DEVIL'S OBSESSION | 13

117 10 0
                                    

🍑🍑🍑

"LEPAS! SAKIT DEVAN!!" Jerit Karin tak henti-henti, dia terus ditarik oleh Devan menuju sebuah ruangan yang merupakan kamar lain, seperti kamar tamu lebih tepatnya.

Tetapi sedikit berbeda, kamar ini memiliki kesan yang elegan dan mewah. Entah apakah ini benar-benar kamar tamu atau mereka memang menyediakan kamar untuk Karin sejak lama? Mungkin Devan yang menginginkannya, kita tidak tahu itu.

BUGH

Karin terlambat diatas ranjang dengan keras, membuatnya meringis keras. Sementara Devan hanya memandang nya dengan tatapan dinginnya, dia tidak melakukan apa-apa lagi setelah melempar gadis itu.

"Istirahat, jangan membantah perintah ku" ucap laki-laki itu kemudian berbalik badan membelakangi Karin.

"Pergi sana! Pergi!! Aku benci kau!!" balas Karin dengan suara khasnya, dia memandang kesal juga jengkel pada Devan yang berbuat seenaknya pada dirinya. "Dia pikir aku akan diam seperti gadis bodoh dan polos? Oh tentu saja tidak, aku memiliki banyak cara untuk keluar dari sini! Tunggu saja.." ucapnya dengan sangat yakin pada dirinya dan hatinya.

Tidak berjanji, tetapi Karin pastikan dia bisa keluar dan pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan Devan dan juga lainnya. Tapi dia berharap dia masih tetap hidup selama disini, bagaimanapun Karin tidak ingin terus-terusan berada di hidup Devan.

..

"Aku bertanya sekali lagi padamu, tolong.. Apakah kau benar-benar mencintainya?" tanya seorang wanita yang tak lain adalah Nadia, wanita itu kini duduk berhadapan dengan Devan yang tengah meredahkan amarahnya.

Devan melirik, tangannya mengepal tetapi dia berusaha menenangkan dirinya. "Devan.. Dia juga memiliki perasaan, dia tidak bisa dengan cepat mencintaimu.. Jangan desak dia, jangan mengurungnya.. Dia butuh kebebasan, itu akan membuatnya lebih bahagia" lanjut Nadia sambil menatap satu Devan.

"Dia milikku, aku mencintainya" sahut Devan dengan cepat tanpa melirik Nadia, laki-laki itu langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan wanita itu yang menghela napas panjang melihat tingkah Devan yang semakin tak karuan.

Nadia menunduk perlahan sambil bernapas panjang dengan lesu, "Terserah, aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika dia tetap seperti itu. Antara hidup dan mati aku hanya akan diam" ucap wanita itu kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

Disisi lain. Karin yang awalnya diselimuti kebingungan dan ketakutan, kini gadis itu malah menilai besar dan mewahnya kamar yang kini ia tempati. Mulai dari kamar mandi yang memiliki bak mandi yang mewah, sampai lemari besar dan tinggi.

Karin tak henti-hentinya menghela napas kasar dan kagum pada kamar ini, mengapa bisa dia ditempatkan di kamar se bangsawan ini. "Aku benar-benar menjadi seorang Ratu" ucap gadis itu dengan bermacam haluannya.

Kemudian dia berjalan mendekati sebuah cermin besar, dia menatap dirinya di pantulan kaca tersebut dengan ekspresi wajah datar. Lalu tak lama kemudian, gadis itu termenung dia menunduk dan berjalan mundur kearah ranjang.

Tiba-tiba saja dia termenung seperti itu. "Ibu.. Bagaimana caranya aku keluar dari sini.." gumamnya, perlahan tetesan air matanya mulai jatuh pelan-pelan. Gadis itu beranjak dari atas ranjangnya, dia berada di tengah-tengah benda lembut itu.

Menekuk lututnya dan mulai menangis tanpa bersuara, sangat sakit benar-benar sakit. "Apa aku akan disini selamanya? Tidak.. Aku tidak ingin itu" lanjutnya.

Saat di tengah keheningan, Karin meluapkan kesedihannya yang masih di selimuti oleh kebingungan juga ketakutan. Ditempat asing ini, bagaimana bisa dia mencari cara untuk keluar dari sini. Sedangkan rumah ini jauh dari pemukiman rumah-rumah orang-orang.

𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋'𝐒 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang