07

535 40 0
                                    

Pukul 11: 30 rapat telah usai, kini para tamu pamit satu persatu..

kini teddy tengah membereskan berkas yang di pakai untuk rapat tadi. "widya mana ted?" tanya pakde.

"izin pak, tadi saya suruh Art di sini untuk membawa widya ke kamar tamu buat istirahat" jawab teddy.

"kamu bangunkan widya, kita makan siang bareng"

"siap pak"

teddy pun pamit untuk membangunkan widya.

tok tok tok..

"sayang? buka pintu nya, ini mas"

tok tok tok..

tak ada sahutan dari widya membuat teddy membuka pintunya yang ternyata tak di kunci.

"hm kebiasaan"

teddy pun masuk kamar, dan menutupnya kembali lalu ia pun menghampiri widya.

dengan perlahan teddy pun duduk di panggir kasur dan mengelus rambut widya "sayang~"

"eungh bentar, masih ngantuk"

"tapi udah di tunggu pakde buat makan siang" ucap teddy.

"ugh iya iya" widya pun bangun dan langsung memeluk teddy dengan erat.

"manja banget hm, tadi mas dapet laporan kalau kamu keliling istana"

"hehe iya, maaf ya mas tadi hp aku di silent jadinya ga tau kalau kamu telpon dan chating aku"

"hm ya udah yuk, udah di tunggu pakde"

"masih lemes, gendong" dengan manja widya pun memintanya.

"serius?"

"iyaa, mata aku masih nempel nih belum mau kebuka hehe" ucapku sambil pura-pura memejamkan mata.

lalu teddy pun menggendong widya di depannya seperti koala dan widya pun menyembunyikan wajah nya di leher teddy.

"jangan di cium cium, mas bau keringat sayang"

"ish apaan wangi kayak gini, aku jadi curiga sama kamu deh mas"

"apa?"

"kamu pake parfum sebotol ya?!" tuduh widya.

"ya nggak dong, masa iya mas pake sebotol" teddy pun menggelengkan kepalanya ketika menjawab pertanyaan widya.

"eh? kenapa di gendong?" tanya pakde ketika aku dan mas teddy sudah sampai di meja makan.

"biasalah lagi manja" sahut aji.

"ish mas aji, orang aku masih lemes banget baru bangun" sahutku ketika turun dari gendongan mas teddy.

cup!

aku mengecup bibir mas teddy, lalu tanpa peduli ada pakde aku pun langsung duduk di kursi.

"makasih mas"

"astaga ga lihat, masih kecil" ledek mas nino.

"haduh, kamu ini widya" ucap pakde sambil tertawa.

mas teddy? ia menahan malu di hadapan rekan rekannya terutama pakde.

"duduk ted, gapapa saya ga lihat kok" ledek pakde sambil tertawa.

"i-iya"

selesai makan siang, aku pun pamit pulang kepada pakde karena sekalian jemput azka pulang.

"pakde, aku pamit ya nanti kapan kapan aku main lagi kesini sekalian ajak azka" ucapku sambil memeluk pakde.

"ya sudah, hati-hati di jalan ya.."

"pamit ya semua" ucapku kepada perintilan pakde.

"okee wid"

-di mobil

di dalam mobil nampak hening karena aku tengah sibuk bermain ponsel.

"sibuk banget, lagi chatting sama siapa?" tanya mas sambil mengintip ke arah ku.

"cie kepo haha" ejekku.

"lagian mas di anggurin gini" ucapnya merajuk.

"ututu bayi besar aku ngambek yah" ledekku sambil tertawa.

"ngga lagi chatting sama cowo kan?" tuduh mas.

"nggak mas, kalau aku chat cowok yang ada di tembak kamu"

"nah bagus kalo kamu tau"

kini aku sudah sampai di sekolah azka dan ternyata bel sekolah baru berbunyi.

para murid berhamburan keluar dari ruangan kelas dan memenuhi pintu gerbang sekolah.

aku yang lihat azka tengah berlari ke arah sini pun langsung mengajak mas untuk keluar dari mobil.

"mas itu azka"

"sayang jangan lari" ucapku.

"MAMAH, PAPAH" ucap azka dengan bahagia sambil membawa sebuah piagam juga piala di tangannya.

"hah ya ampun anak papah menang ya?"

"iya pah, aku menang dan kata bu guru nanti aku bakal ikut lomba Se Jabodetabek" jawab azka.

"ya udah yuk masuk mobil" ajakku.

kami pun sudah masuk mobil dengan azka yang duduk di kursi belakang.

selama perjalanan pulang azka dengan antusias menceritakan kejadian tentang lombanya di sekolah.

"bangga deh papah sama kamu" ucap mas

"makasih pah, berkat papah juga udah anjarin aku main piano" ucap azka

"karena anak mamah udah menang, kamu mau minta sesuatu ga? biar sekalian jadi hadiah buat kamu" ucapku sambil menoleh ke kursi belakang.

"aku mau papah sama mamah bahagia juga calon adik azka, pokoknya azka cuman mau itu aja" jawaban azka membuat aku juga mas teddy tertegun.

"iya sayang itu sudah pasti, bahagia selalu ya nak" ucap mas sambil melirik dari arah kaca.

tak terasa kini sudah sampai di rumah, dan mas teddy pamit pergi lagi karena jam makan siang sudah habis.

"azka, papah balik lagi ke istana kamu baik-baik di rumah ya dan jangan buat mamah marah okey" ucap mas

"iya pah, papah hati-hati di jalan ya" jawab azka.

"mas berangkat sayang" pamit mas sambil mencium kening ku dengan cepat.

"dadah papah" ucapku juga azka ketika melihat mobil mas sudah berlalu.

"ayo, jagoan mamah makan dulu" ucapku mengajaknya untuk masuk

"AYO"

****



































jangan lupa vote & command di bawah!
jadilah readers yang bijak<3

I love Komandan S2-♡♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang