9. lo berhak bahagia

93 6 0
                                    

" Kevin ?" Panggil nya mencoba memastikan. Keira terlihat bergelayut manja di lengan pemuda itu dengan langkah mereka yang mendekat.

" Hai kak Cia, bang Jendra." Sapanya dengan senyum santai di sudut bibir.

Meskipun Alicia memiliki citra baik, namun pemuda itu terlihat tidak terkejut melihat keberadaan nya di tempat seperti itu.

"Hai Kevin." Balas Alicia yang sudah menguasai kembali ekspresi nya.

Sangat wow !!

Keira memiliki hubungan dengan seorang brondong !!

Tapi jika Kevin orang nya, tidak perlu di pertanyakan lagi. Pembawaan pemuda itu memang dewasa, bahkan sangat normal. Jadi segala pertanyaan di dalam kepala Alicia terjawab.

" Pindah lo Jend, gue sama ayang gue mau duduk di sana." Usir Keira dengan seenak jidat.

Meja mereka memang di kelilingi oleh sofa, dua sofa single dan dua sofa yang sedikit panjang. Alicia maupun Jendra duduk di sofa yang panjang itu.

Meskipun berdecak dan mengumpat, Jendra akhirnya menurut dan pindah duduk di samping Alicia sehingga posisi mereka saling berhadapan dengan sepasang kekasih baru tersebut.

" Cuma sendiri ?" Tanya Jendra yang mempertanyakan keberadaan 3 sekawan lain nya yang tidak terlihat. Alicia juga akan mengeluarkan pertanyaan itu, namun keduluan.

" Iya bang, yang lain di basecamp. Kalo weekend kan lebih padat, males dateng mereka." Jelas nya.

Alicia menghela nafas lega mendengar jawaban Kevin, bisa beda suasana jika Erlangga dan Xavier datang. Bisa-bisa Erlangga menyuruh pulang jika tau dirinya mendatangi tempat itu.

" Mereka tau lo jadian sama Keira ??" Tanya Alicia penasaran. Tanpa pikir dua kali Kevin mengangguk menjawab pertanyaan itu.

" Gue masih kaget loh, Kei." Sarkas Alicia menatap Keira yang terlihat tidak berniat memberikan penjelasan apapun.

" Ceritanya panjang. Pokok nya gue cinta sama Kevin." Balasnya dengan cengiran lebar. Decakan lirih keluar dari bibir Alicia mendengar itu.

" Jnagan banyak-banyak, sayang." Thaan Kevin melihat Keira yang akan kembali minum.

" Ih, baru dikit tau. Lagian aku kuat minum banyak kok."

" Gak boleh, gak baik buat kesehatan."

Jendra berdecak melihat kebucinan pasangan baru itu, Alicia langsung menoleh dan terkekeh geli, " Kenapa lo ? Mau juga ? Cari pasangan sana."

" Gak minat, geli gue liat nya."

Senyum Alicia sedikit luntur mendengar apa yang di katakan oleh Jendra, dia mencondongkan wajah nya ke arah pemuda itu, " Geli ?"

Jendra mengerjap dan memundurkan kepalanya terkejut melihat jarak mereka yang sangat dekat, bahkan terpaan nafas hangat Alicia terasa oleh wajah nya, " Li_ci."

" Lo liat mereka geli ?" Tanya Alicia pelan, " Lo masih normal kan ?" Lanjutnya dengan wajah yang semakin dekat, bahkan hidung mancung gadis itu menyentuh permukaan hidung Jendra.

" Menurut lo ?" Balas Jendra terdenar gugup, dia mendorong pelan bahu Alicia untuk menjauh darinya. " Kayaknya lo udah mabuk, Lic." Gerutu nya setelah Alicia kembali duduk di kursi. Dengan gerakan tergesa dia meneguk minuman nya dan mengambil sebatang rokok yang buru-buru dia sulut.

" Jujur aja kali, gak usah sungkan gitu. Gue orang nya open minded." Kekehnya terdengar santai, dia menyesap pelan minuman nya.

Dari semua gelagat Jendra, Alicia yakin jika Jendra sekarang maupun dulu sama.

Penyesalan & Kesempatan kedua ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang