Lukaku tak jua mereda,
Sakit kian mendera tanpa ampun.
Saat ku berkaca, bayangku tak lagi tersenyum,
Ternyata luka yang kau anggap remeh,
Telah membekukan tawa mereka yang dulu hidup dalam canda.Pundakku kini rapuh, menanggung beban tanpa sandaran,
Air mata pun tak lagi bisa kubendung.
Namun, hingga detik ini, aku masih berpura-pura,
Menyelubungi perih di balik topeng senyum yang fana.Mengapa bahagia seolah tak pernah singgah?
Sakit ini terus merangsek, menyesakkan dada,
Tapi aku tetap berharap—ah, seandainya dia datang.
Meskipun hanya sedetik, walau hanya sekejap,
Itu sudah cukup untuk menyalakan kembali secercah harapan,
Dalam jiwa yang hampir pudar oleh luka yang bisu jua.Oleh : Riski Mahfud
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK TUJU (ON GOING)
PoesiaSebuah jalan tak tak menentu akankah berakhir semu? Dalam perjalanan hidup, kita semua menelusuri arah, sebuah titik tuju yang membubuhkan makna pada langkah-langkah. Melalui bait-bait puitis yang menggugah, penulis menggambarkan berbagai emosi dan...