Bab 14. Hantu-Hantu yang Tersesat

84 12 5
                                    


Meninggalkan Risa yang terkapar sekarat di lantai lift,tubuh tak bermassa Hendrick selintas kecepatan cahaya menerobos badan pararemaja tanggung di tengah kerumunan banyak orang.

"Risa..."

"Kamu dimana Risa?"

Hendrick celingukan mencari sumber suara rintihan Risa yangmenggema nyaring di telinganya.

Sosok itu menyibak tubuh para gadis  bertubuh mungil untuk mencari teman manusianyaitu.

Satu-persatu wajah para remaja tanggung ia tatap lamat-lamatdemi menemukan sosok Risa.

"Risa... Kamu kah itu, Risa?"

Beranjak dari para remaja bertubuh mungil, sosok Hendrickberalih ke arah kerumunan remaja lelaki yang tengah berjoget lincah mendengardendangan lagu dari Band Koplo ternama asal Jogjakarta, NDX.

Opo koyo ngene

Susahe wong kere

Ameh nyanding tresno

Kalah karo bodo

Tubuh transparan Hendrick terdesak di tengah-tengahkerumunan remaja lelaki  yang berteriaklantang menyanyikan lagu band koplo tersebut.

Para remaja lelaki membuat barisan melingkar saat sang Vokalismenyerukan suara "Hoa,Hoe" untuk menghibur penonton. Tangan mereka salingbertaut ke pundak teman di sebelahnya. Kaki mengentak berirama, seirama tepukanalat musik kendang yang dimainkan penggenang.

"Risa... Kamu dimana, Risa?" Hendrick masih berupaya mencarikeberadaan Risa di tengah kemeriahan acara pesta itu.

Kepala sang hantu tertoleh ke kiri dan kanan, berharap Risa jugaberada di tempat ini.

Namun, sosok hantu itu tidak kunjung juga menemukan petunjukkeberadaan Risa diantara kerumunan para remaja itu.

Hendrick bergegas keluar dari kerumunan para remaja. Tidakada. Sosok Risa tidak ditemukan Hendrick di dalam kemeriahan acara pesta ini. Iaharus segera mencari Risa di tempat lain. Di mana saja. Meskipun harusmengitari seluruh area Surabaya. Hendrick harus menepati janjinya kepada kedua orangtua Risa untuk menolong gadis itu ketika dirinya berada dalam bahaya.

***

"H... H... Hendrick...."

Suara Risa kian melemah karena kehabisan tenaga.

Di samping Risa, Nathan sudah sejak lama  tidak sadarkan diri setelah mendapat seranganbrutal dari makhluk mengerikan itu. Tubuh bongsor itu jatuh rebah-jempah kelantai lift, membatu, entah sekedar pingsan semata, sekarat, atau bisa jadi...Lebih dulu berpulang mendahului Risa.

"H.. H... Hendrick Tt... T... Tolong...." dengan sia-siatenaga yang dimilikinya, Risa masih berupaya memanggil sosok sahabat hantunyauntuk meminta pertolongan.

Sosok hantu lain, yang sempat terlihat mata batin Risa diruangan lift ini, tiba-tiba saja menghilang dari pandangan setelah menyaksikanNathan diserang habis-habisan oleh makhluk berbulu lebat.

Sosok yang dimaksud oleh Risa itu ialah Katherine. Hantu itulebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri ketimbang menolong teman manusianyaitu.

Katherine tahu diri, dirinya tak akan sanggup mengalahkankekuatan makhluk berbulu lebat. Jangankan mengalahkan makhluk itu, sekedarberhadapan dengan hantu berbungkus seperti permen saja, pocong, Katherine sudahkalah telak saat sosok menjijikkan itu meludahkan cairan hijau ke arahnya.

"H... H... Hendrick...."

"Kau belum mati juga ternyata, Risa!" Mendengar Risaterus-menerus memanggil nama seseorang di tengah kondisinya yang sekarat, sosokberbulu lebat kembali akan merengkuh leher Risa untuk membunuhnya.

Que sera, seraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang