🍑🍑🍑
"Kita sudah sampai nona" ucap laki-laki yang tengah menyupir.
Karin langsung memajukan tubuhnya, yang pertama dia lihat adalah adanya suatu bangunan rumah yang besar dan mewah, memiliki desain yang cukup bangsawan. Gadis itu yakin pasti ini adalah rumah Marcell.
Keluarlah Karin dari mobil, dituntun untuk masuk kedalam rumah besar itu. Mata Karin selalu tertuju pada setiap tanaman yang tertata rapi disetiap sisi dan sudutnya.
Ceklek
Terbukalah pintu itu. Karin langsung tercengang melihat isinya, kakinya melangkah masuk dia tidak peduli dengan mewahnya barang-barang disini. Dia hanya ingin melihat Marcell berada.
"Eum, dimana Marcell?" tanya Karin masih berusaha mencari keberadaannya.
Tiba-tiba orang-orang bawahan Marcell menghilang begitu saja, Karin berputar-putar mencari keberadaan mereka. Dia dibuat takut, dia takut ini adalah rancangan dari Devan.
"K-Kumohon.. Jangan seperti ini.. Kumohon.. Hiks.." Karin berjongkok, dia mulai menangis. Rasa takutnya kembali datang, dia takut sekarang. Sendirian disini.
"Karin"
Deg
Karin mendongak, menoleh ke balakang. Katanya melotot sempurna saat melihat seseorang berdiri dibelakangnya dengan senyumannya yang manis. Karin mengusap air matanya, segera berdiri.
"Marcell!" gadis itu berjalan mendekati laki-laki yang dia panggil itu. Dan langsung memeluknya dengan erat. "I miss you.."
"I miss you too baby" balas Marcell. "Jangan lagi pergi dariku" ucapnya. Karin mengangguk dalam pelukannya, kini gadis itu masih tidak ingin melepas pelukannya.
Maka Marcell mengangkat kedua kaki gadis itu dan dia menggendongnya seperti menggendong anak kecil. Karin memeluk laki-laki itu dengan hangat, dan lembut. Dia memejamkan matanya, harumnya Marcell membuatnya mengantuk.
Terbuka sebuah pintu kamar, merupakan kamar Marcell. Diturunkan Karin diatas ranjangnya dengan perlahan-lahan, gadis itu melepas lingkaran tangannya dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.
"Dia-"
"Shhh" Marcell menaruh satu jarinya di bibir Karin dan menggeleng pelan.
"Aku tahu, dan jangan membahas itu. Kamu harus istirahat sekarang, kamu akan aman disisiku" ucap Marcell sambil tersenyum.
"Marcell, mama sama papa aku gimana? Mereka udah lama nunggu aku, tapi aku gabisa apa-apa sampai lupa sama mereka" akhirnya Karin mengingat keberadaan ibu dan ayahnya di kota ini.
"Setelah semuanya beres, kita akan pergi kerumah ibu dan ayah kami oke? Tenang saja sayang, aku akan membawamu pulang ke sana" ucap Marcell dengan tersenyum. Lalu mengecup bibir mungil Karin.
Karin tersenyum, lalu meraih tangan Marcell. "Aku takut"
"Jangan takut, aku disini. Kamu akan lihat dimana orang waras dan orang tidak waras berkelahi" ucap Marcell sambil terkekeh pelan.
Karin mengerutkan keningnya. "Dia kuat, aku takut dia bawa banyak senjata" khawatir Karin.
Marcell menggeleng tangannya bergerak mengelus tangan Karin yang ia genggam. "Aku lebih kuat darinya, bertemu denganmu kekuatanku bertambah. Jadi jangan pergi dariku, agar kekuatan ku tidak melemah nantinya" jelas Marcell dengan tersenyum.
Karin tersenyum dan mengangguk. Kemudian gadis itu dibantu untuk merebahkan tubuhnya, Marcell menarik selimut nya dan mematikan lampu kamar. "Tidurlah, aku masih memiliki urusan. aku tidak akan keluar, aku akan berada di ruang tengah. Jika kamu terbangun, telepon saja aku okey girl?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐕𝐈𝐋'𝐒 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍
Teen FictionDevan, laki-laki gila akan cinta pada pandangan pertamanya dengan Karin adalah sebuah takdir yang laki-laki itu syukuri. Tetapi tidak pada Karin yang justru mencari cara agar keluar dari hidup dan pergi sejauh-jauhnya dari Devan. Tapi tidak semudah...