Saatnya ku pergi,
Jangan ditangisi.
Tak perlu coba memahami,
Mungkin aku takkan pernah kembali.Perjalanan kita begitu rumit,
Seakan-akan tertoreh dalam takdir yang sakit.
Hari-hari yang kita langkahi penuh kerikil,
Membuat genggaman terlepas, berakhir kandas.Sempat kupikir, bahwa engkau jawaban dari doaku,
Bahagiamu menjadi harapanku.
Candamu menjadi tawaku,
Namun ternyata, kamu si paling moral abu-abu.Kusadari, aku salah,
Kita hanya dipertemukan, bukan tuk dipersatukan.
Kita mengenal, juga bukan untuk memetik perasaan,
Kita bersama, bukan untuk selamanya.Terkadang aku bertanya,
Kapan takdir, memberikan celah untuk berhenti permainkan kita.
Sedikit lagi, kita mencengkeram penghujung bahagia,
Kandasnya, tetap berakhir ribuan luka.Kini ku pasrah,
Diksiku semakin ringkih, karena tak kunjung pulih.
Tak apa-apa, semua akan ada akhirnya,
Kisah tentang aku, kamu, kita, dan bahagia walau tak bisa bersama.Oleh : Riski Mahfud
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK TUJU (ON GOING)
PoetrySebuah jalan tak tak menentu akankah berakhir semu? Dalam perjalanan hidup, kita semua menelusuri arah, sebuah titik tuju yang membubuhkan makna pada langkah-langkah. Melalui bait-bait puitis yang menggugah, penulis menggambarkan berbagai emosi dan...