" Gak usah sebut nama gue dengan mulut menjijikan lo itu, lily. " Geram nya.

" Nama bagus kaya gitu gak cocok buat orang sebusuk lo. "

" Omongan kamu jahat banget, kaya gak pernah di ajarin orang tua. "

" Sialan! Gak usah bawa bawa orang tua. "

Cek-cok di meja itu hanya menjadi tontonan bagi pengunjung kantin lain. Sudah biasa dengan apa yang tengah di lakukan oleh keduanya.

Pilihan berhenti hanya dua, guru atau alasan keributan itu sendiri.

" Kenapa ? Tersinggung? Benerkan ucapan aku? " Meskipun suara itu terdengar halus, namun ada nada ejekan yang bisa ditangkap jika jeli mendengar nya.

" Lo_"

" Cukup. "

Nah kan.

Suara hampir membentak itu membuat kedua gadis itu bungkam.

" Berhenti bikin keributan Clara. "

" Kenapa aku yang di salahin sih? Lily juga salah, Xavier. "

" Udahlah, lo emang biang keributan. " Timpal salah seorang pemuda yang duduk di meja panjang kantin.

" Tutup mulut lo Dino! "

Pemuda itu hanya membalas dengan nada mengejek, " Nyenyenye, dasar lampir. "

" Pergi. "

Kedua mata Clara membulat mendapatkan usiran itu, " Kalo kamu usir aku, usir dia juga dong. Ko kamu biarin sih buat dia duduk satu meja sama kamu?! "

Xavier melirik perempuan di samping nya yang terlihat menunduk, " Dia gak berisik kaya lo. "

" Kamu gak adil tau! Padahal aku yang lebih dulu kenal kamu di banding dia! "

Hanya mendapat lirikan tak minat, gadis itu menghentak kesal kakinya dan pergi dari sana di ikuti kedua teman nya yang membuntut.

" Awas aja, gue gak akan biarin lo tenang. " Serunya yang di tujukan kepada lily.

" Duluan. " Dengus Xavier, mood makan nya hilang.

" Udah neng Lily, biarin aja. " Cegah seorang pemuda dengan gaya urakan nya. Menahan perempuan itu yang akan menyusul Xavier.

" Tapi dia belum makan, Kevin. " Tuturnya terdengar khawatir.

" Ntar juga makan kalo laper. " Celetuk Dino yang masih sibuk dengan makanan nya.

Penyesalan & Kesempatan kedua ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang