Bab 4 Garuda Calling X Ghost Calling

183 24 2
                                    


Bias antara wujud manusia dengan mereka yang tak kasat mata, nyaris sangat sulit dibedakan ketika Nathan tiba di Bandara Internasional Djuanda, Surabaya.

Kilatan blitz kamera ponsel menghunjam iris deragem Nathan disaat pria itu keluar dari pintu kedatangan penumpang internasional.

Sama halnya dengan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, kedatangan Nathan langsung diserbu para fans militannya yang rata-rata masih berusia belasan tahun.

"Nathaaannnn!!!"

"Nathan Aaaa.... Nathannn. Ganteng bangettt. Pengen gue karungin lu!"

"Kumenari-nari karena bahagia, saat kumelihat Nathan Tjoe-A-On tiba. Nathan Tjoe-A-On tiba. Tiba. Tiba. Cintaaa!"

Teriakan histeris gadis-gadis remaja itu membuat pekak kuping sosok hantu yang sedang melayang rendah di samping Nathan.

Katherine menyisir pandangan ke arah gadis-gadis remaja yang membawa buket bunga mawar untuk diberikan pada sosok idolanya.

Pelan, sosok hantu itu menyikut bahu Nathan, bertanya padanya siapakah para gadis yang tengah mengerubungi mereka ini.

Nathan menoleh sekilas ke arah Katherine, sebagai jawaban kalau gadis-gadis di sekeliling mereka ini adalah fansnya.

Tolehan kepala Nathan malah di salah artikan para fans yang mengira pria itu tengah menatap ke arah mereka.

Seketika teriakan kencang para fans Nathan semakin membahana seisi ruang tunggu Bandara, mengalahkan panggilan pemberitahuan keberangkatan pesawat yang tengah disampaikan oleh Petugas Pengumuman Bandara.

"Wah, benar-benar gila. Di Wales kau hanya rakyat jelata. Tapi disini, kau seperti pangeran yang ditunggu kehadirannya oleh rakyat-rakyatmu."

Desisan halus terdengar dari mulut pria itu mendengar ucapan asal Katherine.

"Eh, eh, berani-beraninya. Jaga sopan santunmu, Nona!"

Katherine menghardik salah satu fans Nathan yang beringas menyibak pagar hidup bentukan petugas security Bandara, agar dirinya bisa lebih dekat dengan sosok idolanya.

Gadis itu melingkarkan kedua tangan ke pinggang Nathan sambil mengatakan ia sangat mencintai pria itu, dan ikhlas akan menjadi apa pun asalkan bisa selalu dekat dengan Nathan.

Bibir Katherine mencebir melihat gadis itu merengek manja ketika petugas security mengamankannya ke kantor keamanan, karena dinilai sudah sangat kelewatan mengganggu Nathan yang akan melipir sebentar menuju toilet.

Pria itu pergi ke toilet bukan karena ada panggilan alam. Tetapi, karena ia ingin mengucapkan salam perpisahan pada sosok hantu yang sudah tiga tahun ini tinggal bersamanya.

"Kemarilah, Katherine!" Nathan berucap pelan sembari membentangkan tangan lebar-lebar ketika ia sudah masuk ke salah satu ruang toilet.

Katherine yang masih berada di balik pintu, menembus pintu ruang toilet mendengar namanya di panggil oleh Nathan.

Sosok bergaun kusam itu tertegun melihat Nathan duduk di atas dudukan toilet sembari membentangkan tangan.

"Ada apa, Nethie?"

Nathan tidak menjawab, hanya rentangan tangannya kian melebar menyambut sosok sedingin air sungai yang membeku itu untuk mendekat kepadanya.

"Kau ingin memelukku?"

Rambut pria itu bergoyang pelan ketika ia menganggukkan kepala.

"Memangnya boleh?" Katherine sedikit riskan, takut di balik hoodie keunguannya, Nathan sedang menyembunyikan botol spray berisi air suci untuk disemprotkan ke badannya.

Que sera, seraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang