Part 17

28 18 8
                                    

Hello, galaunya udah selesai belum? Kita mau lanjut, nih.

Sebelum itu, follow dulu, ya. Masa suka ceritanya tapi yang tulis nggak di sukai. Sedih aku, tuh.

Sekalian, bagiin cerita ini ke temen-temen kalian, yok!

Yaudah, deh, lanjut dulu.

Selamat Membaca

----

Ya, Tuhan!

Kakiku tak kuat melangkah. Semua kacau dalam semalam.

Pikirku semalam, semua yang kutakutan tidak akan terjadi.

Harapku setelah memutuskan untuk keluar kamar, dengan bersandiwara, semua akan sesuai dengan yang aku inginkan.

Aku salah. Semua menjadi tak terkendalikan olehku.

Aku harus bagaimana? Apa yang harus aku lakukan?

Jatungku berdetak lebih kencang. Sama seperti halnya setelah berlari sejauh puluhan meter. Namun, ini lebih mendebarkan. Haruskah aku berangkat sekolah dan membiarkan Ayah dan Bunda berada dalam keadaan saling dia seperti ini?

Ah, kepalaku ingin pecah rasanya. Harusnya aku pergi saja dari sini. Benar apa yang Kak Gara katakan. Nggak seharusnya gue egois pada orang yang sejatinya bukan milik gue.

Semua punya Kak Gara. Sedangkan aku, selain tubuh ini, tidak ada yang kumiliki lagi.

Aku pergi berangkat sekolah tanpa berpamitan. Bukan aku ingin bersikap tidak sopan, hanya saja aku tidak berani membuka suara. Semua ketegangan ini disebabkan olehku.

Setelah berhasil keluar dari dalam rumah, aku menuju garasi untuk menenteng motorku ke gerbang menghampiri Pak Indra. Setibanya di sana aku menyapanya untuk meminta pak Indra mengawasi Ayah dan Bunda, takut saja nanti tiba-tiba bertengkar. Setelah itu, Aku beranjak pergi berangkat sekolah.

----

Hari ini kegiatan event ada bazar antar kelas. Berbagai makanan ringan dan kerajinan dipamerkan. Semua mengikuti kegiatan dengan antusias, teriakan para anak-anak mempromosikan dagangan mereka bersahutan dari pangkal hingga ujung. Persis sekali dengan pasar malam yang biasa kudatangi bersama Andra ketika libur panjang sekolah kemarin, tentu dengan teman-teman yang lain juga.

Di tengah keriuhan ini, tidak membuatku ikut merasa senang. Pikiranku masih berputar di kejadian pagi tadi. Dalam diam aku hanya menatap kosong gerombolan teman-teman dari kelas 10 hingga kelas 12 yang mendatangai stand satu persatu. Sampai pada akhirnya datang sebuah tepukan di pundak yang membuatku terperanjat kaget. Aku dengan sigap menoleh ke belakang dan mendapati Kak Deo---teman Kak Gara---berdiri menatapku.

"Kenapa, Kak?" tanyaku sedikit memperkeras suara karena bisiknya keadaan sekitar.

"Lo di suruh Gara ke kelasnya!" ungkap Kak Deo mengikuti nada bicaraku.

"Kak Gara? Ke kelasnya?" ulangku membuat Kak Deo mengangguk.

"Yaudah, ya, itu doang yang mau gue sampein. Gue tinggal, ya, mau ke sana," ujarnya seraya menunjuk salah satu stand yang kukira itu milik kelasnya, XII.2 yang juga merupakan kelas Kak Gara.

Tidak menunggu waktu lama, Aku segera menghampiri Kak Gara di lantai tiga dengan menaiki tangga yang ada di sudut gedung A dan B. Setibanya di sana, tidak ada seorangpun yang kutemui di sana. Pikirku Kak Gara tidak ada, ternyata kakakku itu kemudian muncul setelah aku masuk ke kelas itu kian dalam.

Kak Gara menutup pintu seolah sedang berjaga-jaga jika ada yang datang. Aku menatapnya dengan pandangan heran, meskipun begitu tetap berprasangka baik walaupun perasaanku tidak enak. Aku ingin menyapanya, tetapi Kak Gara sudah bersuara mendahuluiku.

"Nggak perlu banyak basa-basi, gue minta lo untuk segera angkat kaki dari rumah gue!"

Bak tersambar petir di siang bolong, apa yang aku takutkan sejak kemarin akhirnya terjadi juga.

"Kak Gara bisa suruh gue ngelakuin apa aja asal jangan usir gue, Kak!" pintaku memohon.

"Kayak lo diem-diem jadi babu Aurora yang katanya demi gue, begitu?" sahut Kak Gara membuatku terdiam, "terus, setelah apa yang lo lakuin, apa hasilnya buat gue, Anta? Nggak ada!" lanjutnya menegaskan.

Aku menatap Kak Gara penuh harap. "gue bisa suruh Rora untuk terima Kak Gara!" ucapku pasti.

"Gue rasa nggak usah karena Aurora bilang ke gue siapa yang dia suka."

***

Sebagian Part dihapus

Stuck in Own Plans sudah bisa dipesan di shopee melalui link tertera di bio Instagram akun @niarvaza

Stuck in Own Plans [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang