8. Don't judge

114 5 0
                                    

" Tuh anak ngeselin parah sumpah. Gue kira lugu beneran, kok kesan nya malah kaya pick me."

Jendra duduk dengan kasar di kursinya dan menatap malas ke arah Keira, " Gak tau aja lo kalo dia di luar." Dengus nya.

" Emang kenapa ?" Tanya Alicia, penasaran dengan respon Jendra yang terkesan memiliki dendam kesumat.

" Lo tau ? Baru-baru ini gue pernah liat dia jalan sama om-om, mana tingkah nya ganjen banget lagi." Ceritanya dan bergedeg geli setelah nya.

" What !! Demi ? Maksud nya sugar baby gitu ?" Timpal Keira melotot terkejut.

" Iya gitu kali, gue nggak terlalu liat lama soalnya dia juga keburu pergi. Dan gue gak sekurang kerjaan itu buat ikutin."

" Wah !! Gak bener tuh anak, padahal mukanya kaya orang bener." Cibir Keira.

Alicia termenung mendengar itu, memang tidak boleh menila orang dari cover. Tapi ini kelewatan jika memang Lilly benar melakukan hal itu.

" Lo gak salah liat kan ?" Tanya Alicia tak yakin

" Mata gue masih normal buat liat jarak jauh." Kesal nya.

" Masih gak nyangka aja kalo memang iya." Kekeh Alicia.

Perempuan itu memilih duduk tenang di kursinya dengan kening yang samar terlihat mengkerut karena berfikir keras. Sangat berubah jauh jika memang Lilly tidak seperti yang keliatan. Dan itu kesempatan yang bagus bukan ? Pusat dari segala sumbernya masalah yang akan di hadapi Alicia menghilang, otomatis semuanya akan tidak sesuai pada tempatnya.

Benar juga ! Kenapa dari awal aku menargetkan Lilly untuk menjauh dari Xavier ataupun Erlangga. Maka mereka tidak akan bersinggugungan.

" Weekend kemaren, lo kemana Jen ? Tumben banget kita ajak pergi gak bisa."

"Udah ada janji sama orang lain." Balas nya tenang.

" Siapa ? Lo juga ke pusat perbelanjaan kan ?" Tuding Keira. " Kita liat loh." Tutur nya dengan alis naik turun, janganlupakan seringai di bibir wanita itu.

" Emang iya ?" Serunya terlihat gelagapan.

" Gue_ gue sama sepupu gue." Lanjutnya dengan ekpresi yang kembali acuh tak acuh.

" Sepupu ? Cakeo banget !! Kenalin dong kapan-kapan."

" Gak ! Dia sibuk, mana mau dia buat kenalan gak jelas kaya gitu." Jawabnya cepat.

" Masa sih coba dulu elah. Lo ajak ngopi atau apa, ntar kita ikut. Bener an Lic."

Alicia yang memang langsung memperhatikan percakapan itu mengangguk menyetujui, dia menatap intens ekspresi yang di perlihatkan oleh Jendra. Tidak sedikit pun dia melewatkan nya.

" Bener, itung-itung nambah kenalan."

" Tuh, Licia aja setuju. Boleh lah Jen, sekali aja. " Melas Keira.

Rasa-rasa nya Alicia geli karena jelas tau mereka bukan sepupu, tapi sepasang kekasih. Dan jelas Jendra tidak akan mau.

" Iya ntar, dia sering ngga ada di sini." Balas nya terlihat enggan. Namun karena malas mendengar rengekan Keira dia terpaksa mengiyakan supaya cepat.

" Nah gitu dong !! Baru bestie kalo kaya gitu, ntar gue traktir kopi balik sekolah." Seru Keira semangat.

" Ada maunya baru manis !" Decih Jendra, Keira hanya mengedik acuh dan memasang wajah tanpa dosa mendengar hal yang di katakan oleh pemuda itu.

" Ngapain juga ngasih cuma-cuma."

" Sianjir."

-_

Penyesalan & Kesempatan kedua ( On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang