Bab 8. Jumpa Fans

140 24 1
                                    


Gara-gara kejadian di lift tadi, Nathan sampai kehilangan fokus mengitari tiang stick base untuk berlatih lari zig-zag di hari pertama Training Camp bersama para Punggawa Timnas Indonesia.

Tiang berwarna kuning itu terpelanting jauh mengenai seorang ofisial Timnas hingga memancing gelak tawa para pemain serta staf pelatih.

"Maaf."

Nathan menangkupkan kedua tangan ke dada, meminta maaf pada seorang ofisial berbadan kurus yang sudah menjadi sasaran tiang stick base akibat kelalaiannya.

"Tidak apa-apa, Nath!" Ofisial itu membalas permintaan maaf Nathan dengan acungan jempol.

Melihat respons pria itu, Nathan bergegas balik arah ke dalam barisan para pemain, menunggu antrean melakukan latihan loncatan tinggi yang dipimpin asisten pelatih Jo-Byong-Guk.

"Kau kenapa, bro? Masih jetlag, ya?" Rafael menepuk pelan tengkuk leher Nathan saat pria itu sudah kembali ke dalam barisan.

Nathan menggelengkan kepala. Menurunkan celana latihan hingga setinggi lutut. Agar paha kekarnya tidak terekspos kamera-kamera para wartawan.

Dalam persiapan pertandingan persahabatan ini, Timnas Indonesia melakukan Training Camp di lapangan ABC, masih di sekitaran kawasan Stadion Gelora Bung Tomo.

Sama halnya dengan di Jakarta, para wartawan selalu hadir meliput kegiatan TC para Punggawa Timnas untuk bahan dokumentasi, sekaligus bahan konten di instagram mereka.

Kejadian saat Nathan menabrak tiang stick base tadi bakal menjadi headline menarik untuk menaikkan viewers penonton di instagram maupun youtube para akun wartawan.

Yah, beginilah resikonya menjadi seorang atlet yang menyambi menjadi tokoh viral, mengalahkan Youtuber nomor 1 di Indonesia, Atta Halilintar. Hingga mengalihkan hati para K-Popers dari segala hal berbau ke korea-koreaan, menjadi mendadak fans Timnas.

Dan sepertinya, fans dadakan tidak hanya datang dari kalangan fans K-Pop maupun para ibu muda, hantu dari Belanda pun tak mau kalah menyoraki Para Punggawa Timnas dari bangku penonton.

"Semangat, Jayyy!!!"

Jay Idzes pembenaran tatanan rambut klimisnya yang sedikit berantakan seusai ia menyundul bola.

Pemain berpostur tubuh tinggi-besar itu menyemangati teman-temannya agar lebih serius menjalani latihan di hari pertama.

"Kenapa kau menguap terus, Nathie. Ayo lebih serius lagi latihannya!" Katherine berdiri di tepi lapangan, bersisian dengan pelatih Timnas Indonesia Shin-Tae-Yong, dan penerjemah Bahasa Korea Jeong Seok-seo.

Hantu itu meniru cara Pelatih Timnas Indonesia memberikan instruksi pada para pemain dengan menggerakkan-gerakan tangan ke udara, serta berteriak kencang.

Sejujurnya, kuping Nathan sangat pekak mendengar hantu itu berteriak-teriak meniru cara berbicara Shin-Tae-Yong. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak mungkin juga dirinya menegur ulah Katherine di hadapan para Punggawa Timnas, staf pelatih serta ofisial pemain.

Teriakan Katherine baru mulai mereda ketika matanya terpaku menatap ketampanan Punggawa Timnas yang sedang melepas baju disaat jeda latihan.

"Wowww!" Katherine berjingkrak kegirangan melihat pahatan otot perut Elkan Baggott saat dirinya mengambil sodoran air dari oficial pemain.

"Oh, Tuhan. Nikmat mana lagi yang kau dustakan untuk hambamu ini." Hantu itu menggeleng-gelengkan kepala ketika Elkan membasahi permukaan wajahnya dengan air mineral.

Que sera, seraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang