Apakah masih tersisa cinta di antara abu,
Saat harapanku terbang bersama debu malam?
Kau, yang berselimut dusta tanpa malu,
Tinggalkan diriku dalam perih yang diam.Mentari pulang, namun bayangmu terpatri,
Tak henti-henti menghantui ruang sunyi.
Aku mencari tenang di balik gelisah hari,
Namun nestapa datang bagai angin yang abadi.Hatiku merindu istirahat sejenak,
Menghindar dari badai yang tiada ampun.
Tubuh ini layu, menanti detik tak berserak,
Dihempas oleh rasa yang terus menghimpun.Andai kau tahu, di setiap detak waktu yang genting,
Ku balut retak jiwa dengan senyum yang bisu.
Namun badai di dalam tak pernah berpaling,
Menghujamkan perih di tiap jejak semu.Kini, ku serahkan langkah pada kehampaan,
Terjerat dalam takdir yang salah ku baca.
Diam ku jaga, tenggelam dalam kebekuan,
Hingga bayangmu musnah di titik yang sama.Oleh: Muhammad Khalil
KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK TUJU (ON GOING)
PoesiaSebuah jalan tak tak menentu akankah berakhir semu? Dalam perjalanan hidup, kita semua menelusuri arah, sebuah titik tuju yang membubuhkan makna pada langkah-langkah. Melalui bait-bait puitis yang menggugah, penulis menggambarkan berbagai emosi dan...