Part 5

48 27 18
                                    

Halo, yuk lanjut, yuk.

[Jangan lupa follow, vote, komen, and share cerita ini, ya]

Add ke perpustakaan mu untuk infomasi update

Selamat Membaca

Kalo ada typo, tolong tandain, ya. terima kasih ....

----

Aku membawa pandanganku ke arah taman sekolah. Aurora masih belum terlihat. Sesuai janji yang telah dibuat, dia memintaku untuk menemuinya di sana, tetapi si pembuat janji malah tidak ada. Aku melirik jam di layar ponsel. Sudah sepuluh menit dari waktu yang dijadwalkan. Aku pikir, aku yang terlambat. Ternyata tidak, dia bahkan yang belum muncul. Itu artinya aku yang pantas mengomelinya kali ini. Benar begitu, bukan?

Aku mengayunkan kakiku menuju taman, duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Hanya seorang diri, menunggunya sambil mengotak-atik ponsel, akan mengiriminya pesan agar dapat mengomeli perempuan itu. Namun, setelah data internet di ponselku menyala, rupanya pesan beruntun darinya telah menyerang lebih dulu. Dugaanku salah. Dia tidak terlambat, tetapi sudah menungguku di kelas karena aku terlalu lama tiba. Makanya, Anta, kalo berharap jangan yang buruk-buruk, kena sendiri'kan, lo, jadinya.

Aurora Sialani:

Kamu di mana, sih? Kok belum dateng juga?

Kamu kelamaan. Aku tunggu kamu di kelas.

Antariksa, kamu di mana? Kenapa lama banget? 'Kan, udah aku bangunin pagi-pagi, kok masih telat, sih?

Anta, kenapa nggak aktif, sih? Kalo kamu kenapa-kenapa di jalan, aku nggak mau, ya, disalahin Gara.

Antariksa, hidupkan datanya! Bales chat  Aku!

Aku menghela napas berat. Tidak hanya pesan via Whatsapp, perempuan itu juga mengirimiku pesan melalui SMS, bahkan menghubungi nomor teleponku puluhan kali. Fiks, ketika aku muncul dihadapannya, dia pasti akan langsung memberiku siraman rohani penambah porsi kuat mental.

Tak ingin dia berpikir lebih jauh. Nanti malah dikiranya gue kecelakaan beneran karena beli bubur. Aku segera memberikan balasan terhadap semua pesannya. Namun, baru selesai mengetik satu kata, pesan terbaru darinya muncul.

Aurora Sialani:

Kenapa baru aktif? Kamu sekarang di mana?

Aku segera menyelesaikan ketikan balasan untuknya. Semakin cepat, semakin bisa mengurangi kesialanku hari ini.

Antariksa Albara:

Gue udah di taman, tapi elo nggak ada. Gue kira lo telat, jadi gue ceritanya mau nunggu lo di sini.

Betul begitu bukan yang aku pikirkan tadi? Bener dong. Hh! Ya tidak mungkin juga kukatakan jika aku tadi berniat mengomelinya, kan?!

Aurora Sialani:

Seumur hidup, aku belum pernah telat, Antariksa!

Iya, Nyai. Saya tahu anda adalah orang paling tepat waktu di dunia. Tapi nggak usah pamer juga, keles!

Aurora Sialani:

Yaudah, buruan ke kelas! Kenapa malah masih duduk santai di sana?!

Loh, kok, bisa tau? Cenayang, nih, cewek? batinku heran.

Aku menyapu pandanganku ke segala arah untuk mencari keberadaannya. Hingga satu pesan darinya kembali masuk.

Stuck in Own Plans [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang